Pisang yang Terkena Penyakit Darah Pisang Apakah Bisa Dikonsumsi Manusia?

Apakah buah pisang yang terkena enyakit Darah Pisang bisa dikonsumsi Manusia? Begini penjelasan Dr Laurensius Lehar, SP,MP.

POS-KUPANG.COM/HO
Penyakit darah pisang yang menyerang tanaman pisang masyarakat petani di Kabupaten Ende. 

Hal ini akan membantu memastikan kualitas dan keamanan hasil panen yang dihasilkan.

Tapi bagaimana kalau manusia mengkonsumsi buah pisang yang terinfeksi Penyakit Darah Pisang ?

Laurensius Lehar mengatakan, mengonsumsi buah pisang yang berasal dari tanaman yang terinfeksi penyakit Darah Pisang (Banana Blood Disease atau BBD) memiliki potensi dampak yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia.

"Meskipun bakteri penyebab BBD, yaitu Ralstonia solanacearum, tidak bersifat patogen pada manusia dan tidak menyebabkan penyakit pada manusia, ada beberapa dampak yang mungkin timbul terkait dengan kualitas buah yang tumbuh dari tanaman yang sakit atau mati," jelasnya.

Berikut dampaknya, jika Manusia mengkonsumsi Pisang yang terkena Penyakit Darah Pisang.

DR. Laurensius Lehar, S.P, MP, Dosen TIH Jurusan TPH Politani Kupang di lahan pertanian milik Kelompok Tani Sahabat di Desa Mata Air, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Provinsi NTT
DR. Laurensius Lehar, S.P, MP, Dosen TIH Jurusan TPH Politani Kupang di lahan pertanian milik Kelompok Tani Sahabat di Desa Mata Air, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Provinsi NTT (dok Dr Laurensius Lehar)

Pertama, kualitas dan rasa yang tidak menarik. Buah pisang yang tumbuh dari tanaman yang terinfeksi BBD cenderung memiliki kualitas yang buruk. Mereka dapat memiliki ukuran yang lebih kecil dari biasanya, warna yang tidak normal, atau bahkan memiliki rasa yang tidak enak atau pahit.

"Konsumsi buah dengan kualitas rendah ini dapat mengurangi kepuasan dan kenikmatan dalam menikmati pisang," katanya.

Kedua, kontaminasi potensial. Tanaman yang terinfeksi BBD mungkin rentan terhadap pertumbuhan mikroba atau patogen lain yang dapat tumbuh di kondisi yang tidak sehat.

Laurensius Lehar menjelaskan, meskipun Ralstonia solanacearum sendiri tidak berbahaya bagi manusia, keberadaannya dalam tanaman yang sakit dapat menunjukkan kondisi lingkungan yang tidak steril atau mungkin menyebabkan kontaminasi oleh patogen lain.

Baca juga: Doktor Laurensius Lehar Ungkap Penyebab dan Gejala Penyakit Darah Pisang

Ketiga, potensi zat toksik atau senyawa berbahaya. Menurut Laurensius Lehar, gangguan pada metabolisme tanaman yang terinfeksi BBD dapat mengakibatkan akumulasi senyawa-senyawa yang tidak diinginkan dalam buah, seperti senyawa toksik atau berbahaya.

"Konsumsi buah yang terkontaminasi dengan senyawa ini dapat berisiko bagi kesehatan manusia," tegas Laurensius Lehar.

Keempat, resiko kesehatan yang tidak diketahui. Laurensius mengatakan, meskipun Ralstonia solanacearum tidak berbahaya bagi manusia, ada kekhawatiran bahwa kondisi tanaman yang terinfeksi BBD dapat mempengaruhi komposisi kimia atau kandungan gizi buah pisang secara keseluruhan.

DR. Laurensius Lehar, S.P, MP , Dosen TIH Jurusan TPH Politani Kupang menunjukan sumur yang digunakan untuk mengairi sawah milik Kelompok Tani Sahabat di Desa Mata Air, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Provinsi NTT
DR. Laurensius Lehar, S.P, MP , Dosen TIH Jurusan TPH Politani Kupang menunjukan sumur yang digunakan untuk mengairi sawah milik Kelompok Tani Sahabat di Desa Mata Air, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Provinsi NTT (poskupang.com/novemy leo)

"Hal ini dapat mengakibatkan ketidakpastian terkait efek jangka panjang dari mengonsumsi buah yang tumbuh dari tanaman yang sakit atau mati," katanya.

Oleh karena itu, demikian Laurensius Lehar, sebagai langkah pencegahan, disarankan untuk menghindari konsumsi buah pisang yang berasal dari tanaman yang terinfeksi penyakit Darah Pisang.

"Penting untuk memastikan bahwa buah-buahan yang dikonsumsi manusia berasal dari tanaman yang sehat, berkualitas baik, dan telah melewati proses produksi yang aman dan terkendali," kata Laurensius Lehar. (*)

 

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved