Berita Sabu Raijua
Investor Pikir-pikir ke Sabu Raijua NTT
Menurutnya, kondisi geografis Sabu Raijua sepertinya menjadi pertimbangan serius saat menjajali Sabu Raijua untuk berinvestasi.
Penulis: Agustina Yulian Tasino Dhema | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Asti Dhema
POS-KUPANG.COM, SEBA - Sabu Raijua dikenal dengan slogan "Pulau Sejuta Lontar" memiliki potensi yang besar dan menjanjikan karena wilayah Sabu Raijua merupakan pulau-pulau kecil yang terdampar di samudera nan luas.
Sebagai kabupaten yang dikelilingi lautan, Sabu Raijua dianugerahi potensi sumber daya laut yang luar biasa. Kondisi ini dimanfaatkan oleh penduduk kabupaten ini untuk memenuhi kebutuhan hidup dan sekaligus menjadi lahan mata pencaharian.
Terhadap potensi laut yang ada Pemerintah Kabupaten Sabu Raijua berpeluang mengembangkan industri kemaritiman (kelautan) berbasis pengolahan budidaya di laut, industri pengolahan air laut menjadi garam dan air bersih, industri pariwisata bahari, dan industri berbasis perikanan.
Potensi ini sebetulnya bisa menjadi penopang dalam pembangunan sabu Raijua. Tidak semudah membalikkan telapak tangan, justeru hingga saat ini minat investor untuk datang ke Sabu kurang.
"Memang selama ini promosi potensi investasi di Sabu Raijua namun minat investor masih kurang di Sabu Raijua,"ungkap Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Perindustrian dan Perdagangan, Lagabus Pian pada Minggu, 28 April 2024.
Menurutnya, kondisi geografis Sabu Raijua sepertinya menjadi pertimbangan serius saat menjajali Sabu Raijua untuk berinvestasi.
Selain itu, lahan juga menjadi kendala karena masih banyaknya lahan berstatus tanah suku bukan hak milik.
Baca juga: Lima Kandidat Bacabup dan Bacawabup Daftar di PDIP Sabu Raijua NTT
"Sehingga itu juga yang bikin banyak kali orang datang lihat dan habis pulang, pikir-pikir, dan tidak,"lanjutnya.
Sejauh ini masih ada beberapa investor yang berani melirik Sabu Raijua untuk berinvestasi seperti SPBU yang nantinya jika sudah resmi berjumlah 5 SPBU di Sabu Raijua.
Kemudian dua investor di AMP yakni TBA dan SMS serta tiga perusahaan untuk investasi pembangunan tower. Selebihnya pemerintah kabupaten Sabu Raijua prioritaskan penanaman modal dalam daerah.
Hal ini dilakukan bilamana minat investor dari luar Sabu, rendah maka Pelaku usaha-pelaku usaha lokal bisa membangun daerahnya sendiri.
Mereka diberi ruang seluas-luasnya untuk investasi dalam daerah yang sejauh ini sudah berjalan dengan LKPM sekitar Rp10 miliar lebih.
Jika menilik potensi Sabu Raijua memiliki produk unggulan terbesar adalah rumput laut, garam, tenun ikan dan produksi gula namun minta investor di sektor tersebut masih minim.
Sehingga menanamkan investasi untuk bisa melakukan pengolahan di dalam daerah masih kecil.
"Sebagian besar bahan mentah. Karena memang dari teori industri mau lebih dekat ke pasar atau lebih dekat ke bahan baku. Nanti hitung plus minus di cost transportasi maka mungkin orang memilih sebaiknya industri dibangun di dekat pasar. Misalnya para petani menjual rumput laut ke pabrik yang berada di luar daerah seperti Sumba Timur, Makassar atau Surabaya," ujarnya
Pada tahun 2016, tercatat ada sebanyak 2.024 nelayan di kabupaten ini yang tersebar di semua kecamatan. 307 orang di antaranya merupakan nelayan penuh yang seluruh waktu kerjanya digunakan untuk melakukan pekerjaan/kegiatan penangkapan ikan, 804 orang nelayan sambilan utama yang sebagian besar waktunya digunakan untuk menangkap ikan, dan 913 orang sebagai nelayan sambilan tambahan yang hanya sebagian kecil waktunya yang digunakan untuk kegiatan penangkapan ikan. Jumlah nelayan terbanyak terdapat di kecamatan Raijua dan Sabu Barat.
Sebagian besar nelayan besar di Sabu Raijua masih melakukan penangkapan ikan secara tradisional yang menangkap ikan di laut dangkal (sekitar pesisir) dan menggunakan teknologi dan perahu/kapal yang masih sederhana seperti jukung, perahu tanpa motor dan ketinting sehingga penangkapan ikan khususnya di laut dalam belum optimal dan produksinya juga masih rendah.
Potensi Rumput Laut
Saat ini rumput laut merupakan salah satu produk laut unggulan di Kabupaten Sabu Raijua. Dalam beberapa tahun terakhir, hasil rumput laut di kabupaten ini berkembang pesat dan menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat khususnya yang tinggal di pesisir pantai.
Tercatat, pada tahun 2016, terdapat sebanyak 79.654.389 pembudidaya atau 4.425 rumah tangga rumput laut di Kabupaten Sabu Raijua yang tersebar di seluruh kecamatan.
Diperkirakan luas areal potensial untuk budidaya rumput laut 2.364,67 hektar dan saat ini luas areal olahan sekitar 276,74 hektar.
Pada tahun 2016, tercatat produksi rumput laut sebanyak 79.654,39 ton. Untuk usaha meningkatkan produksi saat ini petani rumput laut menggunakan system long line dan menggunakan pelampung yang terbuat dari bekas botol minuman mineral.
Hingga tahun 2016, penggunaan perahu dan kapal motor masih sangat rendah. Hal ini tidak terlepas dari masih tingginya biaya bahan bakar di kabupaten ini sehingga sebagian besar nelayan masih harus menggunakan perahu tanpa motor.
Total produksi ikan tangkap di tahun 2016 sebanyak 388,88 ton dengan jenis ikan terbanyak adalah ikan terbang dan nipi yang produksinya di atas 60 ton. Pada tahun yang sama, jenis ikan lainnya yang hasilnya masih cukup banyak adalah ikan kakap (43,84 ton), tembang (38,93 ton), selar (26,34 ton) dan lolosi (21,95 ton). (dhe)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.