Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Selasa 16 April 2024, Bertahan dalam Situasi Batu-batu yang Terlontar

Batu-batu yang terlontar padanya disambut dalam doa penuh iman. "Jangan tanggungkan segala salah itu pada para perajam

Editor: Rosalina Woso
YOUTUBE/KOMISI KOMSOS K. PADANG
Ilustrasi Stefanus dirajam karena kesaksian imannya akan Yesus Kristus. "Maka berteriak-teriaklah mereka, dan sambil menutup telinga serempak menyerbu dia. Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya dengan batu. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus. Sementara dilempari, Stefanus berdoa, “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.” 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Selasa 16 April 2024 dengan judul Bertahan dalam Situasi Batu-batu yang Terlontar.

Renungan Harian Katolik Selasa 16 April 2024 dengan judul Bertahan dalam Situasi Batu-batu yang Terlontar ditulis oleh RP Kons Beo SVD dan mengacu dalam bacaan Bacaan I Kisah Para Rasul 7:51 - 8:1a dan Bacaan Injil: Yohanes 6:30-35
 
 Selasa, 16 April 2024, Pekan III Paskah, St Benediktus Yoseph Labre, St Bernadette Soubirous)

Memeluk Kristus Yesus, dalam iman itu sungguh menantang. Kita tak datang kepadaNYA demi sebuah jaminan fana. Kita tak mencari kesenangan dan berbagai kemudahan, dan  karena itulah kita percaya kepadaNya. Tidak!

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 14 April 2024, Kamu Adalah Saksi dari Semuanya Ini

Di Dalam Kristus, kita tak mencari 'roti serta segala kesukaan penuh kenikmatan.' Sebaliknya, di dalam iman akan Yesus, kita bersiap-siap akan 'kisah-kisah penuh tantangan.'

Itulah kisah 'batu-batu yang dilemparkan kepada kita.' Berserah kepada Yesus berarti 'siap untuk tak dimengerti. Bersiap pula dalam duka dan derita.' Satu ziarah iman yang tak mudah.

Sekian banyak orang yang tinggalkan Yesus. Sebab dalam Yesus dan GerejaNya tak dijumpai kesenangan dan keterjaminan hidup. Sebab tak bertahan dalam situasi penuh sulit yang dihadapi. 

Dalam kesaksian St Stefanus, terukir gambaran iman penuh heroik. Dalam situasi teramat berat mengancam nyawa, ia tetap bertahan dalam iman.

Batu-batu yang terlontar padanya disambut dalam doa penuh iman. "Jangan tanggungkan segala salah itu pada para perajam." Stefanus sanggup melihat semuanya itu dalam koridor iman.

Ingatlah akan 'batu-batu yang terlontar padamu.' Batu-batu itu ada dalam bentuk perlakuan tak sedap sesama. Ia pun berwujud dalam kata-kata yang menekan penuh angkuh dan menikam.

'Batu-batu yang terlontar itu pun' ada dalam sinis dan ketidakpedulian sesama. Iya, itulah kenyataan hidup yang sering dialami.

Bersyukurlah kiranya akan semuanya itu. Setidaknya di situlah iman diuji. Pengharapan di dalam Kristus dikobarkan. Situasi yang berat dan sulit itu justru menjadi sarana bahwa iman dan keberserahan pada Tuhan diuji dan ditakar.

Bersyukurlah  bahwa  Anda,  semua kita tak berlari atau bahkan menyangkal Yesus karena situasi penuh kepahitan dan sungguh tak menyenangkan...

Tetapi  untuk memiliki kekuatan hati dan kebesaran iman dan harapan itu, St Stefanus tunjukan kesaksian mulia, bahwa IA BERDOA! Batu-batu kekerasan dihadapi dalam DOA. Kiranya DOA menjadi satu sandaran keberserahan kita pada Yesus....

Verbo Dei Amorem Spiranti

Tuhan memberkati.
Amin. Alleluia...
St Stefanus, doakanlah kami.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved