Vatikan

Paus Fransiskus Belum Menerima Undangan untuk Bertemu Vladimir Putin di Rusia

Paus Fransiskus belum menerima undangan untuk melakukan perjalanan ke Moskow pada bulan Juni untuk bertemu dengan Vladimir Putin.

Editor: Agustinus Sape
OSV NEWS PHOTO/REUTERS
Presiden petahana Rusia Vladimir Putin, yang dinyatakan sebagai pemenang pemilihan presiden pada 15-17 Maret 2024 oleh komisi pemilihan negara itu, terlihat di layar di atas panggung saat ia menghadiri rapat umum tanggal 18 Maret di Lapangan Merah di pusat kota Moskow yang menandai tanggal 10. peringatan aneksasi Rusia atas Krimea dari Ukraina. 

POS-KUPANG.COM, VATIKAN - Paus Fransiskus belum menerima undangan untuk melakukan perjalanan ke Moskow pada bulan Juni untuk bertemu dengan Vladimir Putin, kata direktur kantor pers Tahta Suci.

Sebuah laporan di situs Intelligence Online, sebuah jurnal Perancis, “tidak sesuai dengan kebenaran,” kata Matteo Bruni kepada wartawan pada 20 Maret 2024.

Sebuah berita di situs web 19 Maret mengatakan Ivan Soltanovsky, duta besar Rusia untuk Tahta Suci, mengundang Paus untuk bertemu Vladimir Putin di Moskow pada bulan Juni, “sebuah undangan yang diterima Paus,” lapor Intelligence Online.

Jurnal tersebut mengatakan Paus, yang berulang kali diundang mengunjungi Ukraina, akan melakukan perjalanan ke Kyiv segera setelah mengunjungi Moskow.

Setelah Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022, Paus Fransiskus mengatakan dia bersedia menerima undangan pemerintah Ukraina untuk berkunjung, namun hanya jika dia bisa mengunjungi Moskow juga.

Sebelumnya kantor berita Rusia RIA Novosti melaporkan bahwa Paus Fransiskus telah mengucapkan selamat kepada Putin atas kemenangannya dalam pemilihan presiden pada 17 Maret, sebuah pemilu yang oleh para pengamat Barat digambarkan sebagai pemilu yang dicurangi. Bruni mengatakan kepada Catholic News Service pada 18 Maret bahwa laporan itu tidak benar.

Vatikan telah berulang kali menawarkan untuk bertindak sebagai mediator antara Ukraina dan Rusia, dan tahun lalu Paus Fransiskus mengirim utusan perdamaiannya untuk Ukraina, Kardinal Italia Matteo Zuppi dari Bologna, ke Kyiv, Moskow, Washington dan Beijing untuk bertemu dengan para pemimpin asing dan memajukan pembicaraan perdamaian di Ukraina.

Namun pada awal Maret, Paus menimbulkan kekhawatiran ketika sebuah segmen wawancara dirilis di mana ia mengatakan Rusia dan Ukraina perlu memiliki “keberanian bendera putih” untuk menghentikan pertempuran dan bernegosiasi.

Ungkapan “bendera putih” biasanya mengacu pada penyerahan diri, dan para pemimpin Ukraina sangat marah.

Paus Fransiskus menyampaikan pesan tradisional Hari Natal Urbi et Orbi kepada kota dan dunia dari balkon utama Basilika Santo Petrus di Vatikan, Senin 25 Desember 2023.
Paus Fransiskus menyampaikan pesan tradisional Hari Natal Urbi et Orbi kepada kota dan dunia dari balkon utama Basilika Santo Petrus di Vatikan, Senin 25 Desember 2023. (Reuters/ Yara Nardi)

Paus Fransiskus tidak meminta Ukraina untuk mempertimbangkan menyerah kepada Rusia ketika ia menyerukan perundingan untuk mengakhiri perang, namun ia menyerukan agar Rusia dan Ukraina menghentikan permusuhan dan terlibat dalam perundingan damai, kata Kardinal Pietro Parolin, Menteri Luar Negeri Vatikan.

Di akhir audiensi umum mingguannya pada tanggal 20 Maret, sambil berdoa untuk perdamaian di Ukraina dan di Tanah Suci, Paus Fransiskus berkata, “Perang selalu merupakan kekalahan.”

“Kita harus melakukan segala upaya untuk berdiskusi, bernegosiasi untuk mengakhiri perang,” katanya. “Mari kita berdoa untuk ini.”

(americamagazine.org)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved