Berita Ngada
Ambrosius Wolo dan Rekan, Tekun Merawat Taman Kartini Kota Bajawa - Ngada
para penata taman rela bekerja di luar jam kerja jika mereka melihat ada hal mendesak yang perlu dikerjakan
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Rosalina Woso
Sesarius awalnya janggung menawarkan jasa memotret kepada para pengunjung Taman Kartini. Namun seiring berjalannya waktu Sesarius menjadi komunikatif, berani dan luwes ketika menawarkan jasa memotret.
Jekson juga rupanya baru menyadari ternyata dia sudah setahun lebih bergelut dengan usaha jasa memotret di Taman Kartini.
Penghasilannya dari usaha itu, cukup untuk memenuhi kebutuhannya dan membantu orangtuanya membiayai sekolah dua adiknya yang masih duduk di bangku SD dan SMA.
"Untuk penghasilan yah memang sangat bergantung pada jumlah pengunjung. Kalau banyak pengunjung yah kita penya peluang dapat banyak. Tapi sejauh ini cukuplah untuk penuhi kebutuhan," ungkapnya beberapa waktu lalu.
Anak sulung dari tiga bersaudara ini, mulai bergelut dengan usaha jasa memotret di Taman Kartini pada Maret 2022.
"Saya mulai usaha ini pada Maret 2022. Saya melihat ada peluang, ada kesempatan di sini, karena ramai kan, jadi saya memutuskan untuk usaha jasa memotret," kata Jekson.
"Dulu peralatan untuk memotret masih minim, nah setelah saya mulai usaha dan dapat uang, saya beli beberapa alat agar hasil foto lebih bagus," imbuh Jekson.
Jekson menguraikan, dirinya menamatkan pendidikan SMA pada 2018 dan memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi akibat keterbatasan dana. Apalagi orangtuanya juga harus membiayai kedua adiknya.
Tamat SMA, Jekson membantu orangtuanya yang sehari - hari bekerja sebagai petani sambil belajar fotografi secara otodidak hingga akhirnya memutuskan untuk usaha jasa memotret di Taman Kartini Kota Bajawa.
Menurut Jekson, usaha jasa memotret hanya salah satu dari sekian banyak peluang usaha di sektor pariwisata. "Cari kerja sekarang susah. Jadi mau tidak mau harus pintar - pintar baca peluang. Tidak boleh gengsi, harus kreatif dan rajin mengasah skill," ujar Jekson.
Sementara itu, Mama Theresia Pano Kake, yang juga mengais rejeki di Taman Kartini, menceritakan, dirinya sudah setahun lebih jualan kuliner jagung bakar di Taman Kartini Kota Bajawa.
Mama Theresia memiliki satu unit gerobak untuk jualan, juga sebuah tenda sederhana dengan atap terpal dan beberapa kursi untuk para tamu atau pengunjungnya.
"Saya biasanya buka setiap sore sampe mala m jam tujuh begitu. Kalo ramai pendapatan saya bisa empat ratus ribu, kalau sepi dapat seratus atau dua ratus ribu," ujarnya.
Agar rasa jagung bakar lebih nikmat, mama Theresia menggunakan bumbu - bumbu tradisional. Dia enggan menggunakan bumbu - bumbu kemasan karena cita rasanya berbeda.
Menurutnya, sejak menggeluti usaha kuliner jagung bakar di Taman Kartini, kehidupan ekonomi keluarganya perlahan membaik. (orc).
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.