Bencana Banjir
Pencarian Korban Hilang Dampak Banjir Lahar Dingin di Sumatera Barat Terkendala Cuaca dan Material
Masih seringnya turun hujan dan tebalnya material sisa banjir bandang menjadi kendala dalam proses pencarian korban.
POS-KUPANG.COM, AGAM - Tim SAR gabungan kembali melanjutkan pencarian 20 korban hilang dalam bencana banjir bandang atau galodo di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat. Masih seringnya turun hujan dan banyaknya material sisa banjir menjadi kendala operasi pencarian.
Diberitakan sebelumnya, banjir bandang dan longsor melanda sejumlah wilayah di Sumbar seusai hujan deras pada Sabtu dan Minggu (11-12/5/2024), antara lain, di Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Padang Pariaman, Kota Padang Panjang, dan Kota Padang. Banjir bandang terparah terjadi di Agam dan Tanah Datar, Sabtu malam. Banjir bandang di dua kabupaten itu dan sekitarnya terutama dipicu banjir lahar hujan dari material erupsi Gunung Marapi.
Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Kelas A Padang Hendri, Rabu (15/5/2024), mengatakan, pihaknya menurunkan beberapa sektor tim SAR gabungan untuk mencari korban yang belum ditemukan.
”Dua sektor diturunkan di Agam dan empat sektor di Tanah Datar. Satu sektor juga diturunkan di daerah aliran Sungai/Batang Anai, Padang Pariaman,” kata Hendri.

Tim gabungan juga menurunkan kamera drone thermal untuk menilai (assessment) lokasi pencarian. Tujuannya agar tim pencari di lapangan aman dalam melakukan pencarian korban.
”Sekarang kami juga dibantu Polda Sumbar yang menurunkan dua K-9 atau anjing pelacak,” ujarnya.
Data Kantor SAR Kelas A Padang menyebutkan, jumlah korban meninggal akibat bencana di Sumbar hingga Selasa (14/5/2024) malam sebanyak 52 orang. Rinciannya, di Agam sebanyak 22 orang, Tanah Datar 24 orang, Padang Pariaman 2 orang, Padang Panjang 2 orang, Padang 2 orang, dan 3 lainnya belum teridentifikasi.
”Data sementara, ada 20 korban yang masih dicari (sebagian besar di Tanah Datar). Sejauh ini, kendala di lapangan, cuaca saat pencarian sering tiba-tiba hujan. Juga tingginya lumpur dan material yang dibawa banjir bandang,” ujar Hendri.
Potensi bencana susulan
Secara terpisah, Ketua Tim Tanggap Darurat Letusan Gunung Marapi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Ahmad Basuki mengatakan, potensi terjadinya banjir lahar Gunung Marapi masih tinggi.
Gunung api berstatus Level III atau Siaga ini masih sering mengembuskan abu sehingga deposit material abu masih ada dan bertambah di areal puncak. Hujan ekstrem yang kerap terjadi juga membuat potensi banjir lahar dingin tinggi.
”Selama masih hujan deras dan letusan serta embusan di Gunung Marapi masih terjadi, potensi bencana masih tinggi,” katanya.
Ahmad Basuki melanjutkan, masyarakat di sekitar aliran sungai yang berhulu ke Gunung Marapi mesti mewaspadai potensi banjir lahar ketika terjadi hujan deras di daerah hulu, terutama di aliran sungai yang mengarah lokasi bencana sebelumnya di Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang, Agam, dan sekitar Batusangkar, Tanah Datar.
”Kami lihat dari segi morfologinya, yang patut diwaspadai yang ke arah Bukit Batabuah dan Batusangkar. Secara morfologinya, celah bukaan kawahnya ke dua arah itu yang sangat dominan,” ujarnya.
(kompas.id)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.