Berita NTT
Diskusi Publik HPN NTT 2024 Akomodir Pemilih Pemula
dilakukan akhir-akhir ini jelang pemilihan, dibuktikan dengan adanya praktik praktik yang tidak sesuai konstitusi di tangan penguasa.
Penulis: Ryan Nong | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Nong
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur (PWI NTT) menggelar diskusi publik tentang Pemilu 2024.
Diskusi Publik dengan tema ‘Mengawal Transisi Kepemimpinan Nasional dan Keutuhan Bangsa” digelar di Kantor PWI NTT, jalan Veteran 5 Kelurahan Fatululi Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang, Selasa 6 Februari 2024 pagi.
Selain menghadirkan wartawan anggota PWI, perwakilan organisasi wartawan, lembaga mitra dan mahasiswa, diskusi publik itu juga menghadirkan para siswa sekolah menengah atas sebagai peserta.
Pj Gubernur NTT diwakili Kepala Dinas Kominfo NTT, Frederick Koenunu menyampaikan sambutan dan membuka diskusi yang dipandu Wakil Ketua PWI NTT Alfons Nedabang.
Baca juga: Peringati Hari Pers Nasional 2024, PWI NTT Gelar 4 Agenda
Sementara, bertindak selaku narasumber terdiri dari komisioner KPU NTT Yosafat Koli, komisioner Bawaslu NTT Amdun Muh Darnan, Ketua PWI NTT, Hilarius F Jahang serta Pengamat Komunikasi Undana Abner Raya.
Ketua PWI NTT, Hilarius F. Jahang mengatakan, peringatan HPN 2024 ini bertepatan dengan hajatan pesta demokrasi di Indonesia.
Karena itu, pada HPN 2024 ini PWI mengusung tema "Mengawal Transisi Kepemimpinan Nasional dan Merawat Keutuhan Bangsa".
Menurut Ferry, tema tersebut begitu urgen melihat kondisi yang terjadi saat ini di Indonesia. Akan terjadi transisi kepemimpinan nasional dengan dilaksanakan pemilu pada 14 Februari 2024 nanti.
“Kita berharap proses transisi ini berjalan dengan aman tanpa harus mengorbankan dan merusak kebersamaan sebagai bangsa,” kata wartawan senior itu.
Dia menyebut, perbedaan dalam kampanye pemilu yang begitu tajam harus dapat berakhir saat terpilihnya putra terbaik bangsa ini untuk lima tahun ke depan.
Karena itu, dalam kondisi yang semakin memanas sebagaimana terlihat bertebaran di media sosial, pers diharapkan tidak turut memanas-manasi situasi tetapi tetap berpijak di atas fakta dan menjunjung tinggi independensi.
PWI melihat adanya penyimpangan yang dilakukan akhir-akhir ini jelang pemilihan, dibuktikan dengan adanya praktik praktik yang tidak sesuai konstitusi di tangan penguasa.
Ia berharap melalui tema yang diangkat dalam diskusi publik kali ini bisa menjadi hal baik untuk disebarluaskan untuk menjernihkan informasi-informasi hoax di media sosial.
Baca juga: Sambangi Perum Bulog NTT, Ini Harapan Ketua PWI NTT Terkait Profesionalisme Wartawan
Karena itu, kata dia, pihaknya melibatkan para siswa sekolah menengah atas sebagai golongan pemilih pemula.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.