Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Kamis 1 Februari 2024, Dan Mengutus Mereka
Setiap perutusan selalu ada saja wejangan dan pesan-pesan yang perlu diikuti agar perutusan itu dapat berjalan dengan baik
POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ini ditulis Bruder Pio Hayon SVD mengangkat judul, Dan Mengutus Mereka.
Renungan Harian Bruder Pio Hayon SVD Hari Kamis Biasa Pekan IV merujuk pada Bacaan I, 1Raj. 2: 1-4.10-12, Injil : Mrk. 6: 7-13
Berikut ini teks lengkap renungan yang ditulis, Bruder Pio Hayon SVD.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Bicara tentang utus mengutus dimengerti sebagai ada satu garis komando dari orang yang mengutus dan orang yang diutus.
Biasanya, posisi orang yang mengutus secara sosial biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan yang diutus. Pimpinan mengutus bawahannya untuk pindah tugas di tempat yang baru.
Guru mengutus muridnya pergi berkarya di tempat lain, dan seterusnya. Setiap perutusan selalu ada saja wejangan dan pesan-pesan yang perlu diikuti agar perutusan itu dapat berjalan dengan baik.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Hari ini kita kembali dengan permenungan dan refleksi kita dengan isu perutusan. Dari bacaan pertama masih berkisar tentang raja Daud.
Di hari-hari akhir hidupnya dia berpesan kepada Salomon anak yang dia peroleh dari hubungannya dengan istri orang Het itu sebelum dia menghembuskan nafasnya.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 31 Januari 2024, "Teladan Santo Yohanes Bosco"
Daud sebagai orang yang sudah tahu saat kepergiaannya meninggalkan dunia fana ini, dia mengambil kesempatan untuk memberi wejangan dan kata-kata peneguhan untuk anaknya Salomon yang telah diurapi menjadi raja menggantikan ayahnya Daud.
Daud berpesan: “Aku ini akan mengakhiri perjalananku yang fana. Maka kuatkanlah hatimu dan berlakulah kesatria. Lakukanlah kewajibanmu dengan setia kepada Tuhan Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang dijunkkanNYa dan dengan tetap mengikuti segala ketetapan, perintah, peraturan dan ketentuannya seperti yang tertulis dalam hukum Musa.”
Daud merasa inilah saatnya yang tepat bagi dia untuk menyampaikan pesan-pesan dan amanat khusus bagi anaknya Salomon yang menggantikannya sebagai raja bagi Israel.
Dari amanat yang disampaikan Daud intinya adalah agar anaknya Salomon selalu ikut ketetapan, hukum, perintah, dan peraturan yang sudah ditetapkan dalam hukum Musa.
Melakukan kewajiban dengan setia di hadapan Tuhan. Maka inti dari semua itu adalah taat dan setia kepada Tuhan maka hidupnya akan diberkati sampai ke anak cucu keturunan Daud.
Menjadi penting di sini adalah bahwa Daud tak ingin “melepaskan atau mengutus” anaknya ke perjuangan hidup sebagai seorang raja tanpa ada amanah yang harus disampaikan.
Bagi Daud, amanahnya ini adalah juga bagian dari perutusannya bagi anaknya untuk bisa dan mampu menjalankan tugasnya sesuai tugas perutusannya sebagai seorang raja di kemudian hari.
Hal yang sama disampaikan oleh Yesus kepada keduabelasan muridNya sebelum di utus berdua-dua ke tempat-tempat perutusan mereka.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 30 Januari 2024, "Imanmu Telah Menyelamatkan Engkau"
Sebelum mereka pergi, dikisahkan bahwa Yesus memberi amanah atau pesan kepada kedua belas muridNya: “Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, kecuali tongkat, roti pun tidak boleh dibawa, demikian pula bekal dan uang dalam ikat pinggang; mereka boleh memakai alas kaki, tetapi tidak memakai dua baju.”
Yesus memberikan deretan panjang pesan dan amanah yang harus diikuti sebagai seorang utusan di tempat perutusan mereka masing-masing. Dari sekian banyak pesan yang ada itu dapat disimpulkan bahwa seorang utusan tidak boleh terikat dengan hal-hal duniawi dan lebih memfokuskan diri pada tujuan perutusan itu sendiri.
Karena semua yang dikerjakan oleh para utusan akan mendapat berkat sendiri dari Tuhan. Yesus tanpa banyak diskusi dengan para muridNya, memberikan petuah dan pesan-pesan kepada para murid itu dengan satu tujuan utama adalah mereka harus tetap mengarahkan hidup mereka kepada Tuhan dan perutusanNya dan bukan kepada hal-hal lain seperti juga disampaikan oleh Daud kepada Salomon agar tetap setia dan taat kepada ketetapan-ketetapan Tuhan.
Bagaimana dengan kita? Semua kita adalah murid-murid Tuhan lewat pembaptisan. Dengan pembaptisan kita semua juga diutus oleh Tuhan ke tempat perutusan sesuai tugas kita masing-masing.
Menjadi persoalan sekarang adalah apakah kita benar-benar tetap pada tujuan kita atau kadang atau seringkali jatuh pada “jalan pintas” dan mengaburkan jalan Tuhan sendiri hanya karena harta atau takhta.
Mari kita terus belajar untuk selalu mengarahkan hidup kita kepada Tuhan dalam tugas perutusan kita akan mampu menghasilkan banyak buah.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Pesan untuk kita, pertama: kita secara sah telah menjadi murid-murid Tuhan yang siap diutus ke mana saja.
Kedua, untuk tugas perutusan itu, semua kita telah diberi kuasa untuk melaksanakan tugas itu.
Ketiga, dan agar tugas itu tetap berjalan dan menghasilkan banyak buah kita harus tetap selalu mengarahkan hidup kita kepada Tuhan.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.