Lewotobi Erupsi

Gunung Lewotobi Laki-laki Masih Erupsi, Warga Dua Desa Bakal Coblos Pemilu di Lokasi Pengungsian

Hingga Rabu (7/2/2024) petang, gunung Lewotobi Laki-laki dengan ketinggian 1.584 di atas permukaan laut masih mengalami erupsi.

|
Editor: Agustinus Sape
KOMPAS/FRANS PATI HERIN
Gunung Lewotobi Laki-laki saat erupsi pada Sabtu (6/1/2024). Pada Rabu (7/2/2024), gunung yang terletak di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, itu masih erupsi. 

POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Hingga Rabu (7/2/2024) petang, gunung Lewotobi Laki-laki dengan ketinggian 1.584 di atas permukaan laut masih mengalami erupsi. Tampak asap keluar dengan ketinggian hingga 700 meter di atas puncak gunung.

Selain erupsi, gempa vulkanik juga masih terjadi di gunung tersebut. Hingga saat ini status gunung itu masih bertahan di level III atau Siaga.

Demikian laporan petugas pengamat Anselmus B Lamanepa dari Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki, Rabu (7/2/2024).

”Imbauan kepada semua masyarakat yang melintasi jalan dari Nobo ke Nurabelen, dari Duang ke Tabanan, dan di desa Dulipali agar tetap hati-hati dan menghindari aliran lahar dingin. Sekarang sedang terjadi hujan deras di puncak gunung,” katanya.

Pengawasan ketat sudah dilakukan sejak erupsi pertama kali terjadi pada 23 Desember 2023. Erupsi memaksa lebih kurang 6.500 jiwa diungsikan. Kala itu, berdatangan bantuan yang sebagian bersumber dari para politisi yang kini bertarung di pemilu.

Baca juga: Banjir dari Gunung Lewotobi Terjang Wilayah Desa Dulipali Hingga Jalan Trans Flores

Ambros Bala (45), warga Desa Dulipali, mengatakan, selama status gunung berada di level Siaga, mereka belum berani pulang. Bagi mereka, lebih aman mengikuti pemungutan suara di lokasi pengungsian.

Jika dipaksakan di permukiman, ia memutuskan tidak akan menyalurkan hak pilihnya. ”Nyawa kami tak ternilai harganya dari sekadar pemilu,” ucapnya.

PENGUNGSI GUNUNG LEWOTOBI_0134
Potret pengungsi yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Kamis (4/1/2024). Lokasi pengungsian itu berada di Desa Konga, Kecamatan Titehena. Gunung Lewotobi Laki-laki mulai erupsi pada 23 Desember 2023.

Permukiman Desa Dulipali dan Klatanlo berada paling dekat Gunung Lewotobi Laki-laki. Jarak ke puncak tidak lebih dari 4 kilometer, sedangkan zona bahaya yang ditetapkan minimal 6 kilometer untuk sektor tersebut. Masyarakat diminta mengikuti rekomendasi tersebut.

Bawaslu antisipasi pelanggaran Pemilu

Badan Pengawas Pemilu atau Bawaslu Kabupaten Flores Timur juga melihat kemungkinan warga dua desa akan melaksanakan pencoblosan di lokasi pengungsian.

Untuk itu, Bawaslu menyiapkan sejumlah langkah antisipasi manakala pemungutan suara Pemilu 2024 bagi para korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki  dilangsungkan di pengungsian. Sebanyak 1.459 pemilih berpeluang menyalurkan suara mereka di lokasi pengungsian.

Ketua bawaslu flores timur Ernesta Katana (tengah)_01
Ketua Bawaslu Kabupaten Flores Timur Ernesta Katana (tengah) mendengar laporan masyarakat seputar pengawasan pemilu di daerah itu pada Januari 2024.

Ketua Bawaslu Kabupaten Flores Timur Ernesta Katana, melalui telepon, Rabu (7/2/2024), mengatakan, para pemilih itu berasal dari Desa Klatanlo di Kecamatan Wulanggitang dan Desa Dulipali di Kecamatan Ile Bura. Dua desa itu berada dalam zona merah erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki sebagaimana ditetapkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Rinciannya, untuk Klatanlo terdapat empat tempat pemungutan suara (TPS). Di TPS I sebanyak 277 pemilih yang akan menyalurkan hak pilihnya, TPS II sebanyak 285 pemilih, TPS III sebanyak 188 pemilih, dan TPS IV 155 pemilih. Untuk Dulipali, terdapat 2 TPS dengan masing-masing 276 pemilih dan 279 pemilih.

Menurut Ernesta, jika pemungutan suara dilangsungkan di pengungsian, berarti para pemilih dalam jumlah banyak itu terkonsentrasi di satu lokasi. Dalam pemetaan Bawaslu, kondisi seperti itu dapat membuka ruang terjadinya sejumlah pelanggaran.

Potensi pelanggaran itu, lanjut Ernesta, antara lain politik uang hingga intimidasi. ”Kami belum mendapatkan laporan resmi terkait hal itu, tetapi kami sudah mengantisipasi dengan memperketat pengawasan. Kami minta relawan dan masyarakat agar proaktif memberi perhatian ke sana,” katanya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved