Erupsi Gunung Lewotolok

Gempa Vulkanik Gunung Ile Lewotolok di Lembata NTT Meningkat Signifikan

Gempa vulkanik Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur ( NTT ) mengalami peningkatan signifikan di awal Mei 2024.

Editor: Alfons Nedabang
ANTARA/HO
Visual Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis 9 Mei 2024. 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Gempa vulkanik Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur ( NTT ) mengalami peningkatan signifikan di awal Mei 2024.

Pada periode pengamatan 1-7 Mei 2024, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat, terjadi 220 kali gempa Vulkanik Dangkal dan 153 kali gempa Vulkanik Dalam.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Hendra Gunawan mengatakan, "Secara umum jumlah gempa menunjukkan penurunan, kecuali gempa-gempa Vulkanik Dangkal dan Dalam yang meningkat signifikan."

Dalam keterangan resmi yang diterima di Kupang, Kamis 9 Mei, menurut Hendra Gunawan, jumlah ini mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan periode pengamatan satu minggu sebelumnya yakni 23-30 April 2024.

Pada periode lalu, jumlah gempa Vulkanik Dangkal sebanyak 22 kali, sedangkan gempa Vulkanik Dalam sebanyak 90 kali.

Menurut Hendra Gunawan, gempa Vulkanik Dangkal dan Dalam dengan peningkatan cukup signifikan mengindikasikan adanya peningkatan tekanan atau stres cukup signifikan pada tubuh Gunung IIe Lewotolok.

"Berkaitan dengan suplai fluida magmatik dangkal dan dalam," ujarnya.

Selain gempa vulkanik, ia menjelaskan Tremor non Harmonik dan Hybrid juga menunjukkan peningkatan jumlah, serta gempa Hembusan yang masih mendominasi rekaman seismik yang berasosiasi dengan aktivitas magmatik dangkal atau permukaan.

Baca juga: Sejumlah Desa di Ile Ape Masih Dihujani Abu Vulkanik dari Gunung Ile Lewotolok

Baca juga: Gunung Ile Lewotolok di Lembata Meletus 19 Kali Pagi ini

Energi seismik itu cenderung meningkat signifikan bersamaan dengan kenaikan jumlah gempa-gempa Vulkanik Dangkal dan Dalam pada tanggal 3 Mei 2024 hingga saat evaluasi itu dibuat.

"Sampai saat ini erupsi atau letusan eksplosif masih tetap berlangsung dengan jangkauan lontaran lava (pijar) dominan masih di sekitar area kawah, namun dapat juga menjangkau sejauh sekitar 500 meter keluar dari kawah," kata dia menjelaskan.

Dari evaluasi dan analisis itu, Badan Geologi masih mempertahankan tingkat aktivitas Gunung Api Ile Lewotolok pada Level III atau Siaga.

Badan Geologi pun merekomendasikan agar masyarakat di sekitar Gunung Ile Lewotolok maupun pengunjung, pendaki, dan wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius dua km dari pusat aktivitas gunung.

Selanjutnya masyarakat Desa Lamatokan dan Desa Jontona diimbau agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya guguran, longsoran lava, dan awan panas dari bagian timur puncak atau kawah.

"Masyarakat Desa Jontona dan Desa Todonara agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas dalam wilayah sektoral selatan dan tenggara sejauh 3 km dari pusat aktivitas Gunung Ile Lewotolok," ujar Hendra Gunawan. (*)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS


Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved