Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Senin 26 Februari 2024 Berjudul Janganlah Kamu…

Renungan Harian Bruder Pio Hayon SVD Hari Senin Biasa Prapaskah II merujuk pada Bacaan I: Dan. 9: 4b-10, Injil : Luk. 6: 36-38

Editor: Edi Hayong
DOK. POS-KUPANG.COM
Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Senin 26 Februari 2024 

POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ini ditulis Bruder Pio Hayon SVD mengangkat judul, Janganlah Kamu…

Renungan Harian Bruder Pio Hayon SVD Hari Senin Biasa Prapaskah II merujuk pada Bacaan I: Dan. 9: 4b-10, Injil : Luk. 6: 36-38

Berikut ini teks lengkap Renungan Harian Katolik yang ditulis, Bruder Pio Hayon SVD hari ini.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai sejahtera untuk kita semua.  Ungkapan atau pernyataan tentang sebuah pelarangan dengan menggunakan kata “janganlah kamu…” secara biblis sudah sering kita dengar sebagai kumpulan hukum yang diberikan Tuhan kepada umat Israel dalam hukum Taurat mereka.

Dan pernyataan hukum itu akan menjadi tanda perjanjian antara bangsa Israel dan Tuhan Allah yang dilakukan secara turun temurun.

Larangan dengan menggunakan ungkapan jangan itu adalah salah satu cara mengontrol manusia untuk tidak berbuat salah atau dosa.  

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Kita telah memasuki masa prapaskah II dalam persiapan kita selama 40 hari masa prapaskah ini. Hari pertama dalam pekan prapaskah II ini diawali dengan rasa penyesalan dari bangsa Israel yang diwakili oleh Nabi Daniel.

Nabi Daniel dalam nubuatnya menyatakan dengan penuh penyesalan akan segala perbuatan mereka sebagai sebuah bangsa yang besar dan melanggar pernjanjian mereka dengan Allah: “…kami telah berbuat dosa dan salah, kami telah berlaku fasik dan telah memberontak, kami telah menyimpang dari perintah dan peraturanMu.”

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 25 Februari 2024, Pesan Transfigurasi

Bangsa Israel pun tunduk menyatakan ketidaktaatan mereka kepada Allah dan semua penduduk Israel itu telah melakukan kesalahan dan melawan Allah. Ungkapan penyesalan bangsa Israel atas segala dosa dan kesalahan yang telah mereka lakukan dan ketidaktaatan mereka kepada Allah baik para pemimpin maupun umatNya.

Tetapi Allah tetap setia kepada mereka sebagai umat pilihanNya. Dan penyesalan itu harus juga sejalan dengan apa yang harus dilakukan dalam hidup harian. Karena apa yang kita buat akan juga kembali kepada kita sendiri.

Yesus membuat penegasan tentang hal ini dengan pendasaran yang benar akan tujuan utama pelaksanaan atas semua aturan dan hukum adalah agar menjadi murah hati seperti Bapa adalah murah hati.

Yesus mengajarkan kepada para muridNya: “janganlah kamu menghakimi maka kamu pun tidak akan dihakimi. Janganlah kamu menghukum maka kamu pun tidak akan dihukum, ampunilah dan kamu akan diampuni. Berilah dan kamu akan diberi, suatu takaran yang baik dan dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu.”

Yesus dalam pengajaranNya ini mau menekankan tentang satu kebenaran utama dalam hidup sebagai pengikutNya yakni tidak melakukan apa yang buruk kepada orang lain maka hal yang sama akan diberikan pula kepada kita. Maka kita tidak dengan sesuka hati untuk menghakami atau menghukum atau menyakiti orang lain karena kita pun akan diperlakukan hal yang sama seperti kita lakukan kepada orang lain.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved