Opini

Salib: Dari Penghinaan Menuju Kemuliaan

Untuk memperoleh deskripsi tentang narasi penyaliban Yesus yang terang benderang, film dokumenter Yesus dari Nasaret menurut injil Lukas.

Editor: Agustinus Sape
YOUTUBE/KOMISI KOMSOS K. PADANG
Ilustrasi Yesus wafat di Salib 

Penegasan akan penebusan umat manusia tampak dalam peristiwa kebangkitan Yesus (bdk. Mrk 16:1-7, Mat. 28:1-10, Luk. 24:1-12, Yoh. 20:1-9), yang diperkuat oleh kesaksian Petrus bahwa Yesus telah dibangkitkan Allah pada hari ketiga (Kis.10:40).

Kebangkitan Yesus menunjukkan keberhasilan-Nya mengalahkan maut, kemenangan atas kuasa kematian. Menurut Paulus, kebangkitan Yesus dari antara orang mati menjadi penanda bahwa maut tidak berkuasa lagi atas Dia. Sebab kematian-Nya adalah kematian atas dosa (bdk. Rm. 6:9-10).

Perspektif baru tentang salib dan penderitaan ditemukan pula dalam percakapan batin antara Yesus dan Sta. Faustina. Dia menulis dalam buku hariannya kata-kata Yesus kepadanya sebagai berikut: “Penderitaan akan menjadi sumber kesucian bagimu.” (BH. 1487)

Selanjutnya ketika Sta. Faustina, dalam keluhannya, akibat sakit paru-paru yang dideritanya dan cemoohan yang didapatnya dari rekan-rekan susternya, kepada Yesus, dia mendapat peneguhan dari kata-kata Yesus berikut: “Benar, anak-Ku, semua itu menyakitkan. Tetapi, tidak ada jalan lain menuju surga kecuali jalan salib. Aku sudah lebih dahulu menapaki jalan itu. Engkau harus tahu bahwa itulah jalan yang paling pendek dan paling pasti (BH. 1487).

Penutup

Bertolak dari paparan ringkas di atas, dapat dikatakan cara pandang lama tentang salib telah berubah dalam Yesus menjadi sudut pandang yang baru. Salib yang dianggap (anggapan lama) sebagai kemalangan, malapetaka, keburukan, dan keputusasaan telah beralih menjadi simbol kemenangan, tanda harapan, jalan kekudusan, kerendahan hati, pengampunan, dan kepasrahan total kepada kehendah Ilahi (pandangan baru).

Dalam rumusan biblis, salib adalah simbol kemenangan Yesus atas maut melalui kebangkitan-Nya. Salib adalah jalan menuju kemuliaan.

Dalam teologi Katolik, penderitaan dalam pelbagai wajahnya adalah salib.

Untuk dapat memahami salib dalam sudut pandang yang baru, di akhir tulisan ini, saya akan mengumpamakan penderitaan, salib, sebagai ujian semester bagi peserta didik. Setelah mendapat sekian banyak materi pelajaran selama satu semester, maka pada akhir semester anak didik akan diuji sejauh mana pengusaannya terhadap seluruh bahan ajar yang telah diperolehnya dalam satu semester tadi.

Bila digunakan cara pandang ini (perumpamaan sederhana ini), maka salib yang tampil dalam beranekaragam rupa itu adalah ujian dalam hidup. Dalam arti ini, salib adalah sarana untuk sampai kepada kemuliaan.

Dengan demikian, kalau mengalami penderitaan yang datang silih berganti, datanglah dan bersujudlah di bawah kaki salib Yesus, maka Dia akan menopang kita agar mampu memikul salib itu.

(Penulis adalah alumnus STFK Ledalero, tinggal di Labuan Bajo)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved