BBPP Kupang

BBPP Kementan Dukung Uji Kompetensi Keahlian Siswa SMK Negeri Kualin TTS

UKK ini bertujuan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik SMK, mengoptimalkan pelaksanaan sertifikasi kompetensi, dan mendorong kerja sama

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO
SMK Negeri Kualin Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) menyelenggarakan uji kompetensi keahlian (UKK). 

POS-KUPANG.COM - SMK Negeri Kualin Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) menyelenggarakan uji kompetensi keahlian (UKK).

UKK ini bertujuan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik SMK, mengoptimalkan pelaksanaan sertifikasi kompetensi, dan mendorong kerja sama SMK dengan dunia kerja.

SMK Negeri Kualin sendiri memiliki program studi kompetensi keahlian yakni Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura, Agribisnis Ternak Unggas, Agribisnis Ternak Ruminansia, dan Agribisnis Perikanan.  

Melalui UKK ini juga, SMK Pertanian diharapkan bisa menghasilkan sumber daya manusia berkualitas yang siap mengisi peluang menjadi tenaga teknis menengah pertanian dan  pelaku wirausaha mandiri dan berdaya saing.

UKK ini digelar pada 6-8 Maret 2024 di SMK Negeri Kualin dan dibuka langsung oleh kepala sekolah Yohana Nenabu, S.P.d. Dalam arahannya, Yohana Nenabu berpesan epada seluruh peserta UKK agar mengikuti ujian dengan penuh semangat namun tetap memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja.

Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang selaku UPT Kementerian Pertanian terlibat sebagai penguji eksternal dalam jurusan Agribisnis Unggas yang dalam kesempatan ini menugaskan kepada Eni Mulyanti, SPt,M.Si sebagai penguji eksternal.

Eny Mulyanti dalam arahannya mengimbau agar siswa tetap fokus dan yakin bisa. “Siswa harus fokus dan yakin bisa karena keunggulan sebuah SMK adalah persentase kegiatan praktek yang lebih banyak dibandingkan dengan teorinya,” ujar Eny.

Uji kompetensi keahlian Agribisnis Ternak Unggas di SMK Negeri Kualin diikuti oleh 54 siswa. Seluruh siswa dengan penuh semangat mengikuti uji kompetensi keahlian dan telah memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa 38,02 persen  petani Indonesia merupakan generasi  yang berusia 41-56 tahun. Jumlah petani muda saat ini baru berkisar 21,93 persen.

Rendahnya minat generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian di antaranya  karena stigma yang melekat pada sebagian masyarakat Indonesia bahwa petani berpendapatan rendah, kurang menarik, akses permodalan susah, dan generasi petani terdahulu  memiliki skill serta pengetahuan yang rendah. 

Untuk itu, Kementerian Pertanian melalui berbagai programnya telah berusaha untuk meningkatkan minat generasi muda di bidang pertanian, diantaranya melalui pendidikan formal maupun non formal seperti pelatihan. 

Program Kementerian Pertanian untuk mengembangkan generasi muda pertanian seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 7/Permentan/OT.140/1/2013 tentang Pedoman Pengembangan Generasi Muda Pertanian dan Peraturan Menteri Pertanian No. 9 Tahun 2019 tentang Pedoman Gerakan Pembangunan Sumber Daya Manusia Pertanian Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045.  

Siswa SMK merupakan generasi penerus pertanian yang akan melanjutkan tongkat estafet pembangunan pertanian. 

Baca juga: Tingkatkan Produktivitas, BBPP Kementan Gelar Pelatihan Food Budgeting Penyuluh dan Fasilitator Desa

Seperti yang pernah disampaikan oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman milenial pertanian merupakan ujung tombak meningkatkan kapasitas pertanian Indonesia

“SDM pertanian adalah ujung tombak dalam penyuluhan pertanian, SDM pertanian harus dididik untuk menjadi lulusan yang tangguh serta profesional sehingga mereka akan tahan banting ketika menjadi wirausahawan pertanian ataupun bekerja di bidang pertanian nanti.” ujar Amran

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved