Pemilu 2024

Litbang Kompas: Mencermati Lonjakan Suara PSI, Mungkinkah Masuk Senayan?

Konsentrasi suara PSI masih berada di perkotaan dan hanya tercatat di kurang lebih 15 dapil yang melebihi ambang batas.

Editor: Agustinus Sape
YOUTUBE/KOMPAS.COM
Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep (tengah) di Djakarta Theater, Jakarta, Selasa 24 Oktober 2023 malam. 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Di luar perkiraan berbagai pihak, pergerakan suara Partai Solidaritas Indonesia atau PSI di rekapitulasi suara nasional KPU melonjak beberapa hari terakhir ini.

Jika tren lonjakan ini konsisten terjadi, dengan lebih dari sepertiga data belum terhitung, peluang partai melenggang ke Senayan terbuka. Jika skenario ini benar-benar terjadi, kisah PSI menjadi anomali karena menerabas teorema mapan statistik yang telah diamini lebih dari tiga abad.

Hingga Minggu, 3 Maret 2024, pergerakan suara PSI berdasarkan real count KPU semakin menjanjikan. Bagaimana tidak, angka perolehan partai ini telah mencapai 3,13 persen, atau tak sampai 1 persen untuk melampaui ambang batas parlemen sebesar 4 persen. Meski demikian, masih dibutuhkan lebih dari 600.000 suara lagi agar mimpi PSI untuk duduk di Senayan menjadi kenyataan.

Pergerakan suara ini mengagetkan banyak pihak. Pasalnya, selama dilakukan pengukuran oleh berbagai lembaga, partai ini tak pernah lepas dari kategori partai dengan elektabilitas di bawah ambang batas.

Hasil survei Litbang Kompas dari Oktober 2019 hingga Agustus 2023 menunjukkan, tingkat keterpilihan PSI konsisten berada di bawah 1 persen. Baru pada survei Desember 2023, partai ini mampu mendorong tingkat keterpilihan hingga di angka 2,6 persen.

Hasil tangkapan ini pun selaras dengan quick count atau hitung cepat yang dilakukan sejumlah lembaga pada hari pemungutan suara 14 Februari 2024 lalu. Setidaknya, dari delapan lembaga yang melakukan hitung cepat, termasuk Litbang Kompas, rerata suara PSI berada di angka 2,79 persen. Delapan lembaga ini memprediksi perolehan suara PSI berada di rentang 2,6-2,9 persen.

Dengan rerata margin of error (MoE) tiap lembaga di kisaran plus minus 1 persen, kans partai ini untuk bisa tembus ke Senayan sebenarnya cukup kecil. Pasalnya, apabila MoE + 1 persen, suara dari PSI pun masih belum bisa melampaui ambang batas 4 persen.

Anomali suara PSI

Namun, tren perolehan PSI pada pemilu ini sangat cepat. Dalam waktu beberapa hari saja, suara dari PSI melonjak hingga 0,5 persen. Dalam kontestasi dengan 18 partai politik peserta pemilu, termasuk PSI, tentunya kejadian menjadi perhatian publik.

Hal ini nampak dari pergerakan hasil penghitungan real count KPU dari data masuk di sekitar 62-65,5 persen. Selama rentang tersebut, suara PSI naik dari sekitar 2,5 persen menjadi 3 persen. Artinya, dari 3,5 persen total penambahan suara yang masuk, proporsi yang cukup besar masuk ke PSI. Distribusi yang terjadi ini berbeda sangat jauh dibandingkan dengan hasil quick count dan ketika suara masuk masih di bawah 62 persen.

Jika ditelaah lebih dalam, laju pergerakan suara PSI ini salah satunya terlihat jelas pada 1 Maret 2024 pukul 23.00 hingga 2 Maret 2024 pukul 00.00 WIB. Dalam rentang waktu satu jam, PSI mengalami lonjakan lebih dari 3.300 suara dari 45 TPS.

Pergerakan data ini setidaknya menunjukkan dua hal. Pertama, bertambahnya suara PSI dalam rentang waktu tersebut jauh lebih besar dibandingkan dengan partai politik lain yang lebih mapan.

Golkar, misalnya, hanya memperoleh 882 suara atau tak sampai sepertiga dari suara yang didapat oleh PSI di rentang waktu tersebut. Sama halnya dengan Gerindra, PDI-P, Nasdem, dan PKS yang mendapat sekitar 500 suara.

Perbandingan ini tentunya melahirkan pertanyaan di benak publik. Bagaimana tidak, partai-partai tersebut terbilang mapan, dengan perolehan yang jauh di atas ambang batas, tetapi lonjakannya masih jauh dari PSI.

Gerindra, PDI-P, dan Golkar menjadi tiga partai politik dengan perolehan tertinggi masing-masing di atas 10 persen. Sementara itu, Nasdem dan PKS bertengger cukup mapan dengan perolehan masing-masing sebesar 9,4 dan 7,5 persen.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved