Berita Papua

Kantor BPBD Kabupaten Dogiyai Papua Tengah Hangus Terbakar, Ini Kronologi Lengkapnya

Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Dogiyai, Provinsi Papua Tengah hangus terbakar.

Editor: Agustinus Sape
BPBD KABPATEN DOGIYAI
Tribun-Papua.com/Istimewa Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dogiyai, Papua Tengah terbakar. Kapolres Dogiyai Kompol Sarraju mengatakan, kebakaran tersebut terjadi pada pukul 22.00 WIT malam. 

Saraju membantah adanya informasi yang menyebutkan bahwa pihak kepolisian dan TNI yang membakar rumah warga di Distrik Kamuu.

”Mereka sengaja menyebarkan informasi bohong untuk menjatuhkan aparat TNI dan Polri. Padahal, mereka sendiri yang membakar rumah warga,” tutur Saraju.

Kepala Polda Papua Inspektur Jenderal Mathius Fakhiri mengatakan, dirinya telah mengirim dua pejabat utama Polda Papua, yakni Kepala Bidang Profesi dan Pengamanan serta Kepala Biro Operasi ke Dogiyai. Tujuannya untuk menyelidiki pemicu konflik di Dogiyai dan informasi adanya seorang warga yang tewas karena tertembak.

Ia menambahkan, Polda Papua akan memperkuat pengamanan di Dogiyai untuk mencegah konflik semakin meluas. Salah satunya dengan mengirimkan 30 personel Brimob dari Nabire ke Dogiyai.

”Kami akan melibatkan tokoh masyarakat setempat untuk menenangkan massa. Sementara kedua pejabat utama dari Polda Papua akan melihat penanganan konflik di Dogiyai sesuai dengan prosedur atau tidak,” ucap Mathius.

Dari catatan Kompas, total sudah dua kali terjadi kerusuhan di Dogiyai pada tahun ini. Kerusuhan yang pertama ketika seorang warga bernama Yulianus Tebai tewas tertembak ketika aparat kepolisian menghentikan aksi sekelompok orang yang melakukan pemalakan seorang sopir truk di Distrik Mapia pada 21 Januari 2023.

Dua warga terluka karena terkena senjata tajam dan busur panah akibat aksi massa yang tidak terima dengan penembakan yang menewaskan Yulianus. Mereka juga membakar satu unit truk dan sejumlah kios serta menutup akses jalan dari Nabire menuju Mapia.

Juru bicara Jaringan Damai Papua, Yan Christian Warinussy, berpendapat, rawan terjadi konflik antara warga dan aparat kepolisian karena hubungan komunikasi yang tidak berjalan lancar. Selain itu, warga setempat tidak merasa nyaman karena jumlah pasukan yang semakin bertambah di daerah tersebut.

Ia menilai, diperlukan tim independen seperti Komnas HAM untuk menginvestigasi pemicu kerusuhan di Dogiyai. Hal ini untuk mencari solusi dari konflik yang telah terjadi berulang kali di daerah tersebut.

”Sebenarnya warga setempat membutuhkan pelayanan kesehatan dan pendidikan yang memadai. Akan tetapi, fakta yang terjadi, ada peningkatan pengamanan dengan pengerahan pasukan ke Dogiyai,” ucap Yan.

(Tribun-Papua.com/kompas.id)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved