Berita Sumba Timur

Kunjungi Sumba Timur, Alam Ganjar Apresiasi Warisan Budaya Kampung Raja Prailiu

Alam Ganjar juga mendapatkan keluhan terkai permasalahan yang dialami oleh para pengrajin di Sumba Timur.

Penulis: Mutiara Christin Melany | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/CHRISTIN MALEHERE
Muhammad Zinedine Alam yang akrab disapa Alam Ganjar berkesempatan mengunjungi Kampung Raja Prailiu, Kabupaten Sumba Timur, Rabu 7 Februari 2024. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Christin Malehere

POS-KUPANG.COM, WAINGAPU - Anak dari Calon Presiden Ganjar Pranowo bernama Muhammad Zinedine Alam yang akrab disapa Alam Ganjar berkesempatan mengunjungi Kampung Raja Prailiu, Kabupaten Sumba Timur, Rabu 7 Februari 2024.

Alam Ganjar didampingi Pengusaha Muda NTT, Stevano Rizky Adranacus datang berkunjung ke Galeri Tenun Ikat di Kampung Raja Prailiu untuk melihat langsung proses pembuatan tenun ikat yang awalnya dari benang katun, kemudian proses pewarna alami, serta proses pembuatan tenun ikat secara tradisional.

Dalam kesempatan itu, Alam Ganjar dipakaikan  pakaian adat berupa tenun ikat pahikung khas Sumba Timur lengkap dengan aksesoris pengikat kepala dan parang Sumba, kemudian disambut dengan tarian ucapan selamat datang.

Saat berada di Kampung Raja Prailiu, Alam Ganjar juga mendapatkan penjelasan dari Tokoh Adat Prailiu, Tamu Umbu Pingiai dan Karyawati Liwar yang menjelaskan terkait sejarah budaya Sumba di Kampung Raja Prailiu.

Alam Ganjar juga mendapatkan keluhan terkai permasalahan yang dialami oleh para pengrajin di Sumba Timur.

Baca juga: Pagelaran Seni Budaya dan Kolaborasi Senyawa Band Hibur Malam Minggu Warga di Kampung Raja Prailiu

Salah satu keluhannya terkait kain asal Jepara yang menjiplak motif dan warna tenun ikat Sumba Timur namun ada perbedaan, serta segi kualitas pun jauh berbeda, serta harga murah membuat tenun ikat Sumba Timur harganya kalah bersaing.

"Kami sebagai pengrajin merasa belum mendapat perlindungan hukum, terutama hak paten terhadap tenun ikat Sumba Timur, karena tindakan pencaplokan motif sehingga sangat merugikan para pengrajin tenun ikat di Sumba Timur," ungkap Karyawati Liwar.

Pihaknya juga meminta dukungan perhatian pemerintah terhadap penataan pariwisata Sumba Timur yang terkenal dengan kekayaan alam dan budaya, namun pengelolaannya belum maksimal sehingga Masyarakat Sumba Timur belum mampu keluar dari kategori Kemiskinan Ekstrim.

Menanggapi hal tersebut, Alam Ganjar mengatakan iklim Sumba yang panas, namun setelah menapakkan kaki di teras rumah adatnya terasa dingin dan sejuk, bahkan kekayaan budaya masih terjaga dan terpelihara oleh anak cucu.

Alam menambahkan, hasil karya tenun ikat sangat indah dan perlu dilestarikan, demikian pula penerimaan dan keramah-tamahan masyarakat adat pun sangat luar biasa da  patut diacungi jempol.

Terkait harapan yang disampaikan masyarakat, terkait Pendampingan UMKM sangat perlu menjadi perhatian karena selama ini pengrajim melakukan produksi tenun ikat, namun terkendala pemasaran yang belum maksimal sehingga perlu didorong melebarkan sayap pemasaran melalui sektor-sektor lain diantaraya pemasaran digital, sekaligus mendorong peningkatan ekonomi bagi para pengrajin tenun ikat.

Terkait masalah duplikasi tenun ikat, pasti ada jalan keluar untuk menyikapi masalah tersebut, namun demikiak setiap daerah dengan kekhasan adat yang memberikan warna berbeda sekaligus tidak merugikan para pelaku UMKM pengrajin tenun ikat. (zee)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved