Timor Leste

Cheryl Pearce, Veteran Angkatan Darat Timor Leste Dipilih Menjadi Wakil Kepala Baret Biru PBB

Penunjukan ini bukanlah sebuah pencapaian kecil bagi perempuan dalam komunitas militer dan keamanan nasional Australia

Editor: Agustinus Sape
DEFENCE/TARA MORRISON
Cheryl Pearce, veteran Angkatan Darat Australia di Timor Leste, akan menjadi pembawa perdamaian paling senior kedua di PBB. 

POS-KUPANG.COM - Wakil panglima militer Australia saat ini akan menjadi Baret Biru paling senior kedua, setelah Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mengumumkan mayor jenderal Cheryl Pearce telah dipilih sebagai wakil penasihat militer baru lembaga dunia tersebut untuk operasi pemeliharaan perdamaian.

Penunjukan ini bukanlah sebuah pencapaian kecil bagi perempuan dalam komunitas militer dan keamanan nasional Australia karena hal ini mengangkat salah satu penjaga perdamaian profesional paling berpengalaman di Australia menjadi salah satu peran operasional terbaik di PBB yang menarik pasukannya dari negara-negara di seluruh dunia.

Sebagai seorang veteran operasi Australia di Timor Leste dan Afghanistan, Pearce menjabat sebagai Komandan Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Siprus dari tahun 2019 hingga 2021 sebelum kemudian menjabat sebagai wakil komisaris di Pasukan Perbatasan Australia, sebelum kembali menjadi tentara.

Keterwakilan dalam jajaran kepemimpinan Baret Biru merupakan masalah prestise militer bagi angkatan bersenjata di seluruh dunia karena mewakili konsensus internasional mengenai siapa yang dipercaya untuk memulihkan ketertiban sipil dan meminimalkan konflik bersenjata, yang sering kali terjadi ketika negara dan supremasi hukum runtuh.

Meskipun terdapat kapasitas yang diperlukan untuk menjadi prajurit, seringkali peran penjaga perdamaian memerlukan tingkat kepolisian yang tinggi seiring dengan dibangunnya kembali lembaga-lembaga nasional setelah terjadinya konflik.

Terdapat juga diplomasi dan politik internasional yang cukup dalam partisipasi aktif dalam operasi pemeliharaan perdamaian PBB karena negara-negara yang berpartisipasi dapat mengklaim diri mereka sebagai bagian dari solusi masalah-masalah internasional dan bukan sekadar peserta politik atau pengkritik.

“Pengalaman operasional Mayor Jenderal Pearce termasuk ditugaskan sebagai bagian dari Perserikatan Bangsa-Bangsa di Timor Timur pada tahun 2002 di mana ia dianugerahi Penghargaan Panglima Angkatan Pertahanan atas Keberanian, dan pada tahun 2016 sebagai Komandan Kelompok Tugas Afghanistan di mana ia menerima Penghargaan atas Pelayanan Terhormat, kata Kementerian Pertahanan dalam profil kepemimpinan resminya.

“Mayor Jenderal Pearce memimpin Pusat Pelatihan Polisi Pertahanan dan Batalyon Polisi Militer ke-1 selama periode 2003 hingga 2006 dan sebagai pengakuan atas pengabdiannya yang luar biasa selama empat tahun masa jabatan komandonya, ia diangkat menjadi Anggota Ordo Australia.

Mengikuti berbagai posisi staf di Divisi 1 Markas Besar, Markas Besar Angkatan Darat, Sekolah Tinggi Pertahanan Australia, Kemampuan Gabungan dan Operasi Khusus, pada tahun 2017, ia diangkat sebagai Komandan Akademi Angkatan Pertahanan Australia.”

Dalam hierarki PBB, atasan langsung Pearce adalah Jenderal Birame Diop dari Senegal yang merupakan kepala yang tidak mendapat informasi, yang dikenal sebagai Penasihat Militer, di Kantor Urusan Militer, yang merupakan bagian dari Departemen Operasi Perdamaian (DPO - Department of Peace Operations).

Saat ini terdapat operasi Penjaga Perdamaian PBB yang aktif di Sahara Barat, Golan, India dan Pakistan, Siprus, Kosovo, Lebanon, Sudan, Sudan Selatan, Republik Afrika Tengah, dan Republik Demokratik Kongo.

Sekretaris Jenderal Antonio Guterres mengatakan Pearce akan menggantikan Mayor Jenderal Maureen Patricia O’Brien dari Irlandia, dan menambahkan bahwa dia berterima kasih atas dedikasi dan kepemimpinan Pearce.

Pernyataan Menlu RI

Saat memimpin debat terbuka Dewan Keamanan PBB (DK PBB) dengan tema “Menabur Benih Perdamaian: Meningkatkan Keselamatan dan Kinerja Misi Pemeliharaan Perdamaian (MPP) PBB” di Markas PBB di New York, AS (7/5/2019), Menlu RI Retno Marsudi sempat membuat pernyataan khusus mengenai korps Baret Biru PBB.

Menlu Retno menyampaikan bahwa pasukan penjaga perdamaian PBB merupakan contoh nyata mengenai kemitraan global, kepemimpinan kolektif dan tanggung jawab bersama untuk perdamaian.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved