Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Senin 13 Mei 2024, Kuatkanlah Hatimu

merasa Tuhan sudah menjauh dan meninggalkan kita, seolah-olah kita berjuang sendiri, menjerit sendiri, tanpa tumpuan

Editor: Rosalina Woso
Dok. POS-KUPANG.COM
RP. John Lewar SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik Senin 13 Mei 2024 dengan judul Kuatkanlah Hatimu. 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Senin 13 Mei 2024 dengan judul Kuatkanlah Hatimu.

Renungan Harian Katolik Senin 13 Mei 2024 dengan judul Kuatkanlah Hatimu ditulis oleh Pastor John Lewar, SVD dan mengacu dalam Bacaan Kisah Rasul 19:1-8, Mazmur 68:2-3.4-5ac.6-7ab dan Injil: Yohanes 16:29-33.

Suara pagi dari Biara Soverdi St.Yosef Freinademetz STM Nenuk Atambua,  Senin, 13 Mei 2024 Hari Biasa Pekan Paskah VII Santa Perawan Maria dr Fatima

Lectio:
Kisah Rasul 19:1-8
Mazmur 68:2-3.4-5ac.6-7ab
Yohanes 16:29-33
Kuatkanlah hatimu

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 12 Mei 2024, Kenaikan Yesus dan Perutusan Gereja Di Era Digital

Meditatio:
Setiap orang tidak pernah luput dari kesulitan dan derita. Di mana-mana ada banyak orang kehilangan pekerjaan, usaha menjadi bangkrut, sakit berkepanjangan, bahkan kehilangan orang yang sangat dicintainya. Dan masih banyak kesulitan lainnya. Menghadapi situasi sulit seperti ini, ada rasa takut, cemas bahkan putus asa.

Bisa jadi iman kita bahkan sampai goyah karena merasa Tuhan sudah menjauh dan meninggalkan kita, seolah-olah kita berjuang sendiri, menjerit sendiri, tanpa tumpuan dan harapan. Sulit rasanya untuk berdoa kepada Tuhan. Kita lalu sibuk mengandalkan diri kita sendiri sampai pada titik akhir.

“Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia,” demikian sabda Yesus kepada para muridNya.

Yesus mengetahui bahwa murid-murid-Nya akan terus mengalami pencobaan, penganiayaan dan penderitaan. Sebagai manusia lemah yang masih berada di dunia ini, mereka akan senantiasa berhadapan dengan banyak kesulitan. Para murid yang diberi tugas untuk mewartakan ajaran Yesus akan mengalami tantangan.

Yesus ingin mengatakan bahwa tidak ada jalan mulus atau instan untuk menjadi murid-Nya. Berbagai kesulitan dan penderitaan pasti akan dialami oleh setiap murid Tuhan. Oleh karena itu, Ia meneguhkan mereka dengan menunjukkan pada kesudahan akhir yang pasti, yaitu harapan atas dasar iman.

Di tengah segala kesulitan hidup sebagai murid Tuhan, iman akan Tuhan dan harapan akan penyertaan-Nya sangat penting. Kesulitan harus dihadapi dengan bersandar pada kekuatan Tuhan sendiri. Kita membangun kekuatan atas dasar harapan.

Keputusasaan tidak akan membuat hidup kita bertumbuh. Justru harapan sering kali dimunculkan
saat kita menghadapi badai kehidupan. Dengan berpegang pada harapan, kita mempunyai senjata ampuh untuk bangkit dari keterpurukan hidup.

Harapan mendorong kita untuk semakin beriman kepada Tuhan. Mengapa kita harus berharap? Sebab, Yesus telah mengalahkan dunia. Kesulitan dan penderitaan sebagai murid Tuhan tidak akan melampaui kemampuan kita. Yesus telah menjadi pribadi yang mengalahkan itu semua.

Ia menunjukkan bagaimana berharap di saat mengalami kesulitan sebagai hamba yang menderita. Berkat ketaatan-Nya dan relasi-Nya yang erat dengan Bapa, Yesus mampu mengalahkan maut. Yesus menghendaki agar kita juga seperti diri-Nya, yaitu memiliki hati yang penuh dengan harapan.

Hati yang penuh harapan adalah hati yang dengan sendirinya memiliki kekuatan. Dengan berharap, kita menguatkan hati kita supaya tidak jatuh pada sikap meninggalkan Tuhan atau bahkan menyalahkan Dia atas segala penderitaan yang kita alami.

Sekalipun mengalami penganiayaan, hati kita akan dikuatkan jikalau kita bertekun dalam pengharapan akan hal-hal yang tidak kelihatan. Dengan berharap, kita sepenuhnya menyerahkan seluruh pergulatan hidup kita pada penyelenggaraan Tuhan. Tuhan akan membimbing langkah hidup kita semua yang percaya sepenuhnya pada bimbingan-Nya.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved