Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 14 April 2024, "Seikat Kembang Nilai Dari Kisah Sesama"
Kisah tentang Yesus, Sang Guru, mesti dilanjutlan dalam cerita. Dalam pemberitaan. Terutama tentang "bagaimana mereka mengenali Yesus
Minggu, 14 April 2024
(Pekan III Paska, St Lidwina, St Tiburtius, St Valerius)
Bacaan I Kisah Para Rasul 3:13-15.17-19
Mazmur Tanggapan Mzm 4:2.4.7.9
(Ref: _Biarlah cahaya wajahMu menyinari kami, ya Tuhan_)
Bacaan II 1Yohanes 2:1-5a
Injil Lukas 24:35 - 48
"Di sana mereka menceritakan kepada saudara-saudara apa yang terjadi di tengah jalan...
Luk 24:35 (Et ipsi narrabant quae erant in via)
SEGERA pulang kembali kepada kebersamaan, komunitas. Itulah yang dilakukan dua murid dalam perjalanan ke Emaus. Kisah tentang Yesus, Sang Guru, mesti dilanjutlan dalam cerita. Dalam pemberitaan. Terutama tentang "bagaimana mereka mengenali Yesus pada waktu IA memecah-mecahkan roti" (Luk 24:35).
PARA saudara murid membuka diri pada cerita itu. Perlahan namun pasti, tertata keyakinan bahwa *"Sungguh, Yesus telah bangkit."* Dan keyakinan itu diperkuat saat Yesus menampakkan Diri. Ketika kata-kata penegasan diucapkan: *AKU SENDIRILAH INI* (Luk 24:39).
SUNGGUH! Kisah tentang Yesus dan iman akan DIA mesti diwartakan. Itulah yang dilakukan oleh Petrus dan Yohanes, setelah keduanya, dalam Nama Yesus, menyembuhkan seorang lumpuh (Kis 3:13-15). Di situlah orang banyak terbuka hati dan pikiran untuk 'memahami dan mengalami Yesus.'
KISAH tentang Yesus pun diberi kesaksian oleh Penulis Yohanes. Yesus yang bertindak dalam keadilanNya dan pendamaian untuk segala dosa (cf 1Yoh 5:1). Yohanes ingatkan para pendengar dan pembaca untuk terbuka menangkap kisah Yesus yang menyelamatkan, "Tetapi barangsiapa menuruti Firman Allah, di dalam orang itu Kasih Allah sungguh sudah sempurna" (1Yoh 2:5a).
KISAH tentang Yesus telah kita dengar, telah kita baca, telah kita renungkan untuk dimaknai. Kisah tentang Yesus tentu akan menjadi kisah kita sendiri. Bagaimanapun hal itu nenuntut kesediaan dan keterbukaan hati dan seluruh diri kita dalam menangkapnya.
SETIDAKNYA, mari terbuka hati dalam menangkap pesan-pesan kehidupan dalam keseharian. Di situ, kita biarkan keseluruhan diri kita untuk dicahayai. Doa dan harapan kita yang sederhana adalah: Semoga kita rendah hati untuk membiarkan Tuhan hadir dalam caraNya yan luar biasa untuk *"membuka pikiran kita, agar kita pun memahami Kitab Suci dan memahami penyelenggaraan Tuhan yang mesti terjadi dalam hidup"* (cf Luk 24:45).
DENGAN sesama? Marilah kita saling berkisah dalam iman. Saling meneguhkan dan membangun kebersamaan dalam Yesus. Sebab itulah *saling mendengarkan dan menimbah makna iman* menjadi tuntutan bagi setiap kita. Dari kisah-kisah sesama, tidak kah kita dapati seikat kembang nilai kehidupan?
KETAHUILAH bahwa setiap kita kita memiliki "kisah Emaus" yang meneguhkan iman dan membersitkan harapan dalam hidup. Kita mesti berani untuk mengisahkan pada sesama.
TETAPI, sekali lagi, ingatlah, bahwa kita pun mesti berjiwa besar dan rendah hati untuk mendengarkan jalan dan kisah iman dari sesama kita. Secerah dan sesuram apapun yang telah dilewati dan dihadapinya. Karena toh, ia hanya merindukan hati kita yang teduh dan terbuka.
*Verbo Dei Amorem Spiranti*
Selamat Hari Minggu
Tuhan memberkati.
Amin. ALLELUIA
(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Renungan Harian Katolik Kamis 4 September 2025, "Kami Tidak Menangkap Apa-apa" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Kamis 4 September 2025,“Bertolaklah ke Tempat yang Dalam” |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Kamis 4 September 2025, "Taat dan Jalankan Perintah Tuhan" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Rabu 3 September 2025, "Yesus Konsisten dengan Misinya, Melayani Sesama" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Rabu 3 September 2025, "Untuk Itulah Aku Diutus" |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.