Berita NTT

Plan Indonesia Tingkatkan Kapasitas Warga Kupang Berbisnis Sampah

Terbaru, Plan Indonesia melalui program Water For Women yang didukung Australian Aid dan Pemkot Kupang menggelar pelatihan peningkatan kapasitas warga

Penulis: Ryan Nong | Editor: Ryan Nong
POS-KUPANG.COM/RYAN NONG
Kepala Bappeda Kota Kupang Djija Kadiwanu (baju kuning) menyampaikan arahan pada Pelatihan Peningkatan Kapasitas Warga terkait pengolahan sampah yang diselenggarakan Plan Indonesia di Hotel Onthe Rock Kupang, Jumat 5 April 2024. 

Pos-kupang.com, Kupang - Plan International (Plan Indonesia) terus mendukung pemerintah dan warga untuk menyelesaikan persoalan sampah di Kota Kupang, ibukota Provinsi NTT.

Terbaru, Plan Indonesia melalui program Water For Women (WfW) yang didukung Australian Aid dan Pemkot Kupang menggelar pelatihan peningkatan kapasitas warga untuk mengolah sampah.

Pelatihan dengan tema Peningkatan Kapasitas bagi Pemilik Usaha Pengelolaan Limbah untuk Mengembangkan Modal Bisnis Perspektif Gesi itu digelar selama dua hari di Hotel On The Rock Kelapa Lima Kota Kupang.

Baca juga: Kolaborasi Persani NTT, Mutiara Timor dan Plan Indonesia Bangun Kesadaran Siswa Kelolah Sampah

Adapun pelatihan yang berlangsung Kamis hingga Jumat, 4-5 April 2024 tersebut menghadirkan fasilitator dari Kertabumi Recycling Center Tangerang Selatan, Provinsi Banten, sebuah bank sampah yang berskala nasional.

Provinsial Coordinator NTT Water for Women (WfW) Plan Indonesia, Ani Talan mengatakan kegiatan pelatihan tersebut diikuti oleh kelompok warga, kelompok orang muda (youth) dan kelompok disabilitas dari empat kelurahan yang menjadi dampingan Plan International untuk program WfW, yakni Kelurahan Nefonaek, Oebufu, Naioni dan Maulafa.

Selain itu, juga melibatkan bank sampah, Perkumpulan Tuna Daksa Kristiani (Persani NTT) serta anggota Pokja AMPL Bappeda Kota Kupang seperti Dinas Kesehatan dan DLHK.

Kegiatan tersebut dimaksudkan sebagai upaya meningkatkan kapasitas warga dalam rangka pengelolaan limbah serta memperkuat manajemen pengelolaan bank sampah agar dapat berkembang secara bisnis dengan pendekatan sanitasi total berbasis masyarakat dengan kesetaraan gender dan inklusi sosial (STBM-GESI).

Kepala Bappeda Kota Kupang, Djija Kadiwanu dalam arahannya menyebut bahwa bahwa pelatihan tersebut menjadi contoh dan pelajaran yang baik bagi masyarakat untuk mengelola sampah menjadi bahan yang bernilai ekonomis.

Karena itu, mewakili pemerintah, dirinya menyampaikan ucapan terimakasih kepada Plan Indonesia dan semua pihak yang berkolaborasi untuk mengurai dan menyelesaikan persoalan sampah di Kota Kupang.

“Kita tentunya berterima kasih kepada Plan karena kita tahu bahwa kota ini kotor dan Plan Indonesia bersama kita mengelola sampah menjadi sesuatu yang berharga,” ungkap Djija Kadiwanu.

Menurut dia, sampah dapat menjadi sumber pendapatan yang besar. Namun hingga kini belum dimanfaatkan secara baik oleh masyarakat.

“Terima kasih (kepada Kertabumi) sudah datang dan membagi pembelajaran bagi kami,” ucap dia.

Ia melanjutkan, “Sebenarnya di sampah itu ada mutiara, ada uang. Cuma saja kita tidak menyadari ada pendapatan selain kita menjaga kebersihan.”

Menurut dia, untuk mengurai persoalan sampah di Kota Kupang tidak dapat dilakukan secara parsial atau sendiri-sendiri. Ia menyebut semua pihak harus melakukan kolaborasi dan kerjasama termasuk dengan kelompok pemerhati lingkungan.

Dengan keterbatasan armada pengangkut sampah, maka dirinya berharap masyarakat dapat membantu mengurai sampah dengan menyiapkan tempat sampah yang sudah dipilah, baik sampah organik maupun anorganik termasuk sampah plastik.

Dengan manajemen pengelolaan sampah yang baik dan tepat melalui Bank Sampah Masyarakat maka dirinya yakin akan mendapat perhatian dan dukungan dari lembaga perbankan.

Pada kesempatan itu, Kepala Bappeda Djija Kadiwanu juga menyerahkan bantuan secara simbolik bagi kelompok warga di empat kelurahan dampingan tersebut. Bantuan diterima masing masing perwakilan warga.

Sementara itu, Lurah Oebufu Eth Batmalo dan Lurah Maulafa, Yanto, E. Sapay, S.E., mengapresiasi program yang dilaksanakan Plan Indonesia bagi warga mereka.

“Kami selaku pemerintah senang dengan program ini. Teman teman dari Plan mendampingi masyarakat untuk melakukan pemilahan sampah dari rumah tangga,” ungkap Lurah Batmalo.

Meski demikian, Lurah Batmalo juga mengakui bahwa belum semua warganya memiliki kesadaran untuk mengelola sampah termasuk memanfaatkan limbah menjadi produk yang bernilai.

Ia menyebut, dari tiga wilayah RW yang menjadi target dampingan Plan Indonesia, yakni di RW 001, RW 002 dan RW 007, baru dua titik yang melakukan pemilahan sampah.

Namun, ia berjanji pada waktu mendatang pihaknya akan lebih konsen untuk memastikan program pemilahan sampah tersebut berjalan. Selain itu, satu hal lain yang juga menjadi kendala adalah pihaknya mengalami kesulitan menyediakan tempat penggumpalan sampah terpilah. (*)

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di Google News

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved