Kabinet Indonesia Maju
Ekspresi Bahagia AHY Bisa Kembali Menjejakkan Kaki di Istana Negara sebagai Menteri ATR/BPN
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengaku terharu bisa kembali menjejakkan kaki di Istana sebagai menteri setelah sembilan tahun menjadi oposisi.
“Kami memiliki itikad kalau sudah mendukung, all in, dan kami buktikan ketika pemilu 2024 partai Demokrat all in untuk mendukung Prabowo-Gibran. Partai Demokrat juga berkontribusi di seluruh Tanah Air,” ucapnya.
Secara terpisah, Wakil Presiden Ma'ruf Amin berpesan kepada AHY agar berbagai permasalahan terkait sengketa tanah dapat diselesaikan. Program dari menteri sebelumnya terkait masalah-masalah agraria juga harus ditindaklanjuti.
“Itu harus diteruskan supaya tidak ada mafia tanah, kemudian juga ada sertifikat ganda, supaya tidak lagi ada sengketa-sengketa ke depannya," kata Wapres Amin.
Butuh sokongan
Menanggapi pelantikan AHY, Pengajar ilmu politik Universitas Sam Ratulangi, Ferry Daud Liando, menegaskan bahwa Presiden Jokowi mengajak Demokrat bergabung dalam pemerintahan karena ia masih akan menjabat hingga Oktober 2024. Jokowi masih membutuhkan sokongan kekuatan di DPR RI. Jika kekuatan dukungan di DPR RI menjadi minoritas, maka kerja dan kebijakan strategis Presiden Jokowi bisa terganggu.
Apabila, dukungan anggota DPR RI di bawah 50 persen maka bisa jadi semua kebijakan Jokowi ditolak di DPR. UU terkait Ibu Kota Nusantara atau IKN, misalnya, bisa saja dicabut di DPR.
“Pak Jokowi mengajak Demokrat bergabung dengan pemerintah kemungkinan besar untuk kepentingan itu. Ketika PDI Perjuangan tidak lagi dengan Jokowi maka sebagian kursi DPR pendukung Jokowi berkurang drastis,” tambahnya.

Ferry menduga Jokowi masih akan merangkul kekuatan-kekuatan politik lain seperti Nasdem dan PKB. Posisi Jokowi belum aman jika hanya mengajak Demokrat. Koalisi pendukung Prabowo-Gibran yang disokong Jokowi saat ini yakni Gerindra, Golkar, PAN, dan Demokrat baru mencapai 261 kursi. Perolehan ini belum aman karena belum mencapai lebih dari setengah kursi di DPR RI.
Hak angket di DPR, misalnya, baru akan efektif jika yang mengusulkan, menghadiri dan mendukung sesuai dengan jumlah anggota yang disyaratkan.
“Dengan bergabungnya Pak AHY, belum serta merta stabilitas pemerintahan akan lancar. Jika Jokowi ingin pemerintahan tanpa gejolak maka tak ada pilihan untuk "merayu" 1 parpol lagi agar menghindari penolakan-penolakan di DPR termasuk wacana hak angket,” kata Ferry.

Menjadi bagian dari upaya Jokowi merangkul semua parpol, kehadiran AHY kembali di Istana tak sepenuhnya sekadar nostalgia masa lalu. Namun, terlepas dari beragam kepentingan politik, AHY tak bisa menyembunyikan kegembiraan dan rasa harunya. Senyum terus terkembang dan langkahnya pun tampak ringan sebagai menteri yang nanti pastinya akan bolak balik ke Istana.
(kompas.id/mawar kusuma wulan/nina susilo)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.