Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Rabu 20 Desember 2023, Aku Ini Hamba Tuhan

Dalam Yesaya, sebagai satu-satunya Nabi besar dalam Gereja yang meramalkan tentang kelahiran Sang Emanuel.

Editor: Edi Hayong
FOTO PRIBADI
RENUNGAN -Renungan Harian Katolik berikut ini ditulis Bruder Pio Hayon SVD mengangkat judul : Aku Ini Hamba Tuhan. 

POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ini ditulis Bruder Pio Hayon SVD mengangkat judul : Aku Ini Hamba Tuhan.

Renungan Harian Bruder Pio Hayon SVD pada hari biasa khusus Pekan Adven III ini merujuk pada Bacaan I:Yes. 7: 10-14 dan Injil : Luk. 1: 26-38

Berikut ini teks lengkap renungan Bruder Pio Hayon SVD.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai sejahtera untuk kita semua. Hamba itu budak, pengabdi kepada tuan yang telah menjadikannya hamba. Dan hanya tuanlah yang dia mengabdi seumur hidupnya sebelum diperjualbelikan lagi ke orang lain.

Hamba menjadi orang yang telah diambil kebebasannya sebagai manusia. Maka tak ada cara lain selain tetap mengabdi kepada tuannya dengan setia.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Hari ini kita kembali lagi dengan inspirasi dari Yesaya dan Lukas yang menyuguhkan kisah tentang Maria sebagai orang terpilih untuk mengandung dan melahirkan sang Emanuel.

Dalam Yesaya, sebagai satu-satunya Nabi besar dalam Gereja yang meramalkan tentang kelahiran Sang Emanuel.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 19 Desember 2023, Tiga Cara Perbaiki Mental Block Hingga Lebih Sukses

Yesaya dalam pergulatannya dengan raja Ahas yang akhirnya dimenangkan oleh nabi Yesaya, ia lalu meralkan satu tanda besar yang akan dilakukan Allah dalam seluruh rencana penyelamatanNya yakni: “Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan ia akan menamai Dia, Emanuel.”

Jauh-jauh hari pada masa raja Ahas itu, Yesaya oleh berkat kasih karunia Allah yang besar kepadanya, ia mampu meramalkan tentang Maria yang akan mengandung  dan melahirkan sang Emanuel.

Dan dalam injil Lukas kita mendengar secara lugas, pelaksanaan rencana keselamatan Allah yang telah diramalkan oleh Yesaya itu. Lukas menceritakan secara detail kisah Maria menerima kabar dari malaikat Gabriel: “Salam hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engakau”.

Maria pasti terkejut dengan sapaan ini: “Salam hai engkau yang dikaruniai” kalimat semacam ini hanya akan diterima oleh orang-orang yang benar-benar telah mendapat kasih yang besar dari Allah.

Kalimat ini sudah dilontarkan lebih dahulu kepada Maria sebelum dia menyetujui itu berarti Allah telah lebih dahulu jauh sebelumnya sudah mempersiapkan itu, dan itu benar adanya lewat mulut nabi Yesaya bahkan sebelum Maria ada pun telah tersedia “kasih karunia” Allah kepada orang-orang pilianNya.

Kasih karunia Allah itu hanya diberikan kepada orang-orang yang telah benar-benar dikasihi oleh Allah dan Maria bahkan sebelum bangsa Israel itu dalam pergulatan mereka sebagai sebuah bangsa pun, Maria telah dipersiapkan, maka dia layak disapa ‘hai engkau yang dikaruniai’.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 19 Desember 2023, Inilah Suatu Perbuatan Tuhan Bagiku

Sebagai manusia normal, pasti Maria terkejut dan mulai berdiskusi dengan malaikat Gabriel tentang rencana Allah ini. Maria lalu menerima rahmat dan kasih karunia Allah yang telah ada sejak awal itu kepadanya.

Dan jawab Mari dalam fiatnya: “Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Jawaban Maria atas permintaan Tuhan lewat mulut Malaikat Gabriel ini menjadi tanda paling sempurna akan rencana keselamatan Allah bagi manusia.

Dan Maria menyebut dirinya sebagai hamba dari Tuhan sendiri. Ketika menyebut dirinya ‘hamba’, Maria sudah tahu konsekwensinya bahwa sebagai seorang hamba, dia hanya tahu mengabdi dirinya secara penuh kepada tuannya yakni Tuhan sendiri dan hak hidupnya ada dalam kuasa Tuhan sendiri.

Sebagai hamba, seluruh hidupnya digantungkan dalam kuasa Tuhan sendiri. Penyerahan diri secara total kepada tuannya adalah satu-satunya cara seorang hamba mengabdi kepada tuannya. Itulah juga yang dilakukan Maria sepanjang hidupnya.

Dia telah menyerahkan seluruh dirinya kepada Allah tanpa sisa sedikitpun. Itu terlihat dari sejak dia mengandung anaknya sampai melihat anaknya terpaku pada kayu salib. Penyerahan diri secara total pada penyelenggaraan rencana Allah sendiri tanpa membantah.

Bagaimana dengan kita? Pada dasarnya, semua kita telah mendapat rencana kasih karunia dari Allah sejak sebelum kita dilahirkan. Dan apa yang terjadi dengan kita saat ini adalah juga sudah ditetapkan oleh Allah sejak semula.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 19 Desember 2023, Menumbuhkan Sikap Iman Kita yang Sejati

Namun kebanyakan dari kita sama sekali tidak menghiraukan kebenaran ini. Kita hanya tahu bahwa Allah mencitapkan kita lewat kedua orangtua kita masing-masing, tetapi selebihnya itu adalah usaha dan kerja kita semata dan lupa bahwa Allah telah merencanakan segala sesuatunya untuk kita.

Maka untuk itu, pada masa advent yang tersisa ini, marilah kita belajar dari  Maria yang menyebut dirinya sebagai hamba agar kita pun mampu menyerahkan diri kita sepenuhnya kepada Allah.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama: apa yang kita punyai sekarang saat ini adalah salah satu bentuk nyata rencana Allah bagi kita sejak semula. Kedua, menjadi hamba Tuhan berarti siap menyerahkan diri secara total kepada Tuhan.

Ketiga, penyerahan diri kepada Allah bearti siap dengan semua konsekwensi yang akan ada dan kita akan selalu siap karena Tuhan selalu ada.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved