Unwira Kupang
Warga Desa Watoone Ikut Pelatihan Pembuatan Kompos dari Mahasiswa Unwira Kupang
menahan air karna pupuk kompus ini tidak mengandung bahan kimia yang bisa dapat merusak tanah.
Laporan Reporter POS KUPANG.COM- Ryan Tapehen
POS KUPANG.COM, KUPANG - Mahasiswa Fisip Unwira Kupang Silvester Nardo dan Gani Lamanele yang melaksanakan KKN di Desa Watoone, Kecamatan Witihama Flores Timur melatih warga disana cara membuat pupuk kompos.
Kegiatan yang terjadi pada Sabtu 4 mei 2024 di balai Desa Watoone kedua mahasiswa ini memberikan sosialisasi dan pelatihan pembuatan pupuk kompos.
Nampak pada warga Watoone yang di dominasi ibu-ibu begitu antusias mengikuti kegiatan ini bahkan mereka mencoba mempraktekkan ilmu yang sudah dibagikan mahasiswa.
Nampak 1 karung kompos tahap pertama sudah berhasil mereka buat hanya tinggal menunggu pembusukan sampai menjadi pupuk kompos yang siap dipakai.
Baca juga: Pilkada Flores Timur, NasDem NTT Pastikan Dukung Anton Doni Dihen - Ignas Boli
Mama Yasinta salah satu peserta kegiatan mangatakan memberikan apresiasi kepada mahasiswa Fisip Unwira yang peduli keoada mereka.
Menurut dia dari sosialisasi yang sudah merema dapat pupuk kompos tidak mengandung bahan kimia dan tidak ada efek-efek yang membuat humus tanah rusak.
"Saya sangat berharap tahun depan kegiatan MBKM tetap ada di desa watoone, dan kalo bisa tahun depan juga ada program mahasiswa yang berkaitan dengan perternakan karna kami juga sangat membutukannya," ujarnya.
Mahasiswa Unwira, Silvester Nardo mengungkapkan saat ini persedian pupuk yang berkualitas terbatas di daerah pedesaan, sementara limbah organik kita seringkali tidak termanfaatkan dengan baik dan menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.
Dalam sosialisasi yang dia berikan warga harus menggunakan atau memanfaatkan limbah organik untuk pupuk kompos, sebab banyak limbah organik tapi belum dimanfaatkan dengan baik.
Kata dia kupuk kompus juga punya manfaat salah satunya meningkatkan kesuburan tanah serta meningkatkan kemampuan tanah dalam menahan air karna pupuk kompus ini tidak mengandung bahan kimia yang bisa dapat merusak tanah.
"Pupuk kompos ini bahannya tidak terlalu rumit kita hanya butuh sisa-sisa tanaman seperti daun, batang , ranting, kotoran hewan, serbuk gergaji, daun kering , sehingga tidak mengandung bahan kimia," jelasnya.
Dirinya berharap dengan adanya sosialisasi dan pelatihan ini bisa dapat membantu masyarakat desa dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan tidap tergantung pada bahan kimia.
Ditambahkan Gani Lamanele banyak masyarakat membutukan pupuk agar bisa meningkatkan kesuburan tanah serta menjaga agar tanaman tidak diserang hama.
Dengan inovasi pembuatan pupuk kompos dari limbah organik yang di mana bahannya sering ditemui di lingkunagan dirinya berharap pelatihan pupuk kompos ini dapat membuat masyarakat meningkatkan kesuburan tanah demi ekonomi yang maju dan berkembang. (ary)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.