Breaking News

Idul Fitri 2024

Selasa Besok Sidang Isbat, 1 Syawal Idul Fitri 2024 Berpotensi Serentak

Rangkaian sidang isbat seperti tahun sebelumnya diawali dengan pemaparan posisi hilal menurut hisab oleh Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama.

Editor: Alfons Nedabang
Freepik/YusufSangdes
Ilustrasi Idul Fitri 2024 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA – Tak terasa umat Islam sudah hampir satu bulan menjalankan ibadah puasa Ramadhan 1445 Hijriyah.

Itu artinya 1 Syawal 1445 H/2024 atau Idul Fitri akan diputuskan melalui hasil sidang isbat digelar pada 29 Ramadan, Selasa (9/4/2024).

Dalam kalender nasional, Pemerintah sudah menetapkan libur Hari Raya Idul Fitri 2024 jatuh pada 10-11 April 2024.

Penetapan itu tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor: 236 Tahun 2024, Nomor: 1 Tahun 2024, Nomor: 2 Tahun 2024.

Beleid itu tentang Perubahan Atas Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 855 Tahun 2023, Nomor 3 Tahun 2023, dan Nomor 4 Tahun 2023 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2024.

Namun demikian, pemerintah baru akan menetapkan 1 Syawal 1445 H tepatnya ba’da Magrib menjelang Isya pada Selasa (9/4/2024).

Penetapan ini diambil berdasarkan keputusan hasil sidang isbat.

Rangkaian sidang isbat seperti tahun sebelumnya diawali dengan pemaparan posisi hilal menurut hisab oleh Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama (Kemenag) RI sekitar pukul 17.00 WIB.

Hasil hisab kemudian dikonfirmasi dengan hasil rukyatul (pengamatan) hilal awal Syawal oleh tim rukyat Kemenag yang tersebar di sejumlah titik di Indonesia.

Hasil hisab dan rukyat tersebut lalu dibahas dalam sidang isbat secara tertutup.

Baca juga: Kultum Edisi Senin 8 April 2024, "Sebelum Ramadhan Berajak Pergi"

Pemerintah Indonesia mengacu pada kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) terbaru yang mensyaratkan hilal dapat teramati apabila mencapai ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.

Direktur Jenderal (Dirjen) Bimbingan Masyarakat Islam, Kamaruddin Amin menerangkan, sidang isbat dilaksanakan secara tertutup, dan dihadiri Komisi VIII DPR RI, pimpinan MUI, duta besar negara sahabat, perwakilan ormas Islam, serta Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama.

“Sebagaimana biasa, sidang isbat awal Syawal selalu dilaksanakan pada 29 Ramadan. Tahun ini, bertepatan dengan 9 April 2024,” ujar Kamaruddin dikutip Senin (8/4/2024).

Sidang isbat akan diawali dengan Seminar Pemaparan Posisi Hilal oleh Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama.

Saat matahari terbenam, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia berada di atas ufuk antara 4° 52.71’ sampai dengan 7° 37.84’ dan sudut elongasi 8° 23.68’ hingga 10° 12.94’.

Kementerian Agama, kata Kamaruddin, juga akan melakukan pemantauan hilal atau rukyatulhilal di berbagai provinsi.

Kementerian Agama akan menurunkan tim ke 120 lokasi di seluruh Indonesia untuk memantau hilal.

“Mereka akan melaporkan, apakah pada hari itu hilal terlihat atau tidak,” kata Kamaruddin.

Kamaruddin menjelaskan, pelaksanaan sidang isbat merupakan penetapan secara formal sesuai undang-undang.

Dijelaskannya, dasar hukum sidang isbat tercantum dalam Pasal 52 A Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.

Baca juga: Ramadhan 2024, 380 Penumpang Mudik Gratis ke Alor

Pasal itu menyebutkan, Pengadilan Agama memberi isbat kesaksian rukyat hilal dalam penentuan awal bulan pada tahun hijriah.

“Meski semua orang sudah mengetahui posisi hilal, tapi sidang isbat tetap harus dilakukan, karena sidang isbat selain forum penetapan formal, juga forum silaturahmi dan literasi,” pungkasnya.

Sidang isbat merupakan wadah musyawarah organisasi masyarakat Islam, pakar falak dan astronomi, lembaga terkait (BMKG, BIG, Planetarium, ITB Bosscha, UIN, dan lainnya) dalam menentukan bersama waktu memulai ibadah puasa dan berhari raya untuk kemaslahatan umat dan Ukhuwah Islamiyah.

Selain pemerintah, penetapan Hari Raya Idul Fitri 2024 dilakukan ormas Islam Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.

NU sejauh ini belum menetapkan tanggal Hari Raya Idul Fitri 2024, biasanya dilakukan menyusul hasil sidang isbat pemerintah.

NU menetapkan 1 Ramadan pada 12 Maret 2024 sehingga 1 Syawal kemungkinan jatuh pada 10 April 2024 jika puasa berlangsung 29 hari atau 11 April 2024 jika puasa berlangsung 30 hari (istikmal).

Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) mengeluarkan data hilal awal Syawal 1445 H pada Rabu, 29 Ramadhan 1445 H atau pada Selasa (9/4/2024).

“Tinggi hilal terkecil di Indonesia saat matahari terbenam pada Selasa, 29 Ramadhan 1445 H atau bertepatan 9 April 2024 M berada di Kota Merauke, Provinsi Papua Selatan dengan tinggi +4 derajat 52 menit, sedangkan parameter hilal terbesar terjadi di Kota Lhoknga, Provinsi Aceh dengan tinggi +7 derajat 28 detik,” data yang dirilis LF PBNU Senin (8/4/2024).

Baca juga: Senyum Nisa, Promo Tambah Daya Ramadhan Berkah

Sedangkan elongasi terkecil di Indonesia saat matahari terbenam pada Selasa, 29 Ramadhan 1445 H atau bertepatan 9 April 2024, sebesar 8 derajat 30 menit di Kota Merauke, Provinsi Papua Selatan dan sampai dengan 10 derajat 19 menit derajat di Kota Lhoknga, Provinsi Aceh.

Muhammadiyah Metode Hisab

Pimpinan Pusat Muhammadiyah sudah mengumumkan Idul Fitri 1 Syawal 1445 H jatuh pada Rabu (10/4/2024)

Keputusan tersebut berdasar Hisab Hakiki Wujudul Hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.

Berdasarkan Maklumat PP Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2024 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1445 H, tinggi Bulan pada saat Matahari terbenam tanggal 9 April 2024 M di Yogyakarta (-07° 48′ LS dan 2 = 110° 21′ BT) +06° 08′ 28″ (hilal sudah wujud), dan di Wilayah Indonesia pada saat Matahari terbenam Bulan berada di atas ufuk.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menghormati keputusan yang diambil pemerintah melalui sidang isbat.

Haedar berharap adanya satu kalender Hijriyah yang bersifat global.

“Kalender Hijriyah Global Tunggal (KHGT) ini nantinya jika diberlakukan secara global, maka tidak akan ada lagi terjadi perbedaan penetapan bulan-bulan krusial seperti Ramadhan, Syawal, dan Zulhijjah,” jelas Haedar.

Haedar mengatakan bahwa PP Muhammadiyah dengan rendah hati mengkomunikasikan agar umat Islam bukan hanya di Indonesia, tetapi di seluruh dunia perlu mengarah pada KHGT.

Menurutnya, KHGT adalah komitmen nyata Muhammadiyah dalam menyatukan kalender hijriah yang berlaku secara internasional.

Baca juga: Ramadhan 2024, Umat Masjid Agung Nurul Fallah Kefamenanu Siap Makanan Buka Puasa Bagi Para Musafir

“Sehingga kemudian dapat memberikan kepastian (eksak) hal ihwal penanggalan, khususnya penanggalan khusus hijriah,” ucapnya.

Namun, dia menegaskan untuk mewujudkannya butuh proses panjang sampai diterima secara luas di kehidupan.

Ulasan Astronomi

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin menjelaskan 1 Syawal 1445 H atau Idul Fitri 2024 akan dirayakan serentak pada 10 April 2024.

Dia menuturkan fakta astronomi awal Syawal menggunakan hisab global dengan melihat garis tanggal sesuai kriteria yang digunakan.

Berdasarkan kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), Indonesia berada di wilayah hijau.

“Pada saat Magrib 9 April 2024 tinggi bulan sudah lebih dari 3 derajat dan elongasi geosentrik sudah lebih dari 6,4 derajat,” ucap Thomas dalam catatannya.

Itu artinya, kata dia, posisi bulan pada saat Magrib 9 April 2024 sudah di atas ufuk.

“Maka awal Syawal Idul Fitri 1445 Hijriyah secara hisab jatuh pada Rabu 10 April 2024,” urainya. (tribun network/reynas abdila)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

 

 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved