Berita Lembata
Desa Banitobo di Lembata Dipuji Karena Mampu Bangun Ketahanan Pangan Warga
menjadi salah satu desa contoh yang bisa memanfaatkan sumber air yang ada di hamparan Letu Boro yang ada di desa Banitobo.
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Desa Banitobo di Kecamatan Lebatukan kabupaten Lembata merupakan desa perdana yang melakukan panen perdana padi dan jagung pada awal April 2024 yang lalu.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lembata, Petrus Kanisius Tuaq mengapresiasi kepala desa Banitobo karena memiliki program membangun pertanian dan ketahanan pangan di desa.
“Saya sangat senang dengan kepala desanya yang punya program membangun pertanian dan ketahanan pangan di desanya,” ungkap Kanisius saat dihubungi, Jumat, 12 April 2024.
Dia menyebutkan negara kuat kalau desa juga kuat, apalagi dalam urusan pangan.
Baca juga: Erik Langobelen Ambil Formulir Pendaftaran Calon Bupati Lembata di PDIP: Saatnya Anak Muda Terlibat
“Urusan pangan saat ini sedang dalam kondisi yang tidak baik, Krisis pangan, harga naik, ketersedian pangan terbatas, ini bagian dari krisis pangan yang tidak main-main,” tegas Kanis.
Desa Banitobo, katanya, menjadi salah satu desa contoh yang bisa memanfaatkan sumber air yang ada di hamparan Letu Boro yang ada di desa Banitobo.
"Tanam pertama saya ke sana dengan kondisi hujan dan angin tetapi kami bisa bersama-sama melakukan panen,” katanya.
Potensi lahan di Banitobo sangat luas tetapi lahannya masih dalam kondisi lahan berat yang perlu diintervensi dengan ekspansi lahan atau membuka lahan baru.
“Kalau airnya cukup, sungai yang mengalir sampai ke pantai Waiteba itu cukup untuk kita bekerja dengan lahan-lahan yang ada. Sepanjang sungai itu mestinya kita manfaatkan air yang ada apalagi sekarang ini kita cari air susah,” tandasnya.
Kanis berharap agar semua desa di Lembata perlu menjaga ketahanan pangan di desanya supaya negara ini kuat dengan aksi-aksi nyata.
Di aspek lain, dia mencontohkan, petani punya ternak, ada ayam, kambing dan babi di rumah, beternak besar seperti sapi, kuda, kalau beternak besar tidak ada minimal beternak kecil harus ada supaya menjaga protein dan ketahanan pangan ditambah karbohidrat supaya potensi yang ada di Lembata ini harus dimanfaatkan.
Dengan demikian ekonomi di desa pasti meningkat.
"dia jual jagung, jual ubi yang dia tanam maka akan mendapatkan hasil,” katanya.
Kepala Desa Banitobo Ignatius Koda mengatakan, pembukaan sawah irigasi tersebut merupakan bagian dari program kerja yang dia sampaikan dalam visi-misi sebagai kepala desa yaitu ‘Terwujudnya Kemandirian Ekonomi Berbasis Pertanian” sekaligus upayanya untuk memanfaatkan saluran irigasi yang sudah dibangun pemerintah daerah pada tahun 2018.
Selain membuka sawah irigasi, warga dan pemerintah desa juga telah membuka lahan untuk kebun jagung hibrida seluas 3,5 hektare. Ignatius berujar anggaran untuk pembukaan sawah dan kebun jagung ini berasal dari 20 persen dana desa untuk ketahanan pangan.
Ignatius bertekad mendongkrak produktivitas pertanian warga. Menurut dia, selama ini, produksi pertanian warga desa Banitobo belum maksimal untuk bisa menopang perekonomian warga setempat.
Pembukaan sawah dan kebun jagung juga perlu dilakukan di tengah melonjaknya harga beras di pasaran. Jadi, dia harap program cetak sawah irigasi dan kebun jagung bisa membawa manfaat berlipat ganda bagi masyarakatnya.
“Saya mau ubah konsep bertani lama ke bertani yang lebih modern,” pungkasnya. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.