Berita NTT

Konsumsi Beras Lebih Besar Dibandingkan Produksi Beras di NTT Sebabkan Inflasi 

Artinya Jatim menjadi penyuplai utama beras di NTT sekitar 52 persen dan beras impor paling banyak dari Vietnam sebesar 59 persen.

Penulis: Agustina Yulian Tasino Dhema | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/AGUSTINA YULIAN TASINO DHEMA
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, Agus Sistyo Widjajati saat melaporkan perkembangan perekonomian NTT pada Selasa, 2 April 2024 di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Asti Dhema

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Walaupun pada Maret 2024 provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami deflasi sebesar 0,14 persen namun, beras menjadi penyumbang terbesar terhadap kenaikan harga barang pada Maret 2024.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, Agus Sistyo Widjajati melaporkan, penyumbang inflasi selama 15 bulan yang paling sering muncul menjadi pemicu inflasi adalah beras sebanyak 9 kali.

Kemudian angkutan udara sebanyak 7 kali, cabai rawit menyumbang inflasi 6 kali, kangkung 5 kali dan ikan tembang 4 kali.

Beras selalu menjadi komoditas utama menyumbang Inflasi disebabkan jumlah produksi beras di NTT lebih besar dibandingkan beras yang dikonsumsi masyarakat. Produksi beras di NTT surplus pada triwulan II-2022 dan 2023 dan triwulan II pada periode April, Mei, dan Juni merupakan masa panen.

Baca juga: Tren Pelanggaran Bea Cuka di NTT Mengalami Peningkatan

"Harapannya tidak ada pergeseran untuk produksi beras untuk tw II begitu pun yang terjadi di Jawa dan Sulawesi Selatan itu juga sudah mulai panen di bulan Maret tapi lebih awal dan panen raya akan terjadi di bulan April, Mei dan Juni demikian juga kondisi yang ada di NTT,"ungkap Agus saat momen Buka Puasa Bersama Media di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT pada Selasa, 2 April 2024.

Pada triwulan I-2024 produksi beras di NTT sebanyak 37,77 ribu ton sedangkan konsumsi beras di triwulan I sebanyak 163 ribu ton sedangkan kebutuhan beras  rata-rata per orang sekitar 117,19 ribu per tahun dan rata-rata per bulan konsumsi beras di NTT 54,390 ton per bulan tetapi produksi beras selama tiga bulan hanya 37 ribu ton.

Artinya selama tiga bulan dengan kebutuhan selama satu bulan saja produksi beras tidak memenuhi kebutuhan masyarakat NTT periode triwulan I-2024. Sehingga di triwulan I 2024 produksi lokal hanya mencakup 23 persen dari kebutuhan beras masyarakat NTT pada triwulan I-2024. 

Dengan demikian 70 persen beras didatangkan dari luar NTT yakni 56 ribu ton dari Jawa Timur, 25 ribu ton dari Sulawesi Selatan, 2 ribu ton dari Thailand dan dari Vietnam 3.900 ton.

Artinya Jatim menjadi penyuplai utama beras di NTT sekitar 52 persen dan beras impor paling banyak dari Vietnam sebesar 59 persen.

Kemudian pada triwulan I-2024 produktivitas lahan pertanian yang ada di NTT sebesar 4,15 ton per hektar sedangkan di Bali 6,2 ton per hektar, di Jawa Timur 5,7 ton per hektar dan rata-rata Indonesia 5,29 ton per hektar.

Sehingga produktivitas beras di NTT masih lebih rendah dibandingkan produktivitas nasional atau di beberapa kota provinsi yang ada di Indonesia.

"Beras menjadi komoditas utama yang selalu menjadi pemicu terjadinya Inflasi. Oleh karena itu menjadi penting kita untuk fokus kepada bagaimana meningkatkan produktivitas beras yang ada di NTT,"ujarnya.

Pada Maret 2024, selain beras menyumbang inflasi sebesar 0,23 persen, ada telur ayam ras sebesar 0,05 persen, cabai rawit 0,05 persen, emas perhiasan 0,03 persen, komoditas baru yaitu pisang sebesar 0,03 persen dan ikan tembang -0,12 persen.

"Ternyata Pisang itu di Flores dan di Sumba itu kena hama. Sehingga pisangnya mengalami penurunan produktivitas dan harganya mengalami kenaikan cukup tinggi. Perhiasan menjelang lebaran orang banyak membeli emas-emas dan perhiasan untuk hari raya Idulftri,"tandas Agus. (dhe)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved