Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Rabu 24 April 2024, Tiga Cara Mengolah Tantangan Menjadi Peluang

Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan.

Editor: Rosalina Woso
YOUTUBE/KOMISI KOMSOS K. PADANG
MENCUCI TANGAN - Ilustrasi Yesus diprotes orang-orang Farisi karena tidak mencuci tangan sebelum makan menurut tradisi Yahudi. Lalu Tuhan berkata kepadanya, “Hai orang-orang Farisi, kalian membersihkan cawan dan pinggan bagian luar, tetapi bagian dalam dirimu penuh rampasan dan kejahatan." 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Rabu 24 April 2024 dengan judul Tiga Cara Mengolah Tantangan Menjadi Peluang.

Renungan Harian Katolik Rabu 24 April 2024 dengan judul Tiga Cara Mengolah Tantangan Menjadi Peluang ditulis oleh Gabriel Chanfarry Hadylaw dan mengacu dalam Bacaan Injil : Yohanes 12: 44 - 50

Manusia umumnya mempunyai berbagai pengalaman dalam menghadapi tantangan kehidupan baik yang kecil maupun besar.

Manusia juga bisa mempunyai kesusahan atau kesulitan baik yang kecil maupun besar. Dan seseorang dapat merasa sulit maju atau kadang mau berhenti dalam beraktivitas.

Manusia mau tetap belajar untuk mengolah tantangan atau kesulitan dan kesusahan menjadi peluang.

Ada tiga cara untuk manusia mau mengolah tantangan atau kesulitan dan kesusahan dalam kehidupan agar bisa menjadi peluang.

Pertama. Manusia mau tetap siap belajar dan berkembang dalam mengikuti pengetahuan baru dan mengasah ketrampilan baru.

Manusia mau meningkatkan kepercayaan diri dan kompetensi diri untuk siap menghadapi tantangan yang baru.

Kedua. Manusia mau menghadapi tantangan atau kesulitan yang kecil atau besar dengan memulai langkah yang kecil.

Manusia mau memecah tantangan yang besar menjadi tugas-tugas yang lebih kecil sehingga seaeorang dapat mengelola dan langsung dapat mengerjakannya.

Ketiga. Manusia mau lebih memahami diri sendiri dan semakin berpikir positif dalam mmgerjakan aktivitas kehidupan.

Manusia mau memahami potensi diri dan kelebihan diri serta kekurangan diri sebagai keunikan diri sendiri dengan mempertahankan tingkat kepercayaan diri yang semakin tinggi.

Tuhan ingin manusia mau mengolah segala keraguan menjadi semakin percaya bahwa Dia adalah penyelamat.

Tuhan Yesus berkata, "Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya. Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman."

Manusia dapat saja sering mendengar Sabda Tuhan atau Firman Tuhan namun seseorang bisa saja belum sepenuhnya mau melakukannya dalam kehidupan.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved