Breaking News

Liputan Khusus

Lipsus - KPPS Stres dan Kelelahan, 13 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia

Menurutnya, kondisi kelelahan tersebut terkadang membuat petugas KPPS stres sehingga banyak data salah.

Editor: Ryan Nong
POS KUPANG/PETRUS PITER
Ketua KPPS 6 Desa Radamata, Kecamatan Kota Tambolaka, Kabupaten SBD, Petrus Nani Bulu (kaos putih) bersama anggota menyelesaikan pengisian formulir pemilu 2024, Kamis (15/2) pagi. 

POS-KUPANG.COM, TAMBOLAKA - Para petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) sangat kelelahan dalam melakukan perhitungan suara di Tempat Pemungutan Suara ( TPS ). Pada Pemilu 2024 ini, para petugas KPSS mulai bekerja sejak Rabu (14/2) hingga Kamis (14/2).

Ketua KPPS 6 Desa Radamata, Kecamatan Kota Tambolaka, Sumba Barat Daya (SBD), Petrus Nani Bulu mengatakan, dia bersama sejumlah anggota KPPS lainnya  melakukan proses perhitungan perolehan suara Pemilu 2024 dilakukan sejak Rabu hingga Kamis (15/2).

“Pengisian formulir terlalu banyak hingga subuh. Itupun tidak habis.  Para petugas KPPS sudah lelah atau capek sehingga memutuskan istirahat .  Kemudian baru dilanjutkan pagi hari ini, Kamis (15/2) dan target semua pengisian formulir selesai,” jelasnya.

Baca juga: KPU Kabupaten Kupang Apresiasi Kinerja KPPS, Honor akan Dicairkan Segera

Baca juga: 13 KPPS Dilaporkan Meninggal Dunia Saat Pemilu

Mencermati kondisi itu, ia meminta ke depan, pemerintah perlu mempertimbangkan kenyamanan kerja penyelenggara di tingkat bawah dalam hal ini KPPS, agar tidak membuat KPPS  merasa tertekan menyelesaikan pekerjaan selesai hari itu juga.

Menurutnya, kondisi kelelahan tersebut terkadang membuat petugas KPPS stres sehingga banyak data salah. Hal itu karena terburu-buru mengerjakanya. Apalagi SDM setiap kPPS berbeda sehingga mempengaruhi penyelesaian tugas pula.

Ia menyebutkan honor KPPS sebesar Rp 1,2 juta untuk ketua KPPS dan anggota KPPS sebesar Rp 1,1 juta. Ia juga mengaku ada tambahan anggaran seperti suplemen dan lain-lainnya. Meski demikian, ia bersama teman-temannya berupaya menyelesaikan tugas tersebut dengan baik-baik demi kebaikan daerah dan bangsa ke depan.

Anggota KPPS lain meminta agar ke depan KPU perlu mempertimbangkan kenaikan honor KPPS karena pekerjaan ini terlalu berat karena harus menjaga sepanjang hari hingga malam hari.

Anggota KPPS tambahnya, harus menyelesaikan perhitungan secepatnya dan mengisi formulir terlalu banyak. Pekerjaan tersebut tidak mudah. “Waktu tugas singkat tetap maha berat. Salah sedikit, bisa berurusan dengan hukum,” ujar petugas KPPS tersebut.

KPPS di Manggarai Timur mengaku bekerja selama 20 jam untuk menyelesaikan semua tugas dan tanggungjawab pada hari pelaksanaan pemungutan dan perhitungan suara pada Pemilu 2024.

“Kondisi ini tentu sangat melelahkan, sementara pekerjaan yang cukup berat dan melelahkan tidak sebanding dengan upah yang diberikan,” Kornelis dan sejumlah petugas KPPS kepada Pos Kupang, Kamis (15/2).

Diceritakan, sehari sebelum pencoblosan, mereka bersama anggota KPPS menyiapkan kemah dan fasilitas pendukung lainya di TPS seperti kursi, kamar untuk penempatan bilik suara pencoblosan, papan informasi dan belanja ATK serta makan minum petugas KPPS. Semua biaya ini diberikan KPU sebesar Rp5 juta.

"Untuk perhitungan suara membutuhkan waktu yang cukup lama karena sangat rumit sebab cukup banyak," ujar Kornelis diamini anggota KPPS lainya.

Menurut Kornelis, dengan kondisi kerja yang cukup berat dan melelahkan itu, tidak sebanding upah/gaji yang diberikan. Untuk besaran sesuai SK 1 bulan di mana untuk Ketua KPPS Rp 1.200.000 dan anggota Rp 1.100.000.

"Tidak ada biaya untuk pembelian vitamin atau obat. Kami hanya diberikan uang tunai sebesar Rp 5 juta lebih itu saja untuk gunakan sesuai dengan RAB yang ada," ujarnya.

 

Dapat Vitamin

Petugas KPPS di TPS 03 Kelurahan Buraen Kecamatan Amarasi Selatan mengaku bekerja hingga Kamis (15/2) pukul 04.00  dini hari dan hanya beristirahat selama tiga jam saja.

Ketua KPPS TPS 03 Esu Elisa Baok menjelaskan, meskipun lelah dan kurang istirahat mereka tidak patah semangat dan pada pukul 07.00 Wita kembali merampungkan tugas rekapitulasi.

Saat wartawan menyambangi TPS 03 tampak aktifitas rekapitulasi tidak lagi berada di luar namun sudah pindah ke dalam rumah lokasi TPS tersebut. Masing-masing anggota yang jumlahnya 7 orang sibuk dengan lembaran-lembaran hasil pemilu yang sudah disalin dalam format yang sudah disiapkan.

Dirinya mengaku KPU juga memberikan mereka vitamin dan susu serta uang konsumsi yang cukup untuk memenuhi asupan kalori mereka saat bekerja.

"Iya betul kami dapat vitamin dan susu itu dan ada juga uang konsumsi untuk kami iti 600 ribu lebih yang kami pakai beli daging dan makanan lain," akunya.

Dengan asupan vitamin dan kalori yang cukup kqta dia rekan-rekannya masih nampak semangat neskioun lelah dan menyelesaikan tugas mereka sebelum kotak suara diantar ke PPK.

Soal proses pemilu ini  secara keseluruhan di TPS meteka tak ada kendala berarti. Hanya ada perselusihan dan miskomunikasi antara petugas dab pemikih karena pemilih datang tanpa.membawa dokumen yang sudah disyaratkan.

Misalnya pemggunaan form A5 atau form pindah memilih yang belum diketahui oleh masyarakat juga penegakan aturan tidak bolah membawa ponsel ke bilik suara namun itu semua bisa mereka atasi dengan baik.

Dirinya berharap dengan pemilu kali ini semua komponen penyelenggara dapat belajar agar meminimalisir kejadian serupa terjadi lagi ke depan pada Pilkada bulan November nanti

 

Diduga Karena Sakit

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengungkap adanya laporan dari pasien petugas pemilihan umum (Pemilu) atau KPPS 2024 sepanjang 10 Februari - 13 Februari 2024. Dari rentang waktu tersebut, pasien petugas pemilihan umum yang datang dikarenakan ada keluhan sakit.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid mengatakan kebanyakan dari petugas KPPS mengalami keluhan sakit. "Kalau kelelahan kita tidak ada data. Hanya mereka yang kemudian datang ke fasilitas kesehatan karena ada keluhan sakit dan sebagainya," kata Nadia saat dihubungi Tribun, Kamis (15/2).

Lebih lanjut, Nadia menjabarkan keluhan apa saja yang dilaporkan dan diverifikasi oleh dinas kesehatan (Dinkes) setempat.  Untuk morbiditas terlapor dari pasien petugas pemilu diantaranya 28 pasien dengan hipertensi, 18 pasien dengan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), 17 pasien Nasofaringitis, 15 pasien Myalgia dan 9 pasien Dispepsia.

Sedangkan untuk status pasien, sebanyak 140 orang lakukan rawat jalan, 6 orang lakukan rawat inap dan ada 13 orang yang meninggal. "Ada dilaporkan 13 kematian tapi masih proses verifikasi dinkes setempat," kata Nadia.

Nadia mengatakan sekitar 15 persen dari petugas KPPS memang berusia di atas 55 tahun. Padahal salah satu syarat menjadi petugas KPPS yakni usia maksimal 55 tahun.

"Masih ada sekitar 15 persen petugas yang berusia lebih dari 55 tahun dikarenakan memang terbatasnya yang berkenan menjadi petugas. Selain itu masih ada yang memiliki penyakit komorbid, tetapi tidak terkontrol," kata Nadia.

Lebih jauh Nadia menjelaskan beberapa daerah yang melaporkan ada KPPS yang meninggal diantaranya, Tangerang, Jakarta, Magetan, Wonosobo serta Brebes. Kementerian Kesehatan RI sebenarnya juga sudah melakukan imbauan gaya hidup sehat kepada KPPS. Direktur Kesehatan Usia Produktif dan Lanjut Usia Kementerian Kesehatan dr. Nida Rohmawati mengatakan petugas KPPS wajib membatasi konsumsi kafein, minuman manis dan alkohol.

"Dianjurkan untuk tidak terlalu banyak mengkonsumsi kafein dan minuman manis serta tidak mengkonsumsi minuman beralkohol dan minuman berenergi," ujar dr Nida.

Tubuh yang metabolismenya sudah lelah, ditambah minuman berenergi malah memaksa tubuh untuk bekerja terlalu keras di luar tugasnya. "Digenjot lagi dan iya tubuhnya jadi terpaksa tidak kelelahan lagi. Minum alkohol tidak dianjurkan serta kurangi minuman manis, kopinya boleh 2 cangkir sehari nggak usah lebih-lebih,” imbaunya.

Tips sehat lain menjaga kesehatan bagi anggota KPPS cukup dengan menerapkan 4C. Yakni cukup tidur, cukup minum, cukup makan, dan cukup olahraga.  “C yang pertama adalah cukup tidur minimal 6-8 jam sehari. C yang kedua cukup minum 6-8 gelas setiap hari karena dehidrasi kekurangan minum itu menjadi faktor risiko terjadinya kesakitan dan kematian," tambahnya.

Sedangkan C yang ketiga cukup makan jangan hanya makan snack tapi lupa makan.  "C yang keempat adalah cukup olahraga, minimal olahraga 30 menit sehari,” tutupnya. (ary/rob/pet/tribun network/ais/wly)

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved