Berita Malaka
Krisis Air Bersih Mendera, Warga Desa Taaba Minta Bantuan Mobil Tangki Air
Warga setempat berinisiasi mendorong pemerintah Desa Taaba untuk mengajukan permohonan bantuan mobil tangki air ukuran 5.000 liter ke pemerintah pusat
Penulis: Novianus L.Berek | Editor: Edi Hayong
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Nofry Laka
POS-KUPANG.COM, BETUN- Krisis air bersih yang terus terjadi setiap tahun di Desa Taaba, Kecamatan Weliman, Kabupaten Malaka, Provinsi NTT mendorong warga untuk mencari alternatif.
Warga setempat berinisiasi mendorong pemerintah Desa Taaba untuk mengajukan permohonan bantuan mobil tangki air ukuran 5.000 liter ke pemerintah pusat.
Pasalnya, sejak kemerdekaan Indonesia yang ke-78 wilayah desa tersebut masih mengalami krisis air bersih.
"Kami di Desa Taaba sejak kemerdekaan Indonesia ke-78 belum dikatakan merdeka karena masih mengalami krisis air bersih," kata Wilhelmina Luruk kepada POS-KUPANG.COM, Sabtu 13 Januari 2024.
Menurut dia, daerahnya setiap tahun mengalami krisis air bersih karena tidak ada sumber mata air untuk digali.
"Satu-satunya solusi adalah pesan mobil tangki air. Walaupun dibayar dengan harga mahal yakni per tangki air Rp 100 ribu," jelasnya.
Dikatakan, air yang diambil dari mobil tangki inipun tidak bertahan lama karena digunakan untuk kebutuhan manusia dan minum ternak.
"Setiap bulan bisa beli 1 sampai 4 mobil tangki air karena kebutuhan selain untuk manusia juga untuk beri minum ternak sapi/babi," sebutnya.
Gaspar Fahik, warga lainnya mengatakan, memang kebutuhan paling prioritas kami saat ini adalah air bersih.
"Kami benar-benar butuh air bersih untuk bisa bertahan hidup," singkatnya.
Baca juga: Kepala Desa Taaba Malaka Atasi Krisis Air Bersih dengan Pola Bagi Air Gratis
Baca juga: Begini Aksi Kepala Desa Taaba di Malaka Bantu Tukang Kerja Jalan Desa
Sehingga, tidak ada istilah bagi masyarakat untuk tidak membeli air bersih karena memang solusi satu-satunya harus pesan mobil tangki air.
"Sekalipun tidak ada uang utangpun jadi intinya pakai beli air bersih, atau alternatif lainnya masyarakat pergi mengambil air di sumber mata di desa Haitimuk yang jarak tempuhnya 5 kilometer, " ungkapnya.
Andreas Bere, Fidelis Teti, Rosalinda Bano, dan Brigitta Bano berpendapat yang sama terkait krisis air bersih di wilayah desa tersebut.
Kepala Desa Taaba, Ida Hoar Nahak mengakuinya, bahwa krisis air bersih di Desa Taaba terjadi setiap tahun di puncak musim kemarau yang biasanya bulan September sampai November.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.