Breaking News

Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Selasa 26 Desember 2023, Kamu Dibenci Karena NamaKu

Kisah perjuangan Stefanus inilah menjadi moment banyak martir yang mati demi mempertahankan ajaran Yesus dan iman akan Yesus Kristus

Editor: Edi Hayong
FOTO PRIBADI
RENUNGAN - Renungan Harian Katolik berikut ini ditulis Bruder Pio Hayon SVD mengangkat judul : Kamu Dibenci Karena NamaKu. 

POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ini ditulis Bruder Pio Hayon SVD mengangkat judul : Kamu Dibenci Karena NamaKu.

Renungan Harian Bruder Pio Hayon SVD bertepatan dengan Pesta Sto. Stefanus, Martir Pertama merujuk pada Bacaan I: Kis. 10: 8-10; 7: 54-59 dan Injil : Mat. 10: 17-22.

Berikut ini teks lengkap renungan Bruder Pio Hayon SVD 

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai sejahtera untuk kita semua. Merasa dibenci atau membenci adalah satu perasaan negatif yang timbul karena orang terlalu fokus dengan dirinya sendiri seperti iri, dengki atau marah, tersinggung dan lain-lainnya.

Semua hal negatif ini terlahir karena ada masalah dalam diri kita sendiri tapi juga karena masalah idiologi yang orang dapat membenci atau dibenci. Maka setiap kita harus juga siap untuk dibenci tapi tidak untuk saling membenci.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Hari ini, hari pertama sesudah natal, gereja secara khusus memperingati pesta Santo Stefanus sebagai martir pertama. Sukacita dan kegembiraan hari kemarin karena Kelahiran Yesus Kristus, seolah sirna seketika dengan tragedi iman Pembunuhan Diakon Stefanus yang dirayakan Gereja hari ini.

Satu-satunya sumber informasi terpercaya tentang Stefanus adalah Kisah Para Rasul bab 6 dan 7.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 25 Desember 2023, Natal, Perayaan Bertabur Cinta

Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 25 Desember 2023,  Firman Menjadi Manusia

Di dalamnya Stefanus ditampilkan sebagai orang beriman yang kokoh dan penuh Roh Kudus dan salah satu orang yang diangkat oleh Keduabelasan untuk memangku jabatan diakon atau pelayan meja, barangkali sebagai pengurus rumah tangga jemaat.

Ia, seorang Kristen Yahudi yang tinggal di Yerusalem dan bisa berbahasa Yunani. Ia pandai berpolemik dan sangat radikal dalam pandangannya mengenai tradisi-tradisi dan lembaga-lembaga Yahudi.

Ketika berada di hadapan Sanhendrin, ia dengan tegas membantah semua tuduhan kaum Farisi dan membela karya misionernya di antara orang-orang Yahudi.

Pembelaannya diperkuat dengan mengutip kata-kata Kitab Suci yang melukiskan kebaikan hati Yahweh kepada Israel dan ketidaksetiaan Israel sebagai "bangsa terpilih" kepada Yahweh.

Oleh karena itu, ia diseret ke luar tembok kota Yerusalem dan dirajam sampai mati oleh pemimpin-pemimpin Yahudi yang tidak mampu melawan hikmatnya yang diilhami Roh Kudus.

Stefanus lalu menjadi martir pertama yang membela Nama Tuhan Yesus Kristus dengan berani. Dalam kisah para rasul itu dikisahkan betapa Stefanus yang tengah mengajarkan kabar sukacita tentang Yesus Kristus itu dirajam sampai mati.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved