Konflik Iran Versus Israel
Israel Mengklaim 99 Persen Drone dan Rudal Iran Berhasil Dicegat
Israel dan mitra koalisinya di Timur Tengah berhasil mempertahankan diri dari serangan Iran yang belum pernah terjadi sebelumnya
Hamas menolak proposal gencatan senjata sementara setelah negosiasi dimulai di Kairo, Mesir akhir pekan lalu antara pejabat AS, Qatar, dan Mesir. Proposal gencatan senjata akan membuat Israel menukar ratusan tahanan Gaza dengan puluhan sandera yang ditahan oleh Hamas.
Ribuan Warga Iran Dukung Serangan ke Israel
Ribuan warga Iran turun ke jalan-jalan di ibu kota Teheran, Minggu (14/4/2024) pagi untuk menunjukkan dukungan atas serangan ke Israel. “Mereka melambaikan bendera Iran dan Palestina bersama berbagai poster yang mengecam Israel dan Amerika Serikat.
“Matilah Israel! Matilah Amerika Serikat!” teriak para pengunjuk rasa di Alun-alun Palestina di Teheran, tak lama setelah Garda Revolusi meluncurkan Operasi Janji Jujur.

Beberapa jam sebelumnya, Garda Revolusi Iran (IRGC) mengumumkan serangan pesawat nirawak (drone) ke arah sasaran di Israel. Serangan semacam ini tidak pernah dilancarkan Iran sebelumnya. Iran menyebut serangan itu sebagai balasan atas serangan Israel di kompleks diplomatik Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April 2024 yang menewaskan dua jenderalnya.
Selain dari Iran, drone juga dikerahkan dari Yaman, Lebanon, Irak, dan Suriah. Militer Israel mengidentifikasi setidaknya 200 drone yang diarahkan ke Israel. Warga sipil diperintahkan untuk segera menuju tempat-tempat perlindungan.
Para pengunjuk rasa yang memenuhi jalanan di Teheran membawa serta spanduk bertuliskan “Kemenangan Tuhan sudah dekat”. Mereka membuka selubung sebuah mural bertuliskan “Balasan selanjutnya lebih sengit” di dekat alun-alun.
Kerumunan besar demonstran juga berkumpul di depan Kedutaan Besar Inggris di Teheran. Tak hanya di Teheran, para pendukung serangan balasan Iran ke Israel berkumpul di kota terbesar ketiga, Isfahan. Di kota itu, salah satu jenderal yang menjadi korban serangan Israel di Damaskus, Brigadir Jenderal Mohammad Reza Zahedi, dimakamkan.
Pengunjuk rasa juga berkumpul di dekat makam salah satu jenderal IRGC, Qasem Soleimani, di kota Kerman. Soleimani tewas dalam serangan drone AS di Baghdad, Irak pada 2020.
Iran telah menyerukan kepada AS agar tidak ikut campur dalam konflik dengan Israel. Namun, seruan itu diabaikan setelah pejabat Pentagon mengonfirmasi pasukan AS menembak jatuh drone Iran yang mengarah ke Israel.
Iran menyebut serangan ke Israel adalah bentuk pembelaan diri setelah serangan di Damaskus. Teheran telah menyatakan serangan balasan ke Israel akan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mengeskalasi lebih jauh konflik di Timur Tengah yang sudah membara akibat perang di Jalur Gaza.
Meski menyatakan dukungan terhadap serangan ke Israel, warga Iran juga berharap tidak terjadi konflik lebih jauh. “Lebih baik mencapai kompromi sehingga perang tidak berlangsung dan orang tak berdosa tidak menjadi korban,” kata Maryam, pegawai swasta.
“Insya Allah, pemerintah kami akan memilih logika dibandingkan emosi,” ujar Salehi, pensiunan pegawai negeri di Teheran.
Ehsan, seorang dosen, menyebut serangan balasan Iran amat logis. “Perang selalu buruk dan mengkhawatirkan. Seseorang yang pernah mengalami perang tidak akan mendukungnya, tetapi kadang-kadang untuk mencapai perdamaian, perang itu perlu,” katanya.
Kedutaan Besar China di Iran menganjurkan warga negara dan perusahaan China di Iran untuk memperkuat kewaspadaan. (AFP)
(nationalreview.com)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.