Wawancara Eksklusif
Wawancara Eksklusif Bacagub NTT Andre Garu: Gagasan NTT Sebagai Provinsi Kepulauan
Andre Garu Bakal mendaftar sebagai bakal Calon Gubernur NTT di tiga partai yakni Gerindra, PKB dan Nasdem.
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Politisi Partai Gerindra Adrianus Garu,SE.,M.Si., alias Andre Garu menyatakan kesiapannya untuk ikut dalam kontestasi Pilgub NTT 2024.
Andre Garu Bakal mendaftar sebagai bakal Calon Gubernur NTT di tiga partai yakni Gerindra, PKB dan Nasdem.
Apa yang membuat mantan senator periode 2014-2019 ini berniat maju dalam Pilgub NTT 2024, berikut wawancara eksklusif bersama jurnalis Pos Kupang Ryan Nong dalam Pos Kupang Podcast, Senin, 6 Mei 2024.
Apa kesibukan anda belakangan ini? Kemarin anda juga ikut berkontestasi di Pemilu Legislatif 2024 lalu?
Memang saya setelah selesai jabatan di anggota DPD pada tahun 2019. Pada tahun 2020 sampai 2023 saya mendapatkan jabatan sebagai komisioner BPKN RI. Saat akan masuk sebagai calon legislatif di tahun 2024 kemarin saya mengundurkan diri dari jabatan sebagai komisioner pada bulan Agustus 2023.
Setelah selesai Pileg ya saya masih menikmati suasana pasca Pemilu sambil menunggu untuk planning selanjutnya.
Anda menjadi calon anggota DPR RI di Dapil NTT 1 untuk Pileg yang lalu, seperti apa hasil perjuangannya?
Jadi memang tepatnya kemarin kita bersaing harusnya dengan Golkar. Kita kursi ketujuh, Golkar kursi keenam karena memang alokasi kursi di Dapil NTT 1 itu kan hanya enam kursi. Namanya dinamika demokrasi ya kita harus siap. Kalah dan menang sama saja, masalah waktu.
Ya. Dari Dapil NTT 1 kita terpaut kurang lebih hampir tujuh ribu dengan Golkar. Hanya Dapil II yang satu kursi dari Gerindra.
Informasinya anda mendaftar sebagai calon Gubernur NTT?
Saya sangat terpanggil sebetulnya dengan situasi dan kondisi NTT, bayangkan dari tahun 1958 dibentuk sampai hari ini kita orang NTT masih dicap sebagai salah satu provinsi termiskin. Padahal ganti orang hebat (Gubernur NTT) sudah berapa orang sampai hari ini.
Saya berpikir apa sih sebetulnya yang jadi masalah, sehingga saya terpanggil. Saya bilang kita coba dengan gagasan, pemikiran, kerjasama. Kita sebagai anak NTT yang punya kepedulian, tentu saya punya pemikiran sehingga saya berani menawarkan diri untuk siap menjadi calon Gubernur ataupun Wakil Gubernur nantinya.
Karena apa? Kita juga di Partai Gerindra tidak bisa memenuhi syarat untuk mencalonkan berarti kita harus butuh koalisi partai lain, nanti tinggal komunikasi-komunikasi politik bulan-bulan berikut ini kita baru menentukan seperti apa, tapi hari ini saya menyatakan saya siap untuk menjadi calon Gubernur.
Sudah daftar di berapa partai?
Sampai dengan hari ini kurang lebih sudah tiga partai. Gerindra, PKB dan hari ini, tadi di Nasdem.
Apakah ada rencana ke partai lain?
Saya pikir kalau saya daftar semua nanti tidak ada teman. Biar saja teman lain berdaftar ke sana, kan harus kompetisi. Nggak apa-apa, diberi ruang kepada putera puteri terbaik NTT untuk sama-sama berpikir tentang NTT kedepan.
Anda sudah menyatakan keseriusan untuk maju dalam pilgub NTT. Persiapan yang sudah dilakukan sejauh ini seperti apa?
Kalau dari sisi kesiapan, saya mantan senator dengan kurang lebih suara 150.000 di tahun 2014 dan tim kerja hampir semua kabupaten di NTT. Itu salah satu modal politik.
Yang kedua, hampir dua kali saya maju sebagai calon DPR RI dari Dapil NTT 1. Dari dua proses ini saya masih di atas lah di dalam internal partai. Saya yakin ini menjadi kekuatan.
Begitu juga nanti kita berkoalisi dengan beberapa partai lain, saya yakin sekali dengan komitmen kebersamaan kita, dengan cara pandang yang sama untuk membangun NTT lima tahun yang akan datang, ya saya pikir pasti bisa berhasil.
Persiapan itu kan bukan hanya kerja sendiri. Dengan semua yang punya kesamaan pemikiran dan pandangan untuk bangun NTT lebih baik sehingga mottonya "Mari Bangun Bersama". Harus bangun bersama tidak bisa bangun sendiri-sendiri.
Seperti apa pendekatan dengan figur lain?
Selama ini ada beberapa figur yang sudah melakukan pendekatan tapi ada satu yang memang sudah ada chemistry, hanya menunggu waktu yang tepat. Yang jelas kolaborasi Timor-Flores itu pasti berjalan.
Apakah orang partai?
Beliau tokoh lah. Nanti kita akan tahu juga, yang jelas kolaborasi antara Timor dan Flores.
Saat menjadi senator dulu, Anda pernah mendorong wacana NTT sebagai Provinsi Kepulauan. Seperti apa wacana itu dan urgensinya saat ini seperti apa?
Memang realita kita di daerah kepulauan. Kita kembali ke belakang, bahwa terbentuknya Undang-Undang 68 tahun 68 ya tentang Provinsi Sunda Kecil yang terdiri dari Bali, NTB dan NTT.
Kita harus sadari bahwa NTT ini miniatur Indonesia karena pulaunya begitu banyak dengan tingkat kesulitan yang luar biasa. Makanya tidak heran kalau kita bilang NTT itu provinsi termiskin.
Bayangkan kalau dari pulau datang beli gula ke pulau yang agak besar. Dia harus bayar motor laut Rp.150.000 dan beli gula misalnya dua tiga kilo. Bayangkan berapa harganya. Itu baru satu, gula saja. Belum kalau beli besi, beli semen dan seterusnya.
Makanya kenapa saya ingin sekali NTT menjadi provinsi kepulauan? Supaya ada tunjangan-tunjangan kemahalan.
Nah ini yang harus kita pikirkan. Bayangkan dari Flores ke sini, dengan hari ini realitas misalnya Labuan Bajo sampai Kupang pesawatnya hampir Rp2 juta. Ini kan mahal sekali. Belum lagi dari Alor ke sini, Flores Timur ke sini, Sumba, Rote dan seterusnya, dengan tujuan ibu kota kita ada di Kupang.
Spirit inilah yang harus kita kerja kolaborasi, semua stakeholder 21 kabupaten dan 1 kota. Sementara tugas pemerintah provinsi dia sebagai wakil pemerintah pusat yang ada di daerah.
Ini harus dipahami bicara konteks otonomi daerah. Kita ini hanya sebagai koordinator sehingga harapan saya kedepan kalau memang terpilih, ini yang harus kita pikirkan bersama.
Lebih baik kita terima dulu sebagai provinsi kepulauan walaupun suatu saat misalnya ada ingin pemekaran, Flores dengan Floresnya, Sumba dengan Sumba, Timor, tidak apa-apa ini dalam rangka kemajuan seiring pertumbuhan penduduk. Tidak soal.
Tetapi satu hal bahwa butuh kerjasama sehingga seperti apa yang tadi saya katakan, bicara kemiskinan, masa kita senang terus dibilang miskin? Ya caranya apa untuk keluar? Harus kita minta 22 kabupaten kota dengan asosiasi bupati, asosiasi Gubernur, asosiasi DPR daerah, kita sama-sama menghadap presiden minta dibuatkan Keppres dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Apa tujuannya? Bukan hanya membangun infrastruktur tapi sumber daya manusia juga. Harus ada afirmasi juga. Misalnya sekolah-sekolah negara, misalnya di Akabri 30 orang satu tahun, supaya ada penguatan dan regenerasi.
Begitu juga sekolah-sekolah negara lain seperti STAN, pertanahan, perhubungan dan seterusnya, kita harus diberi ruang. Karena apa? Karena kalau kualitasnya sumber daya manusianya bagus, nanti suatu saat NTT ini kayak piramida terbalik.
Yang hari ini adalah piramida dengan banyak persoalan, suatu saat piramidanya terbalik, kepuasan itu pasti ada. Inilah yang harus dipikirkan bersama. (uzu)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.