Liputan Khusus

Lipsus - Mendikbudristek Nadiem Makarim: Butuh Perjuangan

Bukan hal yang mudah untuk mentransformasi sebuah sistem yang sangat besar.

Editor: Ryan Nong
POS-KUPANG.COM/HO-Kemendikbudristek
Mendikbud Ristek RI Nadiem Makarim 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Ristek Dikti, Nadiem Makarim dalam sambutannya dalam upacara Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang dibacakan oleh Ayodhia mengatakan, Merdeka Belajar semakin menyadarkan tentang tantangan dan kesempatan yang kita miliki untuk memajukan pendidikan Indonesia.

Bukan hal yang mudah untuk mentransformasi sebuah sistem yang sangat besar. Bukan tugas yang sederhana untuk mengubah perspektif tentang proses pembelajaran. 

"Pada awal perjalanan, kita sadar bahwa membuat perubahan butuh perjuangan. Rasa tidak nyaman menyertai setiap langkah menuju perbaikan dan kemajuan jadi jauh lebih kuat. Ombak kencang dan karang tinggi sudah kita lewati bersama," kata Nadiem Makarim. 

Baca juga: Lipsus - Cerita Guru Honorer di Ende, Gaji 400 Ribu Harus Tempuh Empat Km ke Sekolah

Kini, sudah mulai dirasakan perubahan disekitar, digerakkan bersama-sama dengan langkah yang serempak dan serentak. Wajah baru pendidikan dan kebudayaan Indonesia sedang dibangun bersama dengan gerakan Merdeka Belajar 

"Kita sudah mendengar lagi anak-anak menjadi pemimpin dari gerakan Merdeka Belajar, semakin menyadarkan kami tentang tantangan dan kesempatan yang kita miliki untuk memajukan pendidikan Indonesia," ujarnya. 

Bukan hal yang mudah untuk mentransformasi sebuah sistem yang sangat besar. Bukan tugas yang sederhana untuk mengubah perspektif tentang proses pembelajaran.

Pada awal perjalanan, ada kesadaran bahwa membuat perubahan butuh perjuangan. Rasa tidak nyaman menyertai setiap langkah menuju perbaikan dan kemajuan.

Kemudian, ketika langkah mulai serempak, kita dihadapkan dengan tantangan yang tak pernah terbayangkan yakni pandemi.

Dampak yang ditimbulkan mengubah proses belajar mengajar dan cara hidup secara drastis. Pada saat yang sama, pandemi memberi kesempatan untuk mengakselerasi perubahan.

"Dengan bergotong royong, kita berjuang untuk pulih dan bangkit kembali menjadi jauh lebih kuat. Kita sudah mendengar lagi anak-anak Indonesia berani bermimpi karena mereka merasa merdeka saat belajar di kelas," ujarnya. 

Nadiem Makarim menyebut saat ini sudah melihat lagi guru-guru yang berani mencoba hal-hal baru karena mereka mendapatkan kepercayaan untuk mengenal dan menilai murid-muridnya.

"Kita sudah menyaksikan lagi para mahasiswa yang siap berkarya dan berkontribusi karena ruang untuk belajar tidak lagi terbatas di dalam kampus. Dan kita sudah merayakan lagi semarak karya-karya yang kreatif karena seniman dan pelaku budaya terus didukung untuk berekspresi," katanya. 

Lima tahun, kata dia, bukan waktu yang sebentar untuk menjalankan tugas memimpin gerakan Merdeka Belajar. Namun, lima tahun juga bukan waktu yang lama untuk membuat perubahan yang menyeluruh.

"Kita sudah berjalan menuju arah yang benar, tetapi tugas kita belum selesai. Semua yang telah kita jalankan harus diteruskan sebagai gerakan yang berkelanjutan," ucapnya.

Semua yang sudah diupayakan harus dilanjutkan sebagai perjalanan ke arah perwujudan sekolah yang dicita-citakan. "Waktu yang bergulir membawa pada akhir masa pengabdian saya sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Namun, ini bukanlah titik akhir dari gerakan Merdeka Belajar. Dengan penuh ketulusan, saya ucapkan terima kasih banyak atas perjuangan yang Ibu dan Bapak lakukan," kata dia.

Dengan penuh harapan, dia menitipkan Merdeka Belajar kepada semua yang terlibat, baik para penggerak perubahan yang tidak mengenal kata menyerah, untuk membawa Indonesia melompat ke masa depan.

"Selamat Hari Pendidikan Nasional. Mari terus bergotong royong menyemarakkan dan melanjutkan gerakan Merdeka Belajar," pungkasnya. (fan) 

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved