Inche Sayuna Dicopot
BREAKING NEWS - Inche Sayuna Dicopot dari Sekretaris DPD Partai Golkar NTT
Politisi senior Partai Golkar, Dr. Inche DP Sayuna, SH, M.Hum, M.Kn dicopot dari Sekretaris DPD Partai Golkar NTT ( Nusa Tenggara Timur ).
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Politisi senior Partai Golkar, Dr. Inche DP Sayuna, SH, M.Hum, M.Kn dicopot dari Sekretaris DPD Partai Golkar NTT ( Nusa Tenggara Timur ).
Posisi yang ditinggalkan Inche Sayuna digantikan oleh Libby Sinlaeloe.
Pencopotan Inche Sayuna dilakukan Ketua DPD Partai Golkar NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena alias Melki Laka Lena.
Inche Sayuna membenarkan informasi tersebut ketika dikonfirmasi POS-KUPANG.COM, Senin 18 Maret 2024.
Wakil Ketua DPRD Provinsi NTT ini mengaku memperoleh informasi pencopotan dari Ans Takalapeta via telepon pada tanggal 8 Maret.
"Pak Ans Takalapeta menyampaikan bahwa mereka sudah rapat dua kali, ibu sek punya nama sudah diganti. Posisi diganti oleh ibu Libby Sinlaeloe," kata Inche Sayuna mengulangi omongan Ans Takalapeta.
"Ibu kami kasih urutan ketiga dari atas sebagai wakil ketua," ujar Inche Sayuna.
Kepada Ans Takalapeta, Inche Sayuna meminta catatan dari tim yang dibentuk oleh Melki Laka Lena untuk melakukan evaluasi kinerja pengurus.
"Saya minta diberi catatan, pak Ans bilang tidak ada catatan. Alasannya, ketua dan sekretaris sama-sama sibuk sehingga konsentrasi di pimpinan DPRD agar tidak diganggu tugas partai. Tapi ketua tidak diganti," katanya.
Ans Takalapeta minta Inche Sayuna untuk legowo menerima posisi baru, jika tidak maka akan berbeda. "Nadanya seakan-akan mengancam saya, nama saya akan hilang dalam struktur."
Baca juga: Golkar Pimpin Perolehan Suara di Dapil NTT 8 TTS, Inche Sayuna Sudah Raup 4.934 Suara
Inche Sayuna mengaku sampai saat ini belum menerima surat keputusan mengenai pencopotannya dari Sekretaris DPD Partai Golkar NTT.
Lebih lanjut Inche Sayuna menjelaskan kronologi pencopotannya. Menurutnya, cerita dimulai pada tanggal 6 Maret.
"Saya menerima undangan, tanda tangan saya di-scan. Saya dikasih tau staf bilang pak ketua minta rapat. Undangan rapat pleno dengan empat agenda, evaluasi pileg, persiapan Pilkada, evaluasi badan pengurus dan keempat, warna sari," terangnya.
"Masuk dalam rapat pleno, undangan cukup lengkap. Badan Pengurus tidak lengkap, Dewan Pertimbangan cukup banyak dan ada fraksi. Dia menjelaskan agenda rapat, ada evaluasi terhadap badan pengurus. Jadi, kami peserta rapat kaget," papar Inche Sayuna.
Ada peserta rapat menolak rapat evaluasi Pileg karena penghitungan suara belum selesai. Begitpun agenda persiapan Pilkada karena Pilkada masih jauh.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.