Kasus Bunuh Diri

Satu Keluarga Bunuh Diri di Apartemen, Korban Dikenal Ramah dan Religius

4 orang yang merupakan satu keluarga, yakni EA (50), AEL (52), JWA (13), dan JL (15), ditemukan meninggal setelah meloncat dari lantai 21 Apartemen.

Editor: Agustinus Sape
KOMPAS/RHAMA PURNA JATI
Bagian depan Apartemen Teluk Intan di Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (10/3/2024). Kejadian bunuh diri di sekitar apartemen bukan pertama kali terjadi. Dalam 10 tahun terakhir setidaknya sudah tiga kali peristiwa bunuh diri terjadi di sekitar lokasi itu. 

Di lantai paling atas itu terdapat sebuah wihara kecil. Di sanalah mereka melompat. Kini tempat kejadian ditutupi garis polisi.

Salah seorang petugas keamanan apartemen yang tidak mau disebutkan namanya berujar, tempat ibadah itu memang dikhususkan untuk penghuni. ”Kalau orang asing tentu akan kami tanya apa kepentingannya datang ke apartemen. Prosedur itu kami lakukan sebagai bentuk penjagaan keamanan,” ujarnya.

Termasuk ketika keluarga ini masuk ke apartemen, tidak ada kecurigaan sedikit pun karena ia tahu bahwa keluarga ini pernah tinggal di apartemen dalam waktu lama. ”Tapi, saya tidak menyangka mereka berbuat demikian (bunuh diri),” katanya.

Ignatius Alven (21), penghuni apartemen, menuturkan, kejadian bunuh diri di sekitar lokasi apartemen bukan pertama kali terjadi. Dalam 10 tahun terakhir, terhitung sudah tiga kali kejadian bunuh diri dengan cara melompat dari ketinggian. ”Motif bunuh diri pun berbeda. Mulai dari mendengar bisikan hingga terlilit utang,” katanya.

Karena itu, ketika ada peristiwa bunuh diri satu keluarga, baginya, hal itu tidak lagi mengagetkan. Kini, lokasi bunuh diri masih dipasangi garis polisi. Tempat jatuhnya korban pun ditutupi plastik.

Beberapa warga yang penasaran melewati lokasi kejadian untuk melihat kondisi terakhir. Tidak jarang ada warga dan penghuni yang menyempatkan singgah untuk berdoa dan memberi bunga.

”Saya berdoa semoga mereka tenang,” kata salah seorang penghuni yang turut mendoakan korban.

Kepala Kepolisian Sektor Penjaringan Komisaris Agus Ady Wijaya menuturkan, dari hasil pengecekan kamera CCTV dan keterangan sejumlah saksi, dugaan sementara memang ada indikasi kuat keluarga ini bunuh diri. Namun, motif bunuh diri masih diselidiki.

Berdasarkan rekaman CCTV, keluarga ini datang ke apartemen pada pukul 16.04. Keempat korban mendatangi apartemen menggunakan mobil Gran Max warna perak dengan nomor pelat B 2972 BIQ.

Kemudian, para korban masuk ke lobi apartemen dan naik menggunakan lift. Sebelum memasuki lift, EA terlihat mencium kening ketiga korban yang lain. Sementara AEL mengumpulkan semua telepon genggam milik korban.

Pada pukul 16.05, para korban keluar dari lift, tepatnya di lantai 21, kemudian naik ke tangga darurat untuk ke bagian paling atas apartemen. Pada pukul 16.13, para korban jatuh bersamaan persis di depan lobi apartemen.

Dari keterangan para saksi, ungkap Agus, korban pernah tinggal di apartemen ini. Namun, sudah dua tahun mereka tidak lagi tinggal di sana. ”Ketika datang lagi ke apartemen, mereka langsung melakukan tindakan (bunuh diri) ini,” kata Agus.

Berdasarkan hasil identifikasi dari Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis), korban terluka parah di sejumlah bagian tubuh. Sebelum menjatuhkan diri, tangan mereka terikat dengan tali. Tangan EA dan JL terikat dengan tali yang sama. Sementara AEL terikat tali yang sama dengan JWA.

Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Koentjoro mengatakan, apa pun motif yang melatarbelakangi, penyelidikan terhadap kasus bunuh diri di Jakarta Utara perlu diperdalam untuk menyelidiki siapa inisiator bunuh diri tersebut.

”Upaya bunuh diri sangat jarang dilakukan berdasarkan keputusan lebih dari dua orang, apalagi dalam kasus ini sampai melibatkan empat orang sekaligus,” ujarnya.

Baca juga: Anak Bunuh Ayah Kandung di Amarasi, Pelaku Diduga Alami Gangguan Jiwa, Pernah Mencoba Bunuh Diri

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved