Berita Sumba Timur

Doa Bersama dan Bakar Lilin di TKP, Aliansi Siap Kawal Proses Hukum Kematian Gadis Anakalang

Aksi yang dilakukan Aliansi sebutnya adalah upaya untuk memastikan bahwa setiap orang berhak mendapatkan keadilan secara adil dan merata.

Penulis: Mutiara Christin Melany | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/CHRISTIN MALEHERE
Aliansi Aksi Untuk Axi melakukan pembakaran lilin di lokasi kejadian kematian Axi Rambu Kareri Toga pada salah satu toko di Kelurahan Prailiu, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur, Sabtu 3 Februari 2024 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Christin Malehere

POS-KUPANG.COM, WAINGAPU - Aliansi Aksi Untuk Axi menggelar doa bersama sekaligus menyalakan lilin sebagai bentuk dukungan kemanusiaan dalam pengungkapan penyebab kematian Axi Rambu Kareri Toga alias Axi Sabtu 3 Februari 2024 petang.

Kegiatan tersebut diawali dengan doa bersama di Gedung Kantor Sinode Gereja Kristen Sumba (GKS) puluhan anggota aliansi kemudian bergerak menuju pelataran toko yang menjadi tempat kejadian perkara yang masih terpasang police line, di Kelurahan Prailiu, Kecamatan Kambera, Sumba Timur.

Adapun lilin yang dinyalakan kemudian ditata berbentuk abjad ‘A’ dan setelahnya para anggota Aliansi Aksi untuk Axi menjaga lilin-lilin itu tetap menyala hingga padam dengan sendirinya.

Kepada wartawan, koodinator kegiatan doa dan penyalaan lilin itu kembali menegaskan hal yang mendasari aksi mereka yang berfusi dalam sebuah aliansi itu.   

“Rangkaian ibadah dan doa yang kami lakukan tadi adalah untuk bagaimana Tuhan Allah yang Maha Adil itu terus menuntun kami dalam memperjuangkan keadilan  untuk kegiatan-kegiatan selanjutnya untuk memperjuangkan keadilan bagi Axi Rambu ini, ” ungkap Rambu Dai Mami salah satu koordinator kegiatan itu.

Baca juga: Jenazah Gadis Anakalang Diautopsi, Keluarga Minta Polisi Usut Tuntas Kematian Axi

Aksi simpati dalam bentuk doa dan penyalaan lilin ini diakui oleh Pendeta Trince Dondu, sebagai salah satu koordinator sebagai sebagian langkah yang dilakukan Aliansi Aksi untuk Axi.

Dijelaskannya, masih akan ada aksi lanjutan yang akan digelar nantinya.

“Aksi lanjutan yang lebih besar akan kami gelar pada tanggal 9 Februari 2024, dalamnya ada kegiatan orasi, puisi dan teaterikal untuk menggugah semua orang untuk mengambil bagian dalam perjuangan kemanusiaan ini,” jelas Pendeta Trince Dondu.

“Sebenarnya aksi-aksi yang kami lakukan di awal ini adalah sebagai bentuk belasungkawa dan memastikan bahwa setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi, juga sampaikan kepada publik bahwa setiap kejadian yang ada kejanggalan-kejanggalan, itu semua berhak diketahui oleh publik,” timpal Arnoldus Jansen, yang juga koordinator aksi yang juga mendapatkan atensi dari warga yang melintasi jalan protokol sekitar TKP.

Arnoldus juga menegaskan, siap untuk menunggu hasil penyelidikan aparat penegak hukum dari Polres Sumba Timur untuk jelasnya sebab musabab meninggalnya Axi Rambu Kareri Toga.

Aksi yang dilakukan Aliansi sebutnya adalah upaya untuk memastikan bahwa setiap orang berhak mendapatkan keadilan secara adil dan merata.

Aksi ini berjalan dengan tertib dan kondusif dari awal hingga pada akhirnya.

Untuk diketahui, Kamis 18 Januari 2024 lalu Axi Rambu Kareri Toga, ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa, tergantung dengan leher terjerat tali plastik di kamar mandi di sebuah toko.

Terhadap kematian Axi tersebut, sejumlah warga dan elemen masyarakat menilai adanya kejanggalan kasus kematiannya yang sebelumnya atas dasar visum luar medis RSUD jadi pijakan aparat Polres setempat menyatakan sebagai kasus gantung diri (Gandir).

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved