Berita Timor Tengah Utara
Pemerintah Kecamatan Musi Timor Tengah Utara Galang Kekuatan Tekan Angka Stunting
Selain itu, pemerintah desa juga bekerja sama dengan RT, RW, Linmas dan unsur tokoh masyarakat dan tokoh adat.
Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon
POS-KUPANG.COM, KEFAMENANU - Pemerintah Kecamatan Musi, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur menggalang kekuatan untuk menekan angka stunting di wilayah tersebut.
Penggalangan kekuatan menurunkan angka stunting dengan pemberian PMT ini melibatkan pemerintah masing-masing desa, petugas kesehatan, BPD, Kader, KPM, Linmas, RT, RW, Tokoh Adat, Tokoh Perempuan dan Tokoh Agama.
Upaya penanganan stunting yang ditempuh Camat Musi ini yakni dengan membentuk Tim Penurunan Stunting yang dinamakan "Tim Sukses Penanganan Stunting".
Pemerintah Kecamatan Musi akan terlibat langsung di setiap desa memantau langsung pemberian PMT selama 6 hari berturut-turut.
Baca juga: Sidang Dugaan Tipikor BPBD Timor Tengah Utara Digelar Hari Ini
Semua stakeholder yang termasuk dalam Tim Sukses Penanganan Stunting ini mempunyai tugas dan peranan masing-masing di setiap Posyandu.
Selain itu, tim tersebut juga memiliki tugas mengontrol pola pemberian makanan dan pola asuh orang tua kepada anak-anak stunting di rumah mereka masing-masing.
Bekerja sama dengan stakeholder terkait, pemerintah kecamatan akan memantau pelaksanaan pemberian PMT di setiap desa.
Saat diwawancarai POS-KUPANG.COM, Kamis, 4 April 2024, Camat Musi, John Olin mengatakan, langkah ini ditempuh pemerintah setempat karena Kecamatan Musi merupakan salah satu wilayah dengan angka stunting tertinggi di Kabupaten TTU.
Menurutnya, Pemerintah Kecamatan Musi menggalang kekuatan penuh untuk menurunkan angka stunting. Langkah tersebut dilakukan dengan melibatkan semua stakeholder.
Upaya melibatkan lembaga-lembaga kemasyarakatan ini bertujuan untuk memperkecil ruang gerak pelayanan penurunan stunting.
Di sisi lain, pemerintah kecamatan berusaha untuk membangun kesadaran kolektif masyarakat perihal tekad bersama menurunkan angka stunting.
Selama ini angka stunting di Kecamatan Musi, Kata John, meningkat karena lembaga kemasyarakatan tidak dilibatkan secara aktif untuk berkolaborasi dalam penanganan stunting.
"Sehingga dengan pelibatan mereka ini, angka stunting di Kecamatan Musi pasti akan turun,"ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Batnes, Yoseph Tefnai mengatakan, pihaknya mengapresiasi peran pemerintah kecamatan yang aktif mendorong penurunan angka stunting.
Menurutnya, Pemerintah Desa Batnes setiap tahun mengalokasikan anggaran untuk pemberian PMT kepada bayi balita penderita stunting di desa tersebut.
Upaya pemerintah desa ini sukses menurunkan angka stunting di Desa Batnes. Saat ini jumlah anak stunting di Desa Batnes turun menjadi 19 anak.
Selain itu, pemerintah desa juga bekerja sama dengan RT, RW, Linmas dan unsur tokoh masyarakat dan tokoh adat. Anak-anak stunting diberikan PMT pagi dan sore hari.
Ketua BPD Desa Batnes, Yoseph Suni menjelaskan, pihaknya bekerja sama dengan pemerintah desa mendorong penurunan angka stunting.
Menurut Yoseph, pihaknya telah melakukan beberapa kali percobaan dimana pasca tidak diberikan PMT, berat badan anak-anak langsung menurunkan setiap bulan.
Belajar dari pengalaman tersebut mereka berasumsi bahwa pola asuh dan pola makan anak di dalam keluarga kurang baik.
Oleh karena itu, saat ini penanganan stunting di Desa Batnes semakin ketat. Linmas, RW, tokoh perempuan, tokoh agama, dusun, dan RT serta tokoh adat melakukan pemantauan masif terhadap pola asuh dan pola makan anak. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.