Harga Beras Naik

Di Jakarta Bulog Longgarkan Suplai Beras ke Pedagang, Tetapi Efektivitasnya Dipertanyakan

”Biasanya bisa 20 ton. Sekarang sedang susah. Kemarin ada yang masuk di gudang langsung ludes,” ujarnya.

Editor: Agustinus Sape
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Buruh mengangkut beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, 4 Januari 2024. 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Di tengah kelangkaan dan kenaikan harga beras di masyarakat, aksi borong beras oleh calon anggota legislatif terjadi di pasaran. Bulog pun memilih untuk melonggarkan suplai beras ke pedagang, sedangkan Ombudsman RI mempertanyakan efektivitas kebijakan itu.

Aktivitas bongkar muat beras di Pasar Induk Cipinang relatif sepi pada Selasa (13/2/2024) siang. Hal ini selaras dengan menurunnya stok beras di sejumlah kios. Mari (55), pedagang di Toko Si Doel, mengatakan saat ini hanya memiliki 10 ton beras di tokonya.

”Biasanya bisa 20 ton. Sekarang sedang susah. Kemarin ada yang masuk di gudang langsung ludes,” ujarnya.

Harga beras yang tinggi menjadi pemicu menurunnya pasokan. Menurut Mari, harga beras premium dari produsen saat ini menyentuh Rp 16.000-Rp 17.000 per kilogram, sementara untuk beras medium Rp 14.000-Rp 15.000 per kilogram. Hal ini membuat pedagang membatasi stok.

Normalnya, harga untuk beras premium Rp 14.000-Rp 15.000 per kilogram. Harga beras medium Rp 12.000-Rp 13.000 per kilogram. Mari menduga faktor anomali cuaca menyebabkan gagal panen sehingga harga beras melonjak.

”Mana? Beras daerah tidak ada yang masuk. Harga beras pandan wangi per bal (50 kilogram) yang tadinya Rp 850.000 sekarang di atas Rp 1 juta,” ujarnya.

Berdasarkan data kerangka sampel area Badan Pusat Statistik, produksi gabah kering giling pada Januari-Maret 2024 diperkirakan 10,1 juta ton. Hal ini menurun dibandingkan pada periode yang sama tahun 2023 yang tercatat 16,2 juta ton.

Caleg borong beras

Beberapa pekan sebelum terjadi kelangkaan pasokan, Mari mengakui banyak calon anggota legislatif (caleg) yang memborong beras di kiosnya. Setiap caleg bisa memborong 5-10 ton per transaksi. Namun, hal itu dinilainya bukan pemicu kelangkaan beras.

”Kemarin ada caleg ambil 10 ton. Sekarang sudah tidak ada. Mereka ambil yang beras premium,” tuturnya.

Berkurangnya stok yang sama juga diiyakan oleh Nurdin, karyawan di salah satu kios di Pasar Induk Cipinang. Saat ini hanya terdapat 10 ton beras di kiosnya. Padahal, biasanya stok beras yang tersedia bisa mencapai 50 ton. Kelangkaan beras menjadi pemicunya.

”Barangnya langka dan mahal. Semua kayak gitu, sama saja,” katanya.

Kelangkaan beras premium juga terpantau di sejumlah ritel di kawasan DKI Jakarta pada Selasa siang. Di Indomaret kawasan Menteng Dalam, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, misalnya, stok beras premium terpantau kosong.

Sebagai gantinya, ritel tersebut menyediakan stok beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) kemasan 5 kilogram dari Bulog. Meski begitu, pembelian tetap dibatasi hanya dua kantong per konsumen. Beras tersebut dibanderol dengan harga Rp 55.000.

Pelonggaran suplai Bulog

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved