Berita Kabupaten Kupang
Warga Oesao Rasakan Dampak El Nino, Lahan Pertanian Belum Diolah Imbas Tak Ada Air
Kades Oesao Adri Polin yang membenarkan warganya merasakan dampak nyata adanya El Nino yang membuat kemarai semakin panjang
Penulis: Yohanes Alryanto Tapehen | Editor: Edi Hayong
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Tapehen
POS-KUPANG.COM, OELAMASI- Ribuan hektar sawah di Desa Oesao Kecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang belum diolah akibat ketiadaan suplai air yang bisa mengairi sawah mereka.
Hal ini juga disampaikan secara langsung oleh Kades Oesao Adri Polin yang membenarkan warganya merasakan dampak nyata adanya El Nino yang membuat kemarai semakin panjang.
"Di Desa Oesao ini pekerjaan pokok masyarakat itu petani, baik petani padi, jagung, maupun hortikultura yang lain namun dampak El Nino ini membuat sumber air mengering dan tak biasa mengairi lahan pertanian mereka," ujarnya, Sabtu 6 Januari 2023 via sambungan telepon.
Dia membandingkan dengan tahun-tahun sebelunnya di bulan Desember petani sudah menanam sawah mereka, namun saat ini bahkan di bukan Januari 2024 saja petani belum bergerak mengolah lahan mereka.
Dirinya berharap pemerintah Kabupaten mauoun pemerintah dengan tingkat diatasnya bisa memperhatikan mereka bila perlu bantuan pemerintah seperti bantuan pangan non tunai bisa disalurkan hingga beberapa bulan kedepan agar mengurangi dampak El Nino yang dirasakan masyarakat.
Soal bendung Oesao yang jebol kata dia merupakan salah satu fasilitas yang menjadi pemasok air bagi kebutuhan pertanian di Desa Oesao dan Kecamatan Kupang Timur pada umumnya.
Baca juga: Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kupang Yohanis Mase Kecewa, Merasa Dibentak Nakes RSUD Naibonat
Namun karena debit air yang menurun bendung yang jebol awal tahun 2023 lalu dibuat darurat oleh BWS II NT dan mngalirkan langsung air menuju ke lahan pertanian.
Dirinya juga meminta agar masyarakat memanfaatkan sumber daya yang ada saat ini seperti sumur bor yang ada agar bisa menanam tanaman holtikultura agar bisa dijual dan membeli beras.
Sebelumnya Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Kupang Amin Juariah, Rabu 3 Januari 2024 mengungkapkan hal ini akibat curah hujan hang sangat minim dan sumber air belum muncul ke permukaan.
Bukan cuma realisasi tanam jagung yang minim, tanaman padi yang notabene sangat membutuhkan air agar bisa tumbuh juga tahun ini sangat minim.
Data terbaru dari dinas pertanian pada periode tanam Okmar realisasi tanam Padi per akhir Desember 2023 baru 384 hektar sangat berbanding terbalik dengan periode Okmar pada Desember 2022 dimana sudah mencapai 1.421 Hektar.
Sebagai pimpinan OPD yang menangani hal ini dirinya menyarankan petani lebih bersabar menunggu hujan dengan mempersiapkan lahan mereka.
Baca juga: Alokasi Pupuk Tahun 2024 di Kabupaten Kupang Menurun Drastis
Selain itu dia meminta petani lebih pintar membaca tanda-tanda alam dan disaat musim hujan seperti ini sebaiknya ditanami saja dengan kacang-kacangan atau palawija yang membutuhkan sedikit air namun hasilnya lebih baik tentu dengan perawatan tanaman yang baik pula.
Selain itu dinas Pertanian dan Ketahanan pangan juga akan melakukan gerakan pengembangan pangan lokal dimana lebih banyak menanam jagung, ubi, pisang, dan itu harus ditanam sebagai cadangan pangan.(ary)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.