Pilgub NTT
Mengenal 16 Bakal Calon Gubernur NTT yang Siap Bertarung di Pilkada 2024
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah memukul gong Pilkada Serentak 2024, pertanda dimulainya pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
Kemudian pada Pemilu 2014, Josef Nae Soi terpilih lagi menjadi anggota DPR RI untuk periode ketiga (2014—2018)
Josef A Nae Soi memiliki banyak pengalaman di bidang organisasi. Ia sempat menjadi sekertaris DPC PMKRI mulai tahun 1974 hingga tahun 1976.
Ia pernah menjadi ketua umum Koordinator Mahasiswa Universitas Atmajaya Jakarta mulai tahun 1977 hingga tahun 1979.
Josef Nae Soi dikabarkan akan bertarung di Pilgub NTT sebagai calon gubernur.
3. Julie Sutrisno Liaskodat
Anggota Komisi IV DPR RI Julie Sutrisno Laiskodat santer diisukan akan bertarung di Pilgub NTT 2024.
Istri Viktor Laiskodat tidak menampik isu tersebut, baginya itu adalah suatu kehormatan.
Dalam perspektif demokrasi, lanjut Julie Laiskodat, siapa pun boleh mencalonkan diri dalam konstestasi apapun.
"Sejauh ini memang belum ada pembahasan dengan suami saya (Viktor Laiskodat). Tetapi selama suami saya dan ketua umum saya (Surya Paloh) izinkan saya pasti akan siap. Kan masih lama juga, tunggu tanggal mainnya lah," ujar Julie di Labuan Bajo, Jumat 22 September 2023 lalu.

Ia mengungkapkan, belum ada pembahasan di internal Partai NasDem soal nama Calon Gubernur NTT.
Julie masih menunggu kajian interal partai serta menunggu arahan dari Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh.
Pada Pemilu 2024, Julie Laiskodat menjadi Caleg DPR RI dari Dapil NTT 1. Ia mendulang suara terbanyak di antara caleg NasDem lainnya sehingga lolos ke Senayan.
4, Emi Nomleni
Pemilik nama lengkap Emelia Julia Nomleni saat ini menjabat Ketua DPRD Provinsi NTT.
Pada Pemilu 2024, Emi Nomleni kembali terpilih menjadi anggota DPRD NTT periode 2024-2029. Ia mendulang suara terbanyak dari Dapil NTT 8 meliputi Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).
Sebagai Ketua DPD PDIP NTT, Emi Nomleni berpeluang kembali menjadi Ketua DPRD Provinsi NTT untuk kedua kalinya.
Emi Nomleni memiliki peluang besar untuk diusung menjadi Calon Gubernur NTT.
Ketua Bappilu PDIP NTT, Cen Abubakar sudah memberi sinyal. "Ibu Emi sebagai ketua partai dan Ketua DPRD NTT dan sekarang menang lagi," kata Cen, Rabu (3/4).
Cen menegaskan bahwa PDIP akan mengusung kader sendiri di Pilgub NTT. Apalagi PDIP sebagai pemenang Pemilu 2024.
"Tidak mungkin dalam status menang, PDIP kasih partai ke orang kain. Kami akan komunikasi dengan partai-partai lain untuk membangun koalisi karena tidak ada satu partai pun yang bisa ajukan sendiri," ujarnya.

Jauh sebelumnya, Emi Nomleni telah melakukan lamaran politik kepada Hery Dosinaen .
Hery Dosinaen sebagai Bakal Calon Gubernur NTT.
Lamaran tersebut terjadi di Desa Nihaone, Kecamatan Ile Boleng, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Kamis (26/5/2022) lalu.
Usai silahturahmi politik, Emi Nomleni beserta rombongan ziarah ke pusara mantan Gubernur NTT, Frans Lebu Raya di Desa Watoone, Kecamatan Witihama, Jumat (27/5/2022).
Wakil Ketua Bidang Organisasi, Viktor Mado Wutun mengatakan kunjungan itu sebagai bagian dari meminta restu untuk Emi Nomleni dan Hery Dosinaen dalam hajatan politik Pilgub NTT 2024 mendatang.
Menurut Viktor, kunjungan Emi Nomleni ke rumah adat suku Dosinaen itu untuk meminta izin kepada seluruh tokoh adat. "Meminta izin kepada orang tua agar memberikan izin kepada Hery Dosinaen bisa bersama di PDI Perjuangan," ungkap Mado Watun.
5, Ansy Lema
Anggota DPR RI periode 2019-2024 dari PDIP, Yohanis Fransiskus Lema alias Ansy Lema juga digadang-gadang sebagai Calon Gubernur NTT.
Politikus kelahiran Kupang, 27 Maret 1976 ini sejauh ini belum membuat pernyataan resmi terkait kesediaannya maju di Pilgub NTT.
Ansy Lema kembali melenggang ke Senayan setelah mendulang suara terbanyak dalam Pemilu 2024. Ia bertarung di Dapil NTT 2 meliputi Kabupaten Sumba Timur, Sumba Barat, Sumba Tengah, Sumba Barat Daya, Sabu Raijua, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Malaka, Kabupaten Kupang, Rote Ndao, dan Kota Kupang.

Sebelum bermetamorforsa menjadi poltisi, Ansy Lema bekerja sebagai penyiar dan akademisi.
Riwayat pendidikannya dimulai dari SD Katolik St. Yoseph 4, Kupang (1982–1988), SMP Seminari Pius XII Kisol, Manggarai Timur (1988–1991), SMAK Syuradikara, Ende (1991–1994).
Kemudian menyelesaikan S-1 Ilmu Politik di Universitas Nasional (1994–2000) dan melanjutkan S-2 FISIP Universitas Indonesia (2001–2004).
6. Andreas Hugo Parera
Politikus PDIP ini lahir di Maumere, Kabupaten Sikka, 31 Mei 1964. Ia memulai pendidikan di SD Katolik 1 Maumere, kemudian SMP Seminari Yohanes XXIII Lela dan tamat SMA St. Aisisi Jakarta.
Kemudian Andreas Hugo Pareira menyelesaikan studi S1 Hubungan Internasional, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada Universitas Parahyangan Bandung.
Selanjutnya, menyelesaikan S2 Program Studi Kawasan Asia Tenggara, Universitas Passau RF Jerman.
Berikutnya, S3 Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial, Justus-Liebig, Universitas Giessen RF Jerman.

Andreas Hugo Pareira menjadi anggota DPR RI dari PDIP sejak tahun 2014.
Pada Pemilu 2024 kemarin, Andreas Hugo Pareria mendulang suara terbanyak di Dapil NTT 1 sehingga kembali lolos ke Senayan untuk periode ketiga.
Sebelum menjelma jadi politisi, Andrfeas Hugo Pareira bekerja sebagai dosen dan pengusaha.
Namanya juga santer disebut di internal PDIP sebagai Calon Gubernur NTT.
7. Herman Hery
Herman Hery merupakan seorang pengusaha dan politikus. Ia empat periode menjadi anggota DPR RI terhitung sejak tahun 2004 hingga 2024.
Pada Pemilu 2024, Herman Hery tidak menjadi Caleg DPR RI.
Pria kelahiran Ende, Flores ini merupakan kader PDIP.
Suami dari Vonny Kristiani serta ayah dari Cindy Angelina dan Stevano Rizky ini juga digadang-gadang menjadi Calon Gubernur NTT.
Namun sampai saat ini, pemilik Hotel Sotis Kupang ini belum menyatakan kesediaan.

8. Melki Laka Lena
Partai Golkar telah menetapkan Emanuel Melkiades Laka Lena sebagai Calon Gubernur NTT pada Pilkada 2024.
"Memang sampai saat ini sesuai keputusan partai (Golkar) di daerah, semua tingkat II se-NTT, mereka tugaskan saya untuk maju di gubernur," kata Melki Laka Lena di Kupang, Sabtu (12/8/2023).
Secara pribadi, Melki menyatakan bersedia dan siap. "Sebagai kader, saya tetap siap dengan keputusan para kader Golkar di NTT," ujarnya.
Saat ini Melki menjabat Ketua DPD Partai Golkar NTT. Ia juga sebagai anggota DPR RI.
Pada Pemilu 2024 kemarin, Melki bertarung di Dapil NTT 2 dan mendulang suara terbanyak sehingga lolos ke Senayan.

9. Refafi Gah
Ketua Umum Partai Hanura, Oesman Sapta Odang (OSO) mendorong Refafi Gah menjadi Calon Gubernur NTT. Menurut OSO, Refafi Gah yang saat ini menjabat Ketua DPD Partai Hanura NTT sukses melakukan konsolidasi partai di daerah.
Keputusan untuk mendorong Refafi Gah maju Pilgub NTT merupakan keputusan bersama dengan seluruh Ketua DPD Hanura se-Indonesia beserta organisasi sayap partai, Jumat (16/6/2023) lalu.
Hal ini disampaikan Sekretaris DPD Partai Hanura NTT, Elias Koa di Kupang, Senin (19/6/2023). Mengutip OSO, Elias Koa mengatakan Refafi telah menata struktur Partai Hanura di NTT.
Menurut Elias Koa, setelah OSO menyebut Refafi Gah maju sebagai Calon Gubernur NTT, respon positif datang datang dari seluruh Ketua DPC Hanura dan simpatisan di NTT.

Selain sebagai ketua partai, Refafi Gah menjadi anggota DPRD Provinsi NTT periode 2019-2024.
Pada Pemilu 2024 kemarin, Refafi Gah mendulang suara terbanyak sehingga kembali menjadi anggota DPRD Provinsi NTT periode 2024-2029.
Periode pertama menjadi anggota DPRD NTT selama 1999-2005.
Refafi Gah lahir di Sumba Timur, 16 Januari 1961. Sebelum menjadi politisi, Refafi Gah bekerja sebagai dosen di Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang.
Sebelum menjadi menjadi Ketua DPD Hanura, Refafi Gah beberapa kali menjadi ketua partai, yakni Ketua DPD Partai IPKI Provinsi NTT (1999-2003), Ketua DPD Partai PPD Provinsi NTT (2000 -2009) dan Ketua DPD PPN Provinsi NTT (2010- 2015).
10. Fary Francis
Nama politikus Partai Gerindra, Fary Francis juga santer dikabarkan menjadi Calon Gubernur NTT. Sebuah postingan di akun Instagram, @ntt_update menyatakan Fary Francis siap maju Pilkada NTT.
Namun sampai saat ini, Fary Francis belum membuat pernyataan resmi terkait kesediaannya.
Fary Francis merupakan mantan anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra selama dua periode.
Pada Pemilu 2019 lalu, meski menjadi Caleg DPR RI di Dapil NTT 2 namun Fary Francis tidak lolos ke Senayan.
Salah satu orang kepercayaan Prabowo Subianto ini kini menjadi Komisaris Utama PT Asabri.

11. Johni Asadoma
Johanis Asadoma alias Johni Asadoma merupakan mantan Kapolda NTT. Ia sudah mendeklarasikan diri sebagai Calon Gubernur NTT.
"Saya sudah putuskan untuk Calon Gubernur NTT," kata Johni Asadoma di Kupang, Minggu (3/3/2024).
Sebelumnya, ia menimbang untuk mengikuti Pilkada Wali Kota Kupang atau Pilgub NTT.
Melalui proses komunikasi dengan keluarga, tokoh masyarakat, tokoh agama, akademisi serta animo dukungan masyarakat NTT, Johni Asadoma memutuskan untuk bertarung di Pilkada NTT.
Ia juga mengaku sudah membangun komunikasi dengan sejumlah partai politik agar bisa mengusungnya di pilkada nanti.
Beberapa pekan lalu, Jhoni Asadoma mengaku bersyukur karena diberikan kekuatan dari Tuhan untuk menjalani dan mengabdikan diri kepada bangsa dan negara di bidang penegakan hukum.

"Saya bersyukur karena bisa menyelesaikan tugas negara dengan baik, sukses dalam kondisi sehat,” ujarnya.
Dengan berakhir masa tugas di kepolisian, dirinya dan keluarga bersepakat untuk melanjutkan pengabdian kepada masyarakat melalui jalur politik.
Relawan Johni Asadoma juga sudah sudah mulai terbentuk.
Johni Asadoma lahir di Denpasar Bali 8 Januari 1966. Ia lulusan Akpol 1989, berpengalaman dalam bidang Brigade Mobil.
Sebelum masuk taruna Akpol, Johni Asadoma adalah petinju nasional Indonesia (amatir) dengan berbagai prestasi tingkat nasional dan internasional.
12. Orias Petrus Moedak
Orias Petrus Moedak siap menjadi Calon Gubernur NTT. Ia memastikan ikut kontestasi Pilkada NTT yang digelar pada 27 November 2024 mendatang.
”Jadi kalau ditanya serius, ya saya serius. Bisa dicatat saya siap menjadi Calon Gubernur NTT,” kata Orias Petrus Moedak di Kupang, Jumat (7/7/2023) lalu.
Saat ini Orias Petrus Moedak sedang gencar mensosialisasi diri kepada masyarakat NTT.
Dia berkeliling NTT melaksanakan aktivitas sosial dan mendukung pembangunan sambil memperkenalkan diri.
Orias Petrus Moedak lahir di Kupang, 26 Agustus 1967. Ia telah menikah dan dikaruniahi tiga orang anak. Orias Petrus Moedak bersama keluarga berdomisili di Jakarta.
Orias mengawali pendidikan dengan menjadi siswa SDK Don Bosko 3 Kupang, tamat tahun 1980. Kemudian lanjut di SMP Negeri 2 Kupang, selesai tahun 1983.
Setelah tamat SMP Negeri 2 Kupang, Orias Petrus Moedak melanjutkan di SMA Negeri 1 Kupang pada tahun 1984.
Selanjutnya, karena mendapat beasiswa sehingga dia pindah ke SMA Negeri 1 Garut dan tamat tahun 1986.
Orias kemudian menjadi mahasiswa Jurusan Akutansi Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran Bandung, selesai tahun 1990.
Dia mengawali karir profesional di sektor jasa keuangan dengan menjadi Senior Auditor KAP Santoso Harsokusumo, member of Ernst & Young International (1991-1994).
EY International merupakan perusahaan jasa auditor yang masuk kategori Big Four.
Orias juga menjabat sebagai Direktur Corporate Finance PT Bahana Securities (1994-2000).

Ia sempat berkarir di Singapura dengan menjadi Managing Director Investement Banking Daiwa Capital Markets Singapore Ltd (2010-2014).
Kemudian, Orias Petrus Moedak kembali ke Indonesia karena 'ditarik' oleh Direktur Utama Pelindo II saat itu, RJ Lino.
Orias menjabat Direktur Keuangan Pelindo II (2014-2016), mengelola perusahaan BUMN pengelola pelabuhan terbesar di Indonesia.
Selanjutnya, Orias Petrus Moedak dipromosikan menjadi Direktur Utama Pelindo III (2016-2017).
Setahun di Pelindo III, karier Orias Petrus Moedak pun berpindah industri, masih di perusahaan BUMN.
Ia menjabat sebagai Direktur Keuangan PT Bukit Asam Tbk (PTBA), BUMN pertambangan batu bara.
Setelah setahun, Orias Petrus Moedak pindah dan menjabat sebagai Direktur Keuangan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).
Hanya butuh waktu 9 bulan di Inalum, Orias Petrus Moedak dipercayakan sebagai Wakil Direktur Utama PT Freeport Indonesia.
PT Inalum (Persero) memiliki saham mayoritas (51,2 persen) di PT Freeport Indonesia.
Tak sampai setahun, Orias Petrus Moedak memperoleh promosi menjadi Direktur Utama PT Inalum (Persero), holding dari BUMN pertambangan.
Selain menempati jabatan direktur, Orias Petrus Moedak juga menjabat komisaris sejumlah perusahaan, di antaranya Komisaris Independen PT Rukun Raharja, Jakarta (2023-Sekarang).
Orias Petrus Moedak memiliki prinsip bekerja secara jujur.
"Jangan mencuri, karena mencuri itu mengambil hak orang. Saya jamin NTT bisa maju, asalkan jangan mencuri aja,” kata Orias Petrus Moedak.
13. Fransiscus Go
Nama Fransiscus Go juga santer diberitakan sebagai Calon Gubernur NTT. CEO GMT Institute ini dikabarkan sudah membentuk organisasi relawan untuk bekerja.
Namun hingga saat ini Fransiscus Go belum mendeklarasikan diri.
Dalam setiap kesempatan, ia jarang bicara tentang kesiapannya maju Pilgub NTT.
Frans Go lebih banyak sharing pengalaman mengenai kiat-kiat praktis berwirausaha.
Ia juga kerap menjadi motivator untuk para pelaku usaha. "Kita harus bersama-sama dengan positif thiking yakin NTT akan lebih baik dari waktu ke waktu," katanya.
Sebelum sukses di bidang property, Frans Go pernah menjadi karyawan.
"Saya orang biasa, dan saya putra NTT yang lahir di Kefa ( Timor Tengah Utara ). Kita semua berada dalam satu langit yang sama membangun NTT," ujar Frans Go.

14. Frans Aba
Fransiskus Xaverius Lara Aba alias Frans Aba sudah deklarasi sebagai Calon Gubernur NTT. Deklarasi berlangsung di Hotel Aston Kupang, Minggu (18/6/2023).
Frans Aba pun menyatakan kesiapannya untuk memimpin Provinsi NTT.
Sebagai anak muda, ia berani menyerahkan diri untuk mengabdi bagi bumi Flobamora.
"Kita harus berani tampil, politik itu bukan barang haram untuk kita memulainya dan bukan barang mewah hanya untuk orang-orang tertentu saja. Kesempatan berpolitik ini milik kita bersama," kata Frans Aba
"Kita sudah gerah dengan sikap-sikap yang menyebut diri untuk membangun demi rakyat tetapi rakyat menangis. Mari kita kembalikan NTT ke rakyat NTT, mari kita bangun bersama tanpa harus ada yang merasa dirugikan," tambahnya.
Frans Aba yang menyelesaikan pendidikan sarjana ekonomi di Universitas Katolik Widya Mandiri. Kemudian meraih gelar Master of Economic (M.Ec) di Nasional University of Malaysia.

15. Roy Bulan
Roy Octovianus Bulan alias Roy Bulan juga menyatakan siap menjadi Calon Gubernur NTT. Pria kelahiran Rote ini terus mensosialisasi diri kepada masyarakat NTT.
Roy Bulan memulai karirnya sebagai pembawa acara di salah satu stasiun televisi, sekitar sepuluh tahun lalu.
Kemudian ia merintis beberapa usaha, di antaranya Roy Bulan Management Entertainment, salon and bridal, catering dan konveksi.
Roy Bulan mau mencoba peruntungannya dengan maju di Pilkada NTT.

16. Gabriel Goa
Aktivis Anti Human Traficking dan Anti Korupsi, Gabriel Goa resmi nyatakan diri maju Calon Gubernur NTT. Adapun misi Gabriel Goa, yaitu untuk menjawab isu/persoalan human trafficking dan korupsi.
“Saya serius nyatakan maju Calon Gubernur NTT, untuk selesaikan persoalan perdagangan orang atau human trafficking dan korupsi. Dua perseoalan tersebut merupakan isu serius dan mendesak untuk konteks NTT hari ini dan harus diselesaikan,” kata Gabriel Goa, Selasa (12/3/2024).
Menurut Pegiat HAM tersebut, harus ada dari barisan pegiat anti human trafficking dan pegiat anti korupsi yang berani maju Pilkada NTT.
“Persoalan human trafficking dan korupsi di NTT tidak akan selesai jika kita hanya berteriak dari luar sistem. Tidak cukup itu. Kita harus berjuang dari dalam untuk memperkuat system pencegahan dan pemberantasan mafia perdagangan orang dan korupsi,” tegasnya.
Gabriel Goa klaim sudah mengantongi dukungan partai politik dari sejumlah petinggi partai besar di Jakarta.

Demikian nama 16 bakal Calon Gubernur NTT yang saat ini beredar.
Untuk diketahui, agar bisa menjadi peserta Pilkada NTT, harus mendapat dukungan partai politik atau melalui jalur perseorangan (independen).
Jalur independen membutuhkan banyak dukungan warga yang dibuktikan dengan identitas (KTP).
Sejarah membuktikan, selama beberapa Pilkada NTT, belum ada calon gubernur dari jalur independen.
Partai politik yang memiliki kursi di DPRD NTT juga tidak ada yang bisa mengusung calon sendiri, melainkan harus berkoalisi dengan partai lain agar memenuhi persyaratan pencalonan.
Dalam konteks ini, bakal calon gubernur yang nota bene adalah kader partai lebih berpeluang untuk diusung.
Di sisi lain, bakal calon yang memiliki 'sumber daya mumuni' juga bisa memperoleh pintu partai setelah ada deal. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.