Puncak Kenaikan Harga Pangan Bakal Terjadi H-1 Lebaran, Daging Sapi Paling Tinggi

Menurutnya, kenaikan bukan hanya terjadi pada daging ayam, telur, minyak goreng saja tetapi juga beberapa komoditas lain.

Editor: Dion DB Putra
Thinkstock
Ilustrasi. Ikatan Pedagang Pasar Indonesia memprediksi kenaikan harga komoditas pangan bakal terjadi sehari menjelang momen Idul Fitri. 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) memprediksi  kenaikan harga komoditas pangan bakal terjadi sehari menjelang momen Idul Fitri.

Ketua Umum IKAPPI, Abdullah Mansuri mengatakan, pada awal ramadan lazimnya terjadi kenaikan harga pangan. Harga pangan pun kembali melonjak sepekan menuju Idul Fitri.

Menurutnya, kenaikan bukan hanya terjadi pada daging ayam, telur, minyak goreng saja tetapi juga beberapa komoditas lain.

“Biasanya tren kenaikan puncaknya itu H-1 Idul Fitri, setelah itu agak mereda sedikit karena lebaran,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (5/4/2024).

Abdullah mengungkapkan, pada hari lebaran hingga dua hari setelahnya aktivitas pasar tak terlalu banyak. Masuk hari ketiga pascalebaran kenaikan harga bakal kembali terjadi.

“Hari ketiga ini masuk fase ketiga kenaikan di ramadan walaupun sudah berakhir tapi kami masukkan di tiga fase kenaikan di ramadan,” ungkapnya.

Abdullah menuturkan, beberapa komoditas yang rawan mengalami lonjakan harga di antaranya beras, cabai, bawang merah, bawang putih, telur, ayam, minyak goreng, gula serta daging sapi yang ditaksir paling tinggi kenaikannya.

“Ini kejadian setiap tahun terjadi dan prediksi kami selalu benar karena sudah terjadi bertahun-tahun, nah ini yang seharusnya ritmenya diikuti pemerintah harus mengupayakan pasokan yang melimpah,” tutur dia.

Sementara Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetya Adi menyampaikan harga komoditas pangan di berbagai pasar cukup terkendali menjelang Idulfitri 1445 hijriah.

Arief menjelaskan, saat ini beberapa komoditas mengalami penurunan harga di antaranya beras, cabai dan lain sebagainya. Bahkan, kata dia, Presiden Joko Widodo juga sudah mengecek ke lapangan terkait harga bahan pangan jelang Lebaran 2024.

“Kemarin dicek oleh Presiden di pasar luar kota termasuk Muaro Bungo, Merangin harga sangat baik dan terkendali. Ada satu dua produksi dari luar negeri ada sedikit kenaikan karena currency-nya sedang tinggi,” ujarnya, Jumat (5/4/2024).

Arief tak memungkiri, pemerintah memberikan relaksasi harga di beberapa komoditas, seperti gula pasir. Menurutnya, ini dilakukan demi menjaga ketersediaannya di pasar modern.

“Seperti dulu minyak goreng harganya rendah, kita ingin memaksakan harga itu baik tetapi para produsen tidak bisa mengirim (dengan harga) acuan sehingga diperlukan relaksasi,” terangnya.

Arief menuturkan, pemerintah saat ini tentu terus berupaya menyeimbangkan harga-harga di tingkat petani maupun konsumen sehingga tidak ada satu pihak yang dirugikan dalam penentuan harga tersebut.

Dia mencontohkan, beberapa waktu lalu terjadi kenaikan harga beras dan ini sangat dinikmati oleh para petani sebab nilai yang diterimanya tinggi.

“Tetapi kalau harganya terlalu tinggi misalnya GKP (Gabah Kering Panen) di atas Rp 8.000 atau Rp 9.000 maka harga berasnya dua kali lipat jadi Rp 18.000 di tingkat konsumen,” ujarnya.

Arief menambahkan, di musim panen seperti saat ini tugas pemerintah adalah memastikan harga di tingkat petani tidak jatuh di bawah harga pokok produksi.

Menilik data Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), Jumat (5/4/2024), pukul 7.10 WIB, harga kedelai biji kering impor naik 1,51 persen menjadi Rp 13.420 per kg, bawang putih bonggol naik 0,90 persen jadi Rp 42.470 per kg, daging ayam ras naik 1,83 persen jadi Rp 38.380 per kg dan telur ayam ras naik 5,22 persen jadi Rp 32.430 per kg.

Berikutnya, harga gula konsumsi turut terkerek 0,39 persen jadi Rp 17.980 per kg, minyak goreng kemasan naik 0,84 persen jadi Rp 18.000 per kg, tepung terigu curah naik 3,12 persen jadi Rp 10.910 per kg dan garam halus naik 2,32 persen jadi Rp 11.910 per kg.

Namun demikian, beberapa harga komoditas pangan juga terpantau turun antara lain beras premium turun 2,47 persen jadi Rp 15.770 per kg, beras medium merosot 3,15 persen jadi Rp 13.550 per kg, bawang merah turun 6,79 persen jadi Rp 34.710 per kg.

Lalu, harga cabai merah keriting turun 5,46 persen jadi Rp 41.750 per kg, cabai rawit merah turun 0,83 persen jadi Rp 46.670 per kg, daging sapi turun 2,59 persen jadi Rp 133.100 per kg, minyak goreng curah turun 0,51 persen jadi Rp 15.760 per kg, jagung tingkat peternak turun 3,15 persen jadi Rp 7.680 per kg.

Tak hanya itu, harga ikan kembung turun 8,52 persen jadi Rp 33.950 per kg, ikan tongkol turun 7,61 persen jadi Rp 29.360 per kg, ikan bandeng turun Rp 32.170 per kg, dan tepung terigu kemasan turun 2,30 persen jadi Rp 13.150 per kg. (*)

Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved