Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Senin 8 April 2024, Menjadi Alat di Tangan Tuhan

Renungan ini merujuk pada Bacaan I, Yesaya 7:10-14; 8:10, Mazmur 40:7-8a,8b-9,10,11, Ibrani 10:4-10, Lukas 1:26-38.

Editor: Edi Hayong
YOUTUBE/SUARA PAGI RENUNGAN HARIAN KATOLIK
RP. John Lewar SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Senin 8 April 2024 

Oleh : RP. John Lewar SVD *)

POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik beikut ini ditulis RP. John Lewar SVD Hari Raya Kabar Sukacita diberi judul,  Menjadi Alat di Tangan Tuhan

Renungan ini merujuk pada Bacaan I, Yesaya 7:10-14; 8:10, Mazmur 40:7-8a,8b-9,10,11, Ibrani 10:4-10, Lukas 1:26-38.

Berikut ini teks lengkap Renungan Harian Katolik yang ditulis oleh RP. John Lewar SVD hari ini.

Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.

Hari ini kita merayakan Hari Raya Kabar Sukacita. Dalam Liturgi Katolik, berita yang disampaikan oleh Malaikat Gabriel kepada Maria bahwa dia mengandung
dari Roh Kudus adalah kabar sukacita. Karena pada saat itulah “Sabda menjadi manusia dan tinggal di antara kita”.

Pada saat itulah dunia bersuka cita karena karya keselamatan Allah di dalam Yesus Kristus mulai terlaksana Sabda Tuhan yang disampaikan lewat bacaan-bacaan hari ini mewartakan sukacita. Nabi Yesaya dalam bacaan pertama(7:10-14; 8:10), mengungkapkan nubuat sukacita akan kehadiran Immanuel melalui seorang perempuan. Nubuat sukacita Yesaya ini terpenuhi di dalam diri Bunda Maria yang terbaca dalam Injil hari ini.

Penulis Surat Kepada Orang Ibrani, dalam bacaan kedua, tidak hanya berhenti pada penerimaan Bunda Maria atas warta sukacita. Memang hal itu
mendatangkan sukacita. Akan tetapi, penulis melihat peran dari Yesus yang dikandung Bunda Maria, yaitu menebus dosa umat manusia. Inilah sukacita  Putera-Nya untuk keselamatan manusia. Jadi, penulis tidak berhenti pada sukacita penerimaan kabar gembira, melainkan berlanjut pada sukacita
penyelamatan.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 8 April 2024, Salam, Hai Engkau yang Dikaruniai

Injil menceritakan bahwa moment sukacita itu terjadi di rumah seorang gadis sederhana yg tinggal di sebuah kampung kecil bernama Nazaret dan nama
perempuan itu adalah Maria. Mendengar kabar itu pun Maria bingung dan terkejut. Bagaimana dia mengandung seorang anak karena dia belum bersuami?
Walaupun Malaikat menjelaskan asal usul Anak yang dikandungnya,

Maria tetap ragu karena dia tahu konsekuensinya jika dia sungguh mengandung. Dia akan dirajam hingga mati karena mengandung tanpa suami. Tapi meskipun berat resikonya, Maria di dalam iman dan kepasrahan, menerima apa yg diminta oleh Malaikat itu untuk dilaksanakannya. “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu itu”.

Apa makna di balik Pesta Kabar Sukacita. Pertama, ketaatan yang mendalam kepada kehendak Allah. Maria seorang gadis sederhana adalah sosok yang patuh dan taat kepada kehendak Allah. Di hadapan Malaikat Gabriel Maria berkata, "Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu."

Ketaatan Maria menjadi model ketaatan kita dalam hidup sehari-hari di tengah masyarakat, antara lain: tidak memaksakan pendapat dan kehendak kita
agar dituruti orang lain. Tidak memposisikan diri menjadi orang istimewa di hadapan sesama. Kedua, kepercayaan yang kokoh kuat pada janji Tuhan. Ketika Maria menerima kabar baik ini, dia tidak hanya menunjukkan ketaatan yang besar, tetapi juga memiliki kepercayaan yang kuat kepada janji-janji Tuhan.

Meskipun situasi yang dihadapinya tampak tidak mungkin menurut logika manusia, Maria tidak ragu untuk mempercayai bahwa segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah. Dari kehidupan Maria, kita dapat belajar untuk membangun kepercayaan yang kuat kepada Tuhan, bahkan di tengah-tengah ketidakpastian dan tantangan hidup.

Janji-janji Tuhan adalah landasan yang kokoh bagi kita, dan kepercayaan yang teguh kepada-Nya akan membimbing kita melewati setiap kegelapan. Seperti
Maria, mari kita memandang janji-janji Tuhan sebagai pegangan hidup kita. Ketiga, siap menjadi alat bagi rencana Allah. Maria tidak hanya menerima kabar
baik ini sebagai berita gembira pribadinya, tetapi dia menyadari bahwa kelahiran Anak ini adalah bagian dari rencana Allah untuk menyelamatkan umat manusia.

Dengan rendah hati, dia siap menjadi alat dalam tangan Tuhan untuk melaksanakan rencana-Nya. Kita dipanggil siap menjadi alat bagi rencana Allah
dalam hidup kita.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 7 April 2024, " Tiga Cara Membangun Passion Dalam Penyelesaian Tugas"

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved