Parodi Situasi
Caleg Lewotobi
Penerbangan terganggu pada awal Januari lalu. Kini meletus lagi dan mengganggu lagi. Pengungsi pun kian hari kian bertambah.
“Bantuan! Mesti siapkan bantuan untuk mereka,” sambung Nona Mia.
“Kenapa Lewotobi laki-laki mesti cemburu sama Lewotobi perempuan?” Jaki bertanya.
“Jangan tanya! Jangan bicara yang aneh-aneh!” jawab Nona Mia.
***
Selanjutnya Benza menjelaskan bahwa Gunung Lewotobi itu ada dua. Sering disebut gunung berapi kembar.
Keduanya ada di Flores Timur. Dikenal dengan nama Gunung Lewotobi Laki-laki dan Gunung Lewotobi Perempuan. Banyak orang menganggap gunung api kembar ini juga pasangan kekasih, bahkan suami istri yang nempel terus. Yang
perempuan setinggi 1703 meter dari permukaan laut, lebih tinggi dari laki-laki yang hanya 1.584 meter.
“Untung si laki-laki yang meletus. Kalau perempuan pasti daya lempar debu
vulkaniknya lebih tinggi dan lebih jauh,” kata Rara. “Apa kata pemerintah sebagai pihak berwenang tentang pengungsi yang banyak menderita sakit sekarang ini?”
“Tidak usah bicara pihak yang berwenang. Kita semua ini adalah pihak yang
berwenang. Kita ikut bertenggang rasa dengan para pengungsi di sana. Terutama kita tolong anak-anak dan para ibu yang menderita. Kekurangan makanan, obat-obatan, pakaian, dan kebutuhan lainnya di tempat pengungsian,” Benza berkata tegas.
***
“Kebetulan kamu caleg propinsi dan aku caleg pusat kan,” Jaki menatap wajah Rara dengan gembira. “Sekarang saatnya unjuk gigi dan unjuk perhatian. Lumayan bukan?
Kalau ada 5000 pengungsi, kita bisa dapat 5000 suara. Ayoh, ayoh…”
Baca juga: Jarak Luncur Aliran Lava Gunung Lewotobi Laki-laki Mencapai 3 Km
“Ayo Jaki, mari kita meluncur,” ajak Rara. “Jangan lupa bawa kartu caleg, kartu pengenalmu untuk dibagi-bagi ke warga pengungsi yang lagi susah.”
Keduanya segera pergi. Nona Mia dan Benza terdiam memperhatikan tingkah kedua
sahabatnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.