Pilpres 2024

PDIP dan Presiden Jokowi Tak Mungkin akan Bersatu, Begini Kata Adi Prayiotno

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP dan Presiden Jokowi tak akan mungkin bersatu kembali. PDIP tetap berkibar begitu juga Presiden Jokowi.

Penulis: Frans Krowin | Editor: Frans Krowin
KOLASE/POS-KUPANG.COM
TAK MUNGKIN BERSATU – PDIP dan Presiden Jokowi tak akan mungkin bersatu kembali. Karena saat ini, PDIP tak bedanya dengan masa lalunya Presiden Jokowi. 

POS-KUPANG.COM – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP dan Presiden Jokowi tak akan mungkin bersatu kembali. PDIP akan tetap berkibar demikian juga Presiden Jokowi akan tetap maju dan berpeluang besar bergabung ke Partai Golkar.

Hal tersebut disampaikan Direktur Eksekutif PPI Paramater Politik Indonesia Adi Prayitno ketika berbicara tentang wacana Presiden Jokowi segera bergabung dengan Partai Golkar dan meninggalkan PDIP untuk selama-lamanya.

Atas sikap politik Presiden Jokowi tersebut, Adi Prayitno pun berbicara tegas. Ia menyebutkan, bahwa jika partai politik demikian mudah diintervensi, maka partai politik sebaiknya dibubarkan saja.

Ia mengatakan itu ketika mengomentari isu yang menyebutkan bahwa Presiden Jokowi yang merupakan kader PDI Perjuangan  akan segera bergabung dengan Partai Golkar dan berpeluang menjadi ketua umum partai berlambang pohon beringin tersebut.

Isu ini semakin santer karena belakangan ini tersiar kabar bahwa Presiden Jokowi bukan lagi kader PDI Perjuangan. Apalagi ia sudah purnah tugas sebagai Presiden RI dua periode berturut-turut.

“Kita melihat Pak Jokowi ini kan wajah PDIP-nya enggak hilang sebenarnya, sekalipun ya sudah beda jalan. Tapi kemudian pindah ke Golkar jadi ketum. Waduh bagi saya, rumit saya membayangkan politik di negara ini,” ucap Adi Prayitno dalam dialog Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Senin 11 Maret 2024.

Menurut dia, Presiden Jokowi bergabung dan menjadi ketua umum Partai Golkar adalah peluang namun itu akan terjadi jika musyarawah nasional (munas) Partai Golkar digelar sebelum Oktober 2024.

“Nanti, sekalipun Jokowi tidak lagi menjadi presiden, tapi pengaruh dan kekuasaan politiknya ini akan terus didengar bahkan bisa mempengaruhi keputusan politik pemerintah 5 tahun yang akan datang. Satu-satunya adalah Jokowi tentu menjadi bagian dari partai politik besar, jawabannya adalah Golkar, orang mengkaitkannya di situ,” ujar Adi.

Baca juga: JK Kaget Prabowo-Gibran Menang Telak di Pilpres 2024: Saya Kira Banyak Orang Juga Terkejut

Jika Jokowi sudah menjadi bagian dari Partai Golkar, maka PDIP merupakan bagian dari masa lalu. “Kalau dengan PDIP ya saya kira sudah lama wasallam, karena memang keputusan politik Jokowi, sikap politik Jokowi berbeda secara diametral dengan PDIP. Ini yang menurut saya orang melihat kenapa Pak Jokowi dengan Ketum Golkar adalah satu-satunya cara supaya Jokowi kekuasaan politiknya, pengaruh politiknya kuat ya hanya dengan jadi ketua umum partai besar," urai Adi.

"Kalau dengan PSI, ya saya kira segera ibarat orang pakai baju, bajunya kekecilan belum tentu lolos parlemen. Apalagi Golkar saat ini suaranya 16 persen ya. Saya kira semua orang akan ngiler untuk menjadi bagian dari Golkar.”

Apa Respon Airlangga?

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan, Presiden Jokowi memang sudah rapat dengan partai yang dipimpinnya.

Hal tersebut disampaikan Airlangga ketika ditanya wartawan terkait isu Jokowi yang bakal merapat ke Golkar. "Pak Jokowi dan Partai Golkar memang sudah rapat," kata Airlangga disambut tawa petinggi Partai Golkar lainnya saat konferensi pers usai rapat pleno bersama Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan kader Partai Golkar di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Minggu 10 Maret 2024.

Airlangga menjelaskan, kedekatan tersebut terlihat dari iklan-iklan partai yang identik dengan warna kuning itu bersama Jokowi.

Hal senada juga diungkapkan Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia. Ia mengaku partai-nya cukup dekat dan memiliki hubungan baik dengan Jokowi karena konsisten sebagai pengusung dan pendukung presiden ketujuh RI itu.

"Bahkan kami juga sering dicanda-candain bahwa Partai Golkar ini lebih Pak Jokowi daripada partai politik yang lain," kata Doli seusai konferensi pers itu.

Lebih lanjut, Doli juga menuturkan bahwa Partai Golkar merupakan partai yang terbuka dan berusaha untuk menyatukan semua elemen bangsa.

"Jangankan seorang presiden, seorang rakyat biasa saja kalau mereka merasa aspirasinya sama, kepentingannya sama, perjuangannya sama, nilainya sama, dan ingin bergabung dengan Partai Golkar, satu anggota masyarakat saja kami sangat senang sekali, apalagi seorang presiden," ujarnya.

Terkait kabar bergabungnya Jokowi ke Golkar, Doli mengaku sangat senang apabila hal tersebut benar. Tetapi, Doli enggan berspekulasi lebih jauh karena ia belum mendapatkan konfirmasi mengenai status Jokowi dengan PDIP.

"Kami juga kan sampai sekarang belum pernah mendapatkan informasi, mendapat konfirmasi bahwa beliau (Jokowi) itu sudah menyatakan keluar dari partai sebelumnya. Bahkan di beberapa kesempatan ‘kan juga pernah disebutkan bahwa beliau masih tetap sebagai kader PDI Perjuangan," kata dia.

Begini Pandangan Pengamat

Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin menilai memang ada kans besar orang nomor satu di tanah air itu berlabuh ke Partai Golkar.

Berpindahnya Presiden Jokowi bisa dicermati, dari kapan Partai Golkar menggelar Musyawarah Nasional (Munas).

Presiden Jokowi juga disebut sering memberi sinyal akan berpindah haluan ke partai berlambang beringin itu.

Menurut Ujang, pindahnya Presiden Jokowi bukan tanpa alasan.

Salah satunya, Golkar berpotensi menjadi kendaraan politik bagi Jokowi maupun Gibran di masa mendatang.

Namun, bagaimana akhirnya, menurut Ujang, ada dua skenario yang bisa terjadi.

Jika Golkar tetap menggelar Munas di bulan Desember, maka posisi Jokowi di Golkar akan dipengaruhi "restu" Presiden yang baru.

Sementara, jika Golkar memilih Munas Luar Biasa (Munaslub) lebih awal, maka besar kemungkinan Jokowi menjadi Ketua Umum.

Baca juga: Jusuf Kalla: Hak Angket Bikin Kemenangan Prabowo – Gibran Menjadi Lebih Terhormat

Sementara itu, pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menilai, peluang Presiden Jokowi pindah ke Golkar sangat besar.

Sebab, kata Adi, dari sejumlah parpol pendukung Jokowi saat ini, Golkar yang paling memungkinkan menjadi kendaraan barunya.

“Golkar partai besar tempat paling nyaman untuk berlindung di kemudian hari setelah Jokowi tak lagi jadi Presiden,” kata Adi.

Sebabnya, pertama, Golkar merupakan partai politik tua dengan massa pendukung besar.

Pada Pemilu 2019 lalu, partai berlambangan pohon beringin itu mengantongi 17.229.789 suara nasional, terbanyak ketiga setelah PDIP dan Partai Gerindra. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved