Pemilu 2024
Profil dan Rekam Jejak Umbu Wulang Tanaamah Paranggi, Aktivis Lingkungan Calon DPD RI Asal NTT
Umbu Wulang - demikian dia akrab disapa, memutuskan untuk melanjutkan perjuangannya dari ruang senator sebagai perwakilan daerah NTT.
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Nama Umbu Wulang Tanaamah Paranggi tidak asing di telinga masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT), terutama di kalangan para pegiat lingkungan dan masyarakat adat.
Setalah lebih dari 20 tahun berkecimpung sebagai aktivis lingkungan dan masyarakat adat, Umbu Wulang - demikian dia akrab disapa, memutuskan untuk melanjutkan perjuangannya dari ruang senator sebagai perwakilan daerah NTT.
Anak bungsu dari pasangan sastrawan Umbu Landu Paranggi dan Rambu Hana Hunggu Ndami (Guru), itu menetapkan enam komitmen perjuangan untuk NTT yang akan dibawa dalam perjuangannya sebagai seorang senator di DPD RI.
Umbu Wulang yang kini masih menjabat sebagai Direktur Eksekutif Daerah Wahana Lingkungan Hidup Indonesia ( WALHI) NTT komitmen untuk memperjuangkan kebijakan dan kerja pemulihan ekologis lingkungan hidup di NTT pada tingkat nasional.
Selanjutnya, ayah dari Umbu Urra Landu Paranggi Mandang Nara Mandung Maramba Awang juga berkomitmen memperjuangkan pengakuan negara atas hak hak masyarakat adat di NTT, dan memperjuangkan peran pemerintah pusat dalam memperkuat kebudayaan di NTT, seperti kampung adat, bahasa lokal, kesejahteraan penenun serta budayawan di NTT.
Suami dari Sari Ery Evaranita Br Sagala ini juga berkomitmen untuk memperjuangkan di ruang legislatif nasional, adanya otonomi pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan berkeadilan di NTT.
Baca juga: Komitmen pada Nilai Laudato Si, Umbu Wulang Paranggi Siap Perjuangkan di Ruang DPD RI
Berikut memperjuangkan adanya pemuda-pemudi NTT yang memiliki keahlian (akademis) dalam bidang kebudayaan dan sumber daya alam NTT, misalnya menjadi antropolog dan ahli sumber daya alam NTT seperti ahli cendana, ahli karst sabana, ahli kuda Sandalwood, ahli Rusa Timor, ahli Komodo, ahli shorgum, ahli Maritim, ahli Vulkanologi, serta ahli pulau pulau kecil.
Umbu Wulang juga berkomitmen untuk menjadi corong aspirasi rakyat di NTT terkait otonomi daerah, otonomi pengelolaan sumber daya alam dan otonomi kebudayaan, seperti memperjuangkan pengesahan Undang Undang NTT sebagai propinsi Kepulauan serta pemekaran saerah kabupaten dan provinsi.

Rekam Jejak Umbu Wulang
Selama 20 tahun berkiprah sebagaI aktivis lingkungan hidup dan masyarakat adat, sarjana Ilmu Sosiatri dari Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa Yogyakarta itu memiliki sejumlah rekam jejak yang mewarnai perjuangan masyarakat NTT.
Sejak 2019 hingga saat ini, Umbu Wulang bersama masyarakat melakukan advokasi perlindungan ekosistem Komodo dan pengakuan masyarakat adat di Pulau Komodo, Manggarai Barat.
Melakukan Advokasi di Kawasan Taman Nasional untuk mendorong pariwisata berkelanjutan dan kerakyatan (2019- sampai sekarang)
Menjadi Saksi di PTUN Kupang dalam gugatan warga terhadap keberadaan Perusahan Tambang Batu Gamping oleh PT. IMM di Manggarai Timur. Gugatan tersebut kemudian dimenangkan warga. (2021)
Ikut serta bersama berbagai komunitas dan Lembaga sipil lainnya dalam melakukan advokasi mempertahankan ruang hidup bersama Masyarakat adat di Manggarai saat menghadapi investasi geothermal. Seperti Masyrakat Adat di Wae Sanno & Poco Leok ( 2019-sampai sekarang)
Advokasi bersama Masyarakat dan komunitas mahasiswa berhadapan dengan pertambangan batu Gamping di Manggarai Timur ( 2019-2020). Bersama melakukan pemberdayaan ekonomi bagi perempuan petani di Patisomba, Magepanda (2016-2017).
Bersama Lembaga anggota yang ada di Sikka melakukan pendampingan pertanian berkelanjutan, kaum marginal, advokasi agraria ( 2017 – sampai sekarang).
Melakukan pendidikan lingkungan hidup bersama komunitas muda-mahasiswa di Sikka (2021). Bersama berbagai komunitas sipil melakukan advokasi rencana Reklamasi Balauring (2018). Bersama berbagai komunitas sipil melakukan advokasi Jeti Apung Awalolong (2018-2019)
Ikut serta melakukan konservasi di Tanah Merah dengan Lembaga WALHI NTT menyumbang 300 anakan Pohon Ketapang Kencana (2022). Melakukan advokasi bagi ruang penghidupan Nelayan Tradisional di Teluk Lewoleba ( 2021).
Ikut serta dalam penanganan tanggap darurat bencana erupsi dan banjar bandang – Badai Seroja di Lembata ( 2020-2021). Menjadi salah satu anggota Tim Penilai AMDAL Pembangunan Jembatan Pancasila Palmerah Flores Timur.
Baca juga: 30 Tim Futsal Berkompetisi Rebut Puluhan Juta Dalam Turnamen Futsal Sahabat Umbu Wulang Cup 2023
Narasumber Diskusi Penyelamatan Pesisir dan Pulau Pulau Kecil di Desa Bubu Atagamu, Solor Selatan, 2022. Bersama Lembaga Anggota di Flores Timur melakukan advokasi penyelamatan ekossitem laut di (Flores Timur 2017- sampai sekarang).
Ikut serta menyelenggarakan Festival Rakyat Pesisir 7 Pulau Pulau Kecil di NTT, Solor (2022). Narasumber dalam seminar pengelolaan sumber daya air di Nagekeo ( 2017). Bersama Masyarakat adat memperjuangkan hak atas tanah dalam menghadapi proyek bendungan Lambo ( 2019-2020).
Tim Penilai Amdal untuk industry garam di Nagekeo (2019). Advokasi pengelolaan sumber daya alam berbasis Masyarakat adat di Nagekeo ( 2019-sekarang). Bersama Masyarakat melakukan advokasi atas praktek pertambangan pasir Kelitei (2020).
Bersama Masyarakat adat memperjuangkan hak atas tanah dalam menghadapi proyek Geothermal di Ngada ( 2017-sampai sekarang). Advokasi pengelolaan sumber daya alam berbasis Masyarakat adat di Ngada ( 2019-sekarang).
Investigasi ancaman bencana Sungai Waimokel di Ngada (2023). Kampanye pengelolaan berkelanjutan atas sumber daya alam di Ine Rie ( 2019). Advokasi lingkungan hidup dari aktivitas PLTU Ropa ( 2022)
Bersama Masyarakat adat di Ende melakukan pendidikan hukum kritis (2022). Advokasi pengelolaan sampah berbasis TPA di Ende (2023). Advokasi pengelolaan sumber daya alam berbasis Masyarakat adat di Ende ( 2019-sekarang).
Bersama komunitas mahasiswa melakukan Advokasi Pembangunan SPBU di Alor ( 2019). Diskusi perlindungan dan pelestarian ekosistem pulau kecil di Alor (2022). Anggota Tim Penilai AMDAL Pembangunan Bandara Mali di Alor (2018). Advokasi pengelolaan sumber daya alam berbasis Masyarakat adat di Alor ( 2019-sekarang).
Advokasi lingkungan hidup aktivitas penambangan pasir di pesisir Pantai Rote ( 2020). Bersama Masyarakat adat di Rote melakukan kampanye pemulihan eksostem Kura Kura Leher Ular (2023). Advokasi pengelolaan sampah pulau pulau kecil (2022).
Kampanye pemulihan ekosistem laut di Rote pasca tumpahan minyak oleh Montara ( 2018-2019). Advokasi pengelolaan sumber daya alam berbasis Masyarakat adat di Rote ( 2019-sekarang). Advokasi lingkungan hidup dan hak masyarakat dalam aktivitas tambak garam di pesisir Pantai Sabu ( 2016-2018).
Bersama mahasiswa melakukan kampanye penolakan tambang mangan pulau kecil di Sabu (2017). Fasilitator diskusi pemberdayaan ekonomi Masyarakat desa berbasis pangan lokal di Sabu (2018).
Kampanye perlindungan pulau pulau kecil dari ancaman krisis iklim ( 2016-sampai sekarang. Kampanye pengelolaan sumber daya alam berbasis Masyarakat adat di Sabu ( 2019-sekarang). Advokasi Masyarakat korban kebakaran TPA Alak ( 2023).


Bersama Masyarakat pesisir di kota Kupang untuk melakukan kampanye pemulihan ekosistem pesisir dan ruang public pesisisr (2016-sampai sekarang). Melakukan kampanye lingkungan hidup di berbagai kampus dan komunitas mahasiswa di Kota Kupang (2016-sampai sekarang).
Bersama Masyarakat Adat Kolhua melakukan advokasi hak ulayat dari Pembangunan bendungan Kolhua ( 2019 - sampai sekarang).
Advokasi pengelolaan sumber daya alam berbasis Masyarakat pesisir di Kota Kupang ( 2019-sekarang). Menginisiasi pembentukan Sahabat Alam Kota Kupang yang terdiri dari kaum muda ( 2017). Advokasi pengelolaan sampah di Kota Kupang (2016-sampai sekarang).
Advokasi keadilan distribusi air minum oleh pemerintah kota bagi Masyarakat ( 2017-sampai sekarang). Melakukan konservasi Mangrove di pesisir Oesapa ( 2017). Advokasi lingkungan hidup aktivitas penambangan pasir di Pariti ( 2022).
Bersama Masyarakat melakukan konservasi pemulihan eksostem cendana. Berupa pembibitan Cendana di Baumata Utara (2024). Bersama masyarakat melakukan advokasi kebijakan penyelamatan hutan Sismeni di Amarasi (2023).
Kampanye pemulihan ekosistem laut di laut Timor pasca tumpahan minyak oleh Montara ( 2018-2019). Kampanye pelestarian dan perlindungan pangan lokal berbasis Masyarakat adat di Kabupaten Kupang ( 2019-sekarang).
Pendampingan masyarakat kasus agraria di Oemofa ( 2017 – sampai sekarang ). Advokasi lingkungan hidup dan hutan adat dari aktivitas instalasi Peternakan Besipae ( 2016-sampai sekarang). Bersama Masyarakat adat di TTS melakukan kampanye pemulihan ekosistem Mollo (2018).
Kampanye Wisata berbasis kerakayatan dan berkelanjutan di Fatumnasi (2019). Kampanye pemulihan ekosistem laut di Kolbano pasca tumpahan minyak oleh Montara ( 2018-2019). Konservasi Cendana berupa pembanguan kebun pembibitan di TTS (2023-2024).
Advokasi pengelolaan sumber daya alam berbasis Masyarakat adat di TTS ( 2019-sekarang). Menginisiasi Festival Pangan Lokal di Pubabu, TTS (2018). Melakukan Advokasi kebijakan jasa lingkungan bagi Masyarakat hulu (Bonleu) (2022).
Advokasi perlindungan Kawasan hutan dari praktek illegal logging( 2017-2019). Melakukan kampanye pemulihan eksostem Cendana (2016-sampai sekarang). Kampanye pengelolaan sampah di TTU (2016- sampai sekarang ).
Kampanye pemulihan ekosistem laut Timor pasca tumpahan minyak oleh Montara ( 2018-2019). Kampanye pengelolaan sumber daya alam berbasis Masyarakat adat di Belu ( 2019-sekarang). Advokasi lingkungan hidup Mangrove dan hak masyarakat aktivitas tambak garam di Pesisir Malaka ( 2019).
Melakukan kampanye pemulihan eksostem Cendana Malaka (2017-sampai sekarang). Salahsatu relawan penanganan bencana Badai Seroja di Malaka (2021). Advokasi dan kampanye pengelolaan sumber daya alam berbasis Masyarakat adat di Malaka ( 2019-sekarang).

Advokasi lingkungan hidup aktivitas penambangan emas di Wanggameti Sumba Timur( 2009-2012). Bersama komunitas menyelanggarakan Galeri Humba Ailulu (2013). Bersama kampus dan komunitas mahasiswa melakukan kampanye lingkungan hidup dan Masyarakat adat ( 2012 – sampai sekarang).
Bersama Masyarakat adat di Sumba Timur melakukan advokasi tanah ulayat (2016-2022). Melakukan pembentukan kelompok pembibitan cendana ( 20 ribu bibit pohon Cendana) (2022-2023). Kampanye pemulihan ekosistem laut di Sumba Timur dengan penanaman Mangrove di Pesisir Padadita ( 2023).
Advokasi pengelolaan sumber daya alam berbasis Masyarakat adat di Sumba Timur ( 2019-sekarang). Bersama Lembaga anggota melakukan advokasi dan pendampingan untuk pertanian organik, pemberdayaan Masyarakat petani dan nelayan ( 2016 – sampai sekarang).
Memperkenalkan tenun ikat Sumba dalam ajang Tong Tong Festival di Den Haag Belanda (2023). Advokasi lingkungan hidup aktivitas penambangan Emas di Manupeu Tanadaru Sumba Tengah( 2010-2012). Kampanye Perlindungan dan pengelolaan wilayah pesisir Konda Maloba berbasis Masyarakat (2020).
Advokasi pencemaran limbah B3 di Desa Umbu Langang ( 2020). Advokasi pengelolaan sumber daya alam berbasis Masyarakat adat di Sumba Tengah ( 2019-sekarang). Memperkenalkan tenun ikat Sumba dalam ajang Tong Tong Festival di Den Haag Belanda (2023).
Kampanye pelestarian dan perlinduangan kampung kampung adat di Sumba Tengah (2018- sampai sekarang). Advokasi lingkungan hidup aktivitas pariwisata di Pesisir Lamboya ( 2018). Advokasi Kasus Porro Duka di Patiala Bawa. (2018).
Kampanye penyelamatan dan pelestarian lingkungan hidup ( Hutan Porru Nombu) ( 2017). Advokasi pengelolaan sumber daya alam berbasis Masyarakat adat di Sumba Barat ( 2012-sekarang). Memperkenalkan tenun ikat Sumba dalam ajang Tong Tong Festival di Den Haag Belanda (2023).

Kampanye pelestarian dan perlindungan kampung kampung adat di Sumba Barat (2018- sampai sekarang). Bersama Yayasan Sosial Donders melakukan Pendampingan Masyarakat untuk pemberdayaan Ekonomi kaum marginal dan penguatan kelembagaan desa di Kodi, Waijewa, Loura ( 2011-2015).
Fasilitator Kabupaten Sumba Barat Daya untuk Program penguatan media komunikasi di DPRD Sumba Barat Daya (2012-2013). Ikut serta bersama komunitas Masyarakat dan Yayasan Sosial Donders dalam Pembangunan Uma Pande, Uma Peghe di Waijewa & Kodi (2012-2015)
Fasilitator Yayasan Sosial Donders untuk pelatihan Kader Posyandu seluruh desa di Kabupaten Sumba Barat Daya ( 2011-2013). Advokasi pengelolaan sumber daya alam berbasis Masyarakat adat di Sumba Barat Daya ( 2019-sekarang)
Memperkenalkan tenun ikat Sumba dalam ajang Tong Tong Festival di Den Haag Belanda (2023). Kampanye pelestarian dan perlindungan kampung kampung adat di Sumba Barat Daya(2018- sampai sekarang). Kampanye pelestarian dan perlindungan kampung kampung adat di Sumba Barat Daya (2018- sampai sekarang)
Bersama komunitas menyelenggarakan Festival Budaya Wai Humba (2012- sampai sekarang. Mewakili WALHI Nasional untuk mengkampanyekan pentingnya perlindungan pulau pulau kecil dari ancaman perubahan iklim dan pemanasan global dalam COP 26 di Skotlandia 2021. (adv/*)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.