Berita Sabu Raijua

Investor Pikir-pikir ke Sabu Raijua NTT

Menurutnya, kondisi geografis Sabu Raijua sepertinya menjadi pertimbangan serius saat menjajali Sabu Raijua untuk berinvestasi.

Penulis: Agustina Yulian Tasino Dhema | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/ASTI DHEMA
Dua orang nelayan mengeluarkan ikan dari jala di Pantai Napae, Sabu Raijua pada Sabtu, 27 April 2024. 

"Sebagian besar bahan mentah. Karena memang dari teori industri mau lebih dekat ke pasar atau lebih dekat ke bahan baku. Nanti hitung plus minus di cost transportasi maka mungkin orang memilih sebaiknya industri dibangun di dekat pasar. Misalnya para petani menjual rumput laut ke pabrik yang berada di luar daerah seperti Sumba Timur, Makassar atau Surabaya," ujarnya

Pada tahun 2016, tercatat ada sebanyak 2.024 nelayan di kabupaten ini yang tersebar di semua kecamatan. 307 orang di antaranya merupakan nelayan penuh yang seluruh waktu kerjanya digunakan untuk melakukan pekerjaan/kegiatan penangkapan ikan, 804 orang nelayan sambilan utama yang sebagian besar waktunya digunakan untuk menangkap ikan, dan 913 orang sebagai nelayan sambilan tambahan yang hanya sebagian kecil waktunya yang digunakan untuk kegiatan penangkapan ikan. Jumlah nelayan terbanyak terdapat di kecamatan Raijua dan Sabu Barat.

Sebagian besar nelayan besar di Sabu Raijua masih melakukan penangkapan ikan secara tradisional yang menangkap ikan di laut dangkal (sekitar pesisir) dan menggunakan teknologi dan perahu/kapal yang masih sederhana seperti jukung, perahu tanpa motor dan ketinting sehingga penangkapan ikan khususnya di laut dalam belum optimal dan produksinya juga masih rendah.

Potensi Rumput Laut

Saat ini rumput laut merupakan salah satu produk laut unggulan di Kabupaten Sabu Raijua. Dalam beberapa tahun terakhir, hasil rumput laut di kabupaten ini berkembang pesat dan menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat khususnya yang tinggal di pesisir pantai.

Tercatat, pada tahun 2016, terdapat sebanyak 79.654.389 pembudidaya atau 4.425 rumah tangga rumput laut di Kabupaten Sabu Raijua yang tersebar di seluruh kecamatan.

Diperkirakan luas areal potensial untuk budidaya rumput laut 2.364,67 hektar dan saat ini luas areal olahan sekitar 276,74 hektar.

Pada tahun 2016, tercatat produksi rumput laut sebanyak 79.654,39 ton. Untuk usaha meningkatkan produksi saat ini petani rumput laut menggunakan system long line dan menggunakan pelampung yang terbuat dari bekas botol minuman mineral.

Hingga tahun 2016, penggunaan perahu dan kapal motor masih sangat rendah. Hal ini tidak terlepas dari masih tingginya biaya bahan bakar di kabupaten ini sehingga sebagian besar nelayan masih harus menggunakan perahu tanpa motor.

Total produksi ikan tangkap di tahun 2016 sebanyak 388,88 ton dengan jenis ikan terbanyak adalah ikan terbang dan nipi yang produksinya di atas 60 ton. Pada tahun yang sama, jenis ikan lainnya yang hasilnya masih cukup banyak adalah ikan kakap (43,84 ton), tembang (38,93 ton), selar (26,34 ton) dan lolosi (21,95 ton). (dhe)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved