Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Senin 25 Maret 2024: Orang Miskin Selalu ada Padamu
Orang miskin hati atau rohani juga terlihat lewat orang-orang yang tidak memiliki hati terhadap orang lain di sekitarnya.
Oleh : Bruder Pio Hayon, SVD *)
POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ini ditulis Bruder Pio Hayon SVD mengangkat judul, Orang Miskin Selalu ada Padamu.
Renungan Harian Bruder Pio Hayon SVD Hari Senin dalam Pekan Suci Paskah merujuk pada Bacaan I: Yes. 42: 1-7 dan Injil : Yoh. 12: 1-11
Berikut ini teks lengkap Renungan Harian Katolik yang ditulis, Bruder Pio Hayon SVD hari ini.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Ketika kita bicara orang miskin, pikiran kita tertuju kepada semua orang yang memang tidak punya apa-apa sama sekali untuk dimakan atau juga tidak memiliki apa-apa di dalam hidup mereka.
Seperti harta atau uang atau tanah kebutuhan hidup mereka pun sangat terbatas bisa dipenuhi. Namun juga orang miskin dapat dilihat dari aspek rohani.
Orang miskin hati atau rohani juga terlihat lewat orang-orang yang tidak memiliki hati terhadap orang lain di sekitarnya.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Di hari pertama dimulainya pekan suci ini, kita disuguhkan dengan kisah-kisah awal sebelum Yesus masuk dalam drama kejam penyalibanNya. Dalam injil hari ini, Yesus dikisahkan berada di Betania di rumah Lazarus yang pernah dibangkitkan oleh Yesus sesudah Lazarus meninggal.
Lazarus memiliki dua orang saudarinya, yakni Marta dan Maria. Dalam kesempatan itu, Yesus membuat perjamuan makan bersama-sama dengan para muridNya dan keluarga Lazarus. Yesus memiliki kedekatan secara psikologis dengan keluarga ini. Itu terlihat betapa Yesus dekat dengan Lazarus yang dibangkitkan itu dan juga kedua saudarinya.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 24 Maret 2024 : Arti dan makna Minggu Palma
Di tempat mereka inilah Yesus biasa bersama para muridnya membuat perjamuan bersama. Dalam kesempatan perjamuan makan bersama itu, Maria, salah satu dari saudarinya Lazarus tiba-tiba datang ke hadapan Yesus dan meminyaki kaki Yesus dengan minyak narwastu yang mahal harganya dan sesudah itu membasuh kaki Yesus dengan rambutnya.
Kejadian seperti ini dianggap sebagai hal yang luar biasa. Biasanya dalam perjamuan seperti itu, tuan rumah (Lazarus dan saudarinya) harus menyiapkan tempat untuk pembasuhan kaki bagi semua tamu yang datang ke perjamuan itu. Ini sudah menjadi tradisi bagi orang Yahudi untuk membasuh kaki mereka sebelum memasuki rumah tempat perjamuan dengan air pada tempat pembasuhan yang sudah disiapkan oleh keluarga tempat perjamuan itu.
Boleh jadi Yesus dan para muridNya sudah membasuh kaki mereka sebelum memasuki rumah Lazarus karena memang itu sudah menjadi tradisi. Namun menjadi menarik di sini adalah hal yang dibuat oleh Maria itu lebih dari biasanya. Dia tidak membasuh dengan air tetapi dengan minyak narwastu yang mahal harganya.
Dalam injil ini, menurut Yudas minyak itu bisa dijual dengan harga 300 dinar. Jika kita kalkulasi, harga kerja harian itu dibayar 1 dinar sehari. Dan kalau kita tetapkan dalam rupiah, 100.000 upah sehari, maka minyak narwastu setengah kati itu mencapai 30 juta rupiah.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.