Berita Manggarai Barat
Dua Investor Tanam Modal 32 Juta Dollar AS di Kawasan Parapuar Labuan Bajo
Sementara itu PLT Direktur BPOLBF Fransiskus Teguh mengungkapkan, seluruh pembangunan di Parapuar akan berkonsep ramah lingkungan.
Penulis: Engelbertus Aprianus | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Berto Kalu
POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Dua investor mulai menanamkan modalnya di Kawasan Parapuar Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), dengan komitmen nilai investasi sebesar 32 juta dollar AS.
Ini ditandai dengan penandatanganan MoU antara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) melalui Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) dan dua perusahaan yakni Dusit Internasional dan Eiger, yang disaksikan langsung Menparekraf Sandiaga Uno.
"Komitmen investasi di lahan Parapuar mencapai 32 juta USD, MoU Dusit bernilai 15 juta dollar dan Eiger 1,2 juta dolar, dan ini betapa besar potensi pengembangan dari Labuan Bajo," ujar Sandiaga usai penandatanganan MoU di Parapuar Labuan Bajo, Selasa 23 Januari 2024 sore.
Pembangunan di Parapuar disebutnya akan dimulai Februari nanti. Didahului dengan pembangunan fasilitas outbound oleh Eiger, sementara Dusit Internasional tahun ini memulai dengan lakukan studi kelayakan sebelum membangun konstruksi bangunan di 2025.
Kemenparekraf menargetkan 5 investor bisa berinvestasi di Kawasan Parapuar tahun ini. Sandiaga menyebut investor tak perlu ragu menanamkan modalnya di Parapuar, sebab kawasan tersebut telah mengantongi sertifikat HPL.
Baca juga: BPOLBF Tingkatkan Kegiatan di Labuan Bajo untuk Mendongkrak Kunjungan Wisatawan
Ia berharap dengan dimulainya pembangunan di Parapuar, memberikan dampak optimal bagi perekonomian masyarakat, khususnya menyerap tenaga kerja lokal Labuan Bajo.
"Ada tenaga kerja yang bisa diserap sekitar 10 ribu lapangan kerja di Parapuar. Kita harapkan nantinya Parapuar menjadi destinasi yang sangat strategis, dengan pemandangan yang menakjubkan," kata Sandiaga.
Sementara itu PLT Direktur BPOLBF Fransiskus Teguh mengungkapkan, seluruh pembangunan di Parapuar akan berkonsep ramah lingkungan.
"Mulai dari aspek ekologis, termasuk juga bangunannya harus disesuaikan dengan kontur, dan hal-hal lain seperti suplay air harus diperhatikan, termasuk juga pemberdayaan masyarakat," ujar Frans Teguh.
Secara keseluruhan, Kawasan Parapuar memiliki empat zona pengembangan yakni Zona Budaya, Zona Santai, Zona Petualangan, dan Zona Alam Liar. Zona 1 Kawasan Parapuar merupakan zona budaya yang dapat dimanfaatkan sebagai pusat budaya, pusat penelitian, area UMKM, museum, dan galeri.
Parapuar didesain menjadi ikon baru pariwisata Labuan Bajo sebagai destinasi baru untuk menambah lama tinggal wisatawan dan penyerapan tenaga kerja. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.