Pelajar Sikka Meninggal Tidak Wajar

Pelajar Sikka Meninggal Tidak Wajar, Sudah Lima Kasus Sejak Januari-Maret 2024

HRN yang mengalami gelisah. HRN ditemukan sekira pukul 08.50 Wita dengan posisi tergantung dengan seutas tali nilon warna biru.

Editor: Rosalina Woso
KOMPAS.com/THINKSTOCK
Ilustrasi mayat 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Albert Aquinaldo

POS-KUPANG.COM, MAUMERE - Jumlah kasus kematian dengan cara gantung diri di Kabupaten Sikka meningkat di awal tahun 2024. 

Sejak bulan Januari hingga Maret 2024, tercatat sudah ada lima kasus kematian dengan cara gantung diri dengan korban rata-rata pelajar. 

Kasus kematian dengan cara gantung diri pertama di Kabupaten Sikka yang cukup menghebohkan terjadi di Habihogor, Dusun Watukobu, Desa Watukobu Kecamatan Kewapante, Kabupaten Sikka, Jumat 19 Januari 2024 sekira pukul 01.00 wita.

Korban yang diketahui berinisial HM ditemukan meninggal dunia dengan cara gantung diri di kebun milik ipar korban di Dusun Watukobu, Desa Watukobu.

Kejadian itu awalnya diketahui istri HM sendiri yang saat itu sedang hamil.

Korban ditemukan tergantung di pohon lamtoro dan istri korban yang dalam keadaan hamil sedang berusaha menyelamatkan korban.

Kasus kematian dengan cara gantung diri kedua atau tepat sehari setelah kejadian pertama menimpa FSWM pelajar salah satu SMA ternama di Kota Maumere asal Lembata, Sabtu, 20 Januari 2024.

Kematian dengan cara gantung diri pelajar asal Lembata yang saat itu sedang mengenyam pendidikan di salah satu SMA ternama di Kota Maumere, mengingatkan para rekan korban akan curahan hati (curhat) yang disampaikannya.

Berdasarkan keterangan polisi, korban sempat membagikan cerita keadaan keluarganya yang membuat dirinya terkekang. Korban mengatakan orang tuanya bersikap masa bodoh dengan kehidupannya.

“Selama ini, korban hidup mandiri di asrama. Dia selalu menceritakan perjuangan hidupnya seorang diri,”demikian rilis.

Korban juga berbagi cerita masalah dengan pacar yang disapanya Nia yang domisil di asrama putri. Kepada rekannya sehari sebelumnya, Jumat, 19 Januari 2024 sekitar pukul 20.00 Wita, korban menceritakan diputus Nia.

Kasus kematian dengan cara gantung diri ketiga terjadi, Minggu, 4 Februari 2024 dini hari yang menimpa R, yang merupakan seorang remaja yang berdomisili di Desa Meken Detung, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka

R, korban meninggal dunia dengan cara gantung diri di Gudang Charlito, Desa Wairkoja, Kecamatan Kewapante, Kabupaten Sikka, Minggu, 4 Februari 2024 dini hari diketahui sempat memarahi adik kandungnya sendiri.

Korban juga melarang adiknya untuk tidak pergi ke kamar tidurnya yang berada di bagian belakang gudang.

Menurut keterangan adik kandung korban, malam harinya, R memarahi adiknya dan melarang tidur bersama korban.

Karena takut terhadap kakaknya atau korban, adik kandungnya itupun mengalah dan tidur di area tengah halaman gudang. Pagi harinya sekitar pukul 06.00 WITA, dirinya menemukan kakaknya sudah gantung diri. Adik kandung korban yang baru seminggu bekerja di gudang komoditi mengatakan selama ini kakaknya tidak terlibat permasalahan dengan siapapun.

Kasus kematian dengan cara gantung diri keempat menimpa HRN (23), Jumat, 16 Februari 2024 di Kota Maumere. 

HRN ditemukan pamannya sendiri yang sebelumnya menjaga HRN yang mengalami gelisah. HRN ditemukan sekira pukul 08.50 Wita dengan posisi tergantung dengan seutas tali nilon warna biru.

Kasus kematian dengan cara gantung diri kelima menimpa MNR, seorang pelajar salah satu SMA di Kabupaten Sikka, Jumat, 15 Maret 2024. 

Kejadian tersebut bermula saat korban bersama temannya dan Yoseph Denianus Nong Yend, saudara sepupu korban minum kopi di rumah korban, Jumat, 15 Maret 2024 sekira pukul 09.00 Wita. Sekira pukul 11.00 Wita, korban pergi meninggalkan rumah sendirian. Hingga pukul 19.00 Wita, korban belum kembali ke rumah. 

Mengetahui anak gadisnya belum kembali ke rumah, ibu kandung korban meminta bantuan tiga saudara sepupu korban lainnya, Agustinus Nong Oni, Rinto dan Oktovianus Randi  untuk mencari korban. 

Ketiganya lantas berusaha mencari keberadaan korban di sekeliling kampung. Namun sekira pukul 20.00 Wita, ketiganya menemukan korban dalam kondisi tergantung di sebuah pohon cengkeh. 

Mendapati kondisi korban, saudara sepupu korban langsung menginformasikan kejadian tersebut kepada keluarga korban dan warga di sekitar TKP dan melaporkan ke Polsek Bola melalui telepon selular.

Menerima laporan warga atas kejadian tersebut, aparat Polsek Bola sigap berkoordinasi dengan Tim Inafis Polres Sikka dan segera menuju lokasi kejadian guna melakukan olah TKP. 

Selain melakukan olah TKP oleh Tim Infis Polres Sikka, juga dilakukan pemerikasaan oleh dokter. 

Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter, disebutkan tidak ditemukan tanda-tanda adanya kekerasan pada tubuh korban. Pihak keluarga korban menerima kejadian tersebut sebagai musibah dan menolak untuk dilakukan autopsi terhadap jenazah korban. 

Artikel ini tidak dimaksudkan untuk menginspirasi Anda melakukan tindakan bunuh diri. Jika Anda mengalami depresi atau bermasalah dengan kesehatan jiwa, segera hubungi psikolog atau layanan kesehatan mental terdekat.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved