Breaking News

Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Rabu 27 Desember 2023, Bersukacitalah Karena Tuhan, Hai Orang-orang Benar

Sebagai seorang nelayan Yohanes dan Yakobus terkenal sebagai orang yang kasar dan berwatak keras, maka disebut anak guntur

Editor: Edi Hayong
dok-pribadi
RENUNGAN- Renungan Harian Katolik berikut ini ditulis RP. John Lewar SVD dengan judul : Bersukacitalah Karena Tuhan, Hai Orang-orang Benar. 

POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ini ditulis RP. John Lewar SVD dengan judul : Bersukacitalah Karena Tuhan, Hai Orang-orang Benar.

Thn C/I – Pesta St. Yohanes Rasul dan Pengarang Injil RP. John Lewar SVD menulis renungannya merujuk pada bacaan : 1 Yohanes 1 : 1 -4, Mazmur 87: 1-2.5-6.11-12.
Yohanes 20: 2 – 8

Berikut ini renungan lengkap yang ditulis oleh RP. John Lewar SVD

Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.

Hari ini kita merayakan Pesta St. Yohanes, Rasul dan Pengarang Injil. Yohanes adalah salah satu dari keduabelas Rasul Yesus bersama saudaranya, Yakobus. Yohanes dan Yakobus adalah anak dari seorang nelayan bernama Zebedeus dan ibunya Salome.

Keluarga itu rupanya berkecukupan, karena sebagai nelayan, Zebedus dibantu oleh beberapa orang upahan. Sedangkan Salome adalah sosok seorang wanita pelayan, yang menolong Yesus dengan harta bendanya.

Sebagai seorang nelayan, Yohanes dan Yakobus terkenal sebagai orang yang kasar dan berwatak keras, maka disebut “anak guntur” karena suaranya yang keras kalau berbicara.

Meskipun terbilang orang-orang yang kasar, namun Yohanes masuk dalam bilangan murid yang paling dekat dengan Yesus. Pada perjamuan malam terakhir ia mendapat tempat pertama di sebelah kanan Yesus.

Selain Petrus dan Yakobus, Yohanes menjadi satu-satunya rasul yang setia mengikuti Yesus dalam Jalan Salib-Nya menuju Golgota. Dari atas salib, Yesus mempercayakan BundaNya Maria kepada Yohanes. Sejak pentekosta ia bekerjasama dengan Petrus, baik di Yerusalem maupun di Samaria untuk mencurahkan Roh Kudus kepada orang-orang yang baru dipermandikan.

Yohanes adalah murid Yesus yang paling setia. Ketika para murid lainnya lari meninggalkan Yesus pada saat Dia ditangkap, disiksa dan disalibkan, bersama-sama dengan Bunda Maria, Yohanes tetap mendampingi Yesus sampai di bawah kaki salib-Nya.

Dan di kaki salib itulah Yohannes diserahi tugas untuk menjaga dan merawat Bunda Maria (Yoh 19,27). Menurut tradisi gereja awal, Yohanes adalah penulis Kitab Wahyu dan surat-surat pertama sampai ketiga Yohanes. Kira-kira pada tahun 60 ia pergi ke Asia Kecil dan menjadi Uskup di kota Efesus.

Menurut Kitab Wahyu (1,9) Yohanes dibuang ke pulau Patmos karena agama dan ajarannya. Sekembalinya ke Efesus, ia mengarang Injilnya. Dari tulisantulisannya dapat disimpulkan bahwa Yohanes adalah seorang teolog yang pemikirannya berisikan refleksi dan ajaran teologis yang sangat mendalam tentang Yesus dan karya perutusan-Nya.

Dikisahkan, pada tahun-tahun terakhir hidupnya, kotbah Yohanes hanyalah berupa wejangan-wejangan singkat yang selalu diulangulang: “Anak-anakku, cobalah kamu saling mencintai.”

Saking seringnya dia berbicara mengenai tema cinta kasih, suatu hari dia ditanya oleh para pengikutnya, mengapa ajarannya selalu yang sama saja. St. Yohanes
menjawab: “Sebab itulah perintah Tuhan yang utama dan jikalau kamu melakukannya, sudah cukuplah yang kamu perbuat.”

Nampaknya Yohanes bersama Petrus memimpin umat kristen pertama di Yerusalem. Dari Yerusalem, ia pergi ke Asia Kecil dan menjadi Uskup di Efesus.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 26 Desember 2023, Tiga Cara Hidup Baik dengan Tidak Ikuti Hedonisme

Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 26 Desember 2023, Kamu Dibenci Karena NamaKu

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved